Latest Post




Padang, SNews, Ketua Relawan Prabowo-Sandi Sumbar Ustadz Sigit Sugiharto mengadakan pertemuan dengan saksi TPS atas kemenangan Capres dan Cawares nomor urut 02 di Citra Swalayan jalan Gajah Mada Gunung Panggilun Padang. (19/4 /2019). 

Dipertemuan tersebut, Ketua Relawan Prabowo-Sandi mengatakan bahwa paslon 02 di Sumbar dengan data dari saksi-saksi diterima di lapangan dapat dikatakan menang mutlak, “Hari ini secara umum sudah menang 83,66% dengan hitungan real count yang diterima dilapangan dan bukan dari quick count yang kami tidak kenal,” terangnya. 



Ditempat yang sama, Pun Ardi S.Ag Sekretaris Badan Pemenangan Kota (BPK) mengucapkan kepada seluruh relawan dan partai kualisi serta simpatisan Prabowo-Sandi berterima kasih karena sudah memberikan kepercayaan atau menyalurkan aspirasinya terhadap yang di cintainya, “Untuk deklarasi atas kemenangan paslon 02 kita melibatkan seluruh elemen masyarakat Ranah Minang yang amat banyak mencintai Capres dan Cawapres bapak Prabowo-Sandi,“ tutupnya. (adc)

Istimewa

JAKARTA - Dalam rangka meredam dan mencegah konflik horisontal di masyarakat pascapelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2019, Jumat baru-baru ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Tausiah Kebangsaan, berisi tujuh seruan yang ditujukan kepada seluruh komponen bangsa.

Tausiah Kebangsaan ini merupakan hasil rapat khusus Dewan Pertimbangan bersama Dewan Pimpinan MUI terkait perkembangan dinamika politik nasional setelah pelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2019.

Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof Din Syamsuddin mengatakan Tausiah Kebangsaan dikeluarkan setelah mendengarkan informasi langsung dari pimpinan ormas sekaligus melihat fakta di lapangan terkait situasi pasca-pemilu 2019.

"Dari pemikiran-pemikiran yang masuk dirumuskan menjadi tausiah kebangsaan," kata Din, seperti dilansir Antara.

Tujuh imbauan dalam tausiah kebangsaan ini dibacakan oleh Ketua MUI, Yusnar Yusuf. Pertama, mengajak seluruh keluarga besar bangsa, khususnya umat Islam, untuk bersyukur kehadirat Allah SWT bahwa suatu tahapan penting Pemilu, yakni pencoblosan surat suara Pemilu 2019 berlangsung dengan lancar dan terkendali, walaupun di sana-sini masih terdapat kekurangan dan kelemahan.

Kedua, mengajak seluruh keluarga besar bangsa untuk mengikuti dan mengawal tahapan-tahapan lanjutan pemilu hingga penetapan presiden dan wakil presiden terpilih oleh KPU secara definitif berdasarkan konstitusi dengan sikap tahap berkonstitusi.

"MUI meminta kepada semua pihak untuk tidak mengganggu proses konstitusi tersebut melalui cara-cara langsung ataupun tidak langsung," kata Yusnar.

Yusnas menyebut tiga cara yang dapat menggangu proses konstitusi seperti melalui pemberitaan hasil hitung cepat (quick count) karena bersifat menggambarkan sesuatu yang belum pasti tapi dapat dan telah menimbulkan eforia berlebih dari rakyat pendukung, yang pada gilirannya dapat mengundang reaksi dari pihak lainnya

Cara berikutnya, melalui klaim kemenangan oleh kedua pasangan capres dan cawapres, yang dapat dan telah menimbulkan eforia dari pendukung masing-masing, hal mana berpotensi menimbulkan konflik di kalangan rakyat.

Berikutnya, melalui pemberitaan media massa, baik cetak, elektronik, maupun media sosial secara tidak berimbang yang menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat.

Tausiah ketiga, MUI menyerukan kepada semua pihak baik tim sukses, relawan, dan pendukung masing-masing pasangan capres dan cawapres untuk dapat menahan diri tidak bertindak anarkis, dan main hakim sendiri, namun menyerahkan penyelesaian setiap sengketa melalui jalur hukum berdasarkan prinsip taat konstitusi.

Keempat, mendesak kepada penyelenggara pemilu sesuai amanat konstitusi yaitu pemilu diselenggarakan berdasarkan asas Luber dan Jurdil, untuk melaksanakan tahapan-tahapan berikutnya dengan senantiasa berpegang teguh kepada ada-ada tersebut khususnya jujur dan adil.

"Maka KPU, Bawaslu, DKPP dan pihak keamanan beserta jajarannya masing-masing untuk berlaku profesional, objektif, transparan dan imparsial, non partisan," kata Yusnar.

Kelima yakni, secara khusus mendesak lembaga penegakan hukum dan keamanan (Manakah Konstitusi, TNI dan Polri) untuk mengemban amanat dan tanggungjawab dengan tidak mengedepankan kepentingan kecuali kepada bangsa dan negara.

Keenam, menyerukan kepada umat Islam khususnya agar dapat menyatukan hati, pikiran dan langkah untuk menegakkan persaudaraan keislaman (ukhuwah islamiyah) dan persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathoniyah) dalam koordinasi MUI.

Ketujuh, mengajak seluruh umat beragama, khususnya umat Islam, untuk senantiasa memanjatkan doa kepada Allah SWT agar bangsa Indonesia aman dan sentosa, rukun, damai serta terhindar dari malapetaka perpecahan.

Tausiah kebangsaan itu ditandatangani oleh ketua dan sekjen masing-masing Dewan Pertimbangan dan Dewan Pimpinan MUI.




(ant)

Valentino Rossi di MotoGP 2019. (Foto: Istimewa)
LESMO -– Legenda MotoGP, Kenny Roberts mengaku sangat terkesan menyaksikan penampilan pembalap asal Italia Valentino Rossi di MotoGP 2019.

Sebab, menurut Roberts, di usianya yang sudah tak muda lagi, Rossi masih mampu menunjukkan penampilan yang begitu gemilang sehingga bisa terus bertengger di podium.

Usia Rossi kini memang sudah genap berkepala empat. Tetapi, di usia yang sudah terbilang senja itu, Rossi masih bisa bersaing dengan begitu kompetitif dengan pembalap muda lain di MotoGP. Berkat ketangguhannya, pembalap berjuluk The Doctor itu pun kini sudah dua kali naik podium dan tengah bertengger di posisi kedua pada klasemen sementara MotoGP 2019.

Sebagaimana dikutip dari Speedweek
Jumat (19/4/2019), Roberts mengatakan bahwa kondisi inilah yang membuat dirinya merasa takjub. Sebab, ia merasa di usia 40 tahun, Rossi seharusnya sudah mengakhiri kariernya di MotoGP dan menikmati masa senjanya di rumah. Tetapi nyatanya, ia masih terus menjalani karier di dunia balap motor. Takjubnya lagi, performanya tak mengalami sedikit pun penurunan sampai saat ini.




(sw/sn)

Personil TNI dan Polri meneriakkan yel-yel saat mengikuti Apel Gelar Pasukan Pengamanan Pemilu. (Foto: Istimewa)
JAKARTA -- Kinerja TNI dan Polri dalam mengawal jalannya Pemilu serentak 2019 di seluruh wilayah Indonesia sehingga aman dan lancar mendapat apresiasi dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

Komisioner Kompolnas Poengky Indarti menyebut kerja sama TNI-Polri tersebut tidak boleh berhenti hanya sampai pemungutan suara 17 April 2019. Sinergi tetap harus berjalan hingga terlaksananya pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih periode 2019-2024. Poengky optimistis institusi Polri dan TNI dapat menjaga ketertiban dan keamanan agar seluruh masyarakat bersatu.

"Usainya pencoblosan serentak bukan berarti juga selesainya tugas pengamanan. Masih ada tahapan lain yang harus tetap dikawal hingga pelantikan nanti, karena itu TNI dan Polri tetap harus bekerja sama," tutur Poengky, Kamis (18/4/2019).



(K24)

Juru Bicara KPK Febri Diansyah. (Foto: Istimewa)
JAKARTA - Terkait proyek-proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kementerian PUPR, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Kamis baru-baru ini, KPK memeriksa auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Janu Hasnowo sebagai saksi untuk tersangka Kepala Satuan Kerja SPAM Strategis/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) SPAM Lampung Anggiat Partunggal Nahot Simaremare (ARE).

"Jadi, kami dalami tadi bagaimana proses dan hasil pemeriksaan BPK yang pernah dilakukan untuk proyek-proyek penyediaan air minum ini," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di gedung KPK, Jakarta, Kamis, seperti dilansir Antara.

Menurut dia, KPK menemukan dugaan aliran dana atau suap secara massal di Kementerian PUPR terkait proyek SPAM tersebut.

"Ada puluhan orang yang diduga mendapatkan aliran dana, tentu kami perlu tahu juga bagaimana sebenarnya hasil pemeriksaan BPK terkait dengan proyek-proyek tersebut di Kementerian PUPR," ungkap Febri.

Selain itu, KPK juga memeriksa tiga saksi lainnya dari pihak swasta untuk tersangka Anggiat Partunggal, yaitu Direktur Utama PT Raja Muda Ririn Nurfaizah, Direktur PT Bilga Jaya Abadi Bilhan Gamaliel, dan Project Manager PT Exa Data International Widio Prakoso.

Febri menyatakan bahwa KPK mulai mendalami dugaan pihak lain yang memberikan uang selain dari PT Wijaya Kusuma Emindo (WKE) dalam kasus suap tersebut.

"Pengembangan perkara tersebut dilakukan dalam rangkaian penyidikan untuk mengidentifikasi siapa saja pihak-pihak lain selain PT WKE yang diduga memberikan uang kepada pejabat di Kementerian PUPR terkait dengan proyek air minum ataupun proyek yang lain," tuturnya.




(ant)

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.