Ubedilah dan Hasto Mirip, PDIP: Mengkritik Jokowi Lalu Dibungkam
Ubedilah Badrun di gedung KPK, Jakarta
JAKARTA — Pencopotan Ubedilah Badrun dari
jabatan Ketua Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mirip dengan
kejadian yang dialami Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Juru Bicara PDIP, Mohamad Guntur Romli mengatakan, Ubedilah
dan Hasto sama-sama dibungkam aparat karena sikap kritisnya terhadap
pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Sebelum Ubedilah, ada Sekjen hasto yang ditersangkakan
KPK. Ini merupakan dampak langsung dari sikap vokal dan kritis mereka terhadap
Jokowi dan keluarganya,” kata Guntur dikutip redaksi, Sabtu, 1 Februari 2025.
Guntur lantas mengungkit pengakuan Ubedilah yang sudah
bolak-balik melaporkan dugaan korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) Jokowi dan
keluarganya ke KPK. Namun hingga kini, laporan tersebut tidak pernah ada tindak
lanjut dari KPK.
“Terakhir pada 7 Januari 2025, Ubedilah bersama Nurani '98
kembali melaporkan Jokowi dan keluarganya setelah masuk dalam rilis Organized
Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang mencantumkan nama Jokowi
sebagai finalis pemimpin paling korup dan terlibat kejahatan terorganisir pada
tahun 2024,” ungkapnya.
Atas dasar itu, Guntur meyakini pencopotan Ubedilah dari
jabatan di UNJ yang harusnya diemban sampai tahun 2027 adalah bukti nyata
pembungkaman terhadap kritikus.
“Meskipun Jokowi sudah tidak menjabat presiden, tapi ia masih
berlagak menjadi presiden dengan terus menggalang orang-orang ke rumahnya di
Solo membentuk opini bahwa dia masih sangat berpengaruh di negeri ini,”
pungkasnya.
Ubedilah dicopot dari jabatan Koordinator Program Studi
(Kepala Departemen) Pendidikan Sosiologi UNJ oleh Rektor UNJ. Pencopotan
dilakukan sebelum waktunya karena jabatan itu seharusnya diemban hingga 2027.
"Masa jabatan saya menurut SK Rektor
No.1995/UN39/HK.02/2023 adalah untuk periode 2023-2027. Tetapi diberhentikan
pada 25 Januari 2025. Saya tidak tahu apa alasanya," kata Ubedilah kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis, 30 Januari 2025. (rmol)