Latest Post

Mengenal Sosok Felicia Tissue Mantan Kekasih Kaesang kini Berjaket PDIP Ketemu Hasto (©Instagram feliciatissue) 

 

JAKARTA – Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi enggan menanggapi soal pertemuan mantan kekasih anaknya Kaesang Pangarep dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto beberapa waktu lalu.

 

Jokowi yang ditemui di sebuah rumah makan di Banyuanyar Solo, Kamis (5/12) meminta awak media menanyakan hal itu kepada yang bersangkutan.

 

"Ya, ditanyakan ke sana," ujar Jokowi singkat.

 

Felicia Tissue kembali menjadi sorotan publik setelah mengunggah foto kebersamaannya dengan Hasto Kristiyanto, belum lama ini. Dalam pertemuan itu, keduanya terlihat mendiskusikan isu yang tengah hangat diperbincangkan, yaitu gratifikasi.

 

Foto yang diunggah segera menarik perhatian netizen, yang mulai berspekulasi mengenai alasan di balik pertemuan mereka.

 

Felicia juga membagikan cuplikan video pertemuannya dengan Hasto melalui akun Instagram-nya.

 

Felicia Bertanya soal Gratifikasi

Dalam video tersebut, Felicia tampak mengajukan pertanyaan mengenai gratifikasi, sementara Hasto memberikan penjelasan yang cukup mendalam mengenai isu tersebut.


Yang lebih menarik adalah pernyataan Hasto yang menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo pernah terlibat dalam kasus gratifikasi di awal masa pemerintahannya.

 

Komentar tersebut langsung memicu reaksi dari warganet.Felicia Tissue bertanya tentang pengertian gratifikasi dan jenis-jenis yang termasuk dalam kategori tersebut. Hasto, yang merupakan sosok dekat Megawati Soekarnoputri, memberikan penjelasan terkait isu ini, bahkan menyebutkan contoh dari pengalaman Presiden Jokowi.

 

"Sama dengan Pak Jokowi dulu saat masih pencitraan, menerima gitar dari Metallica itu kan dilaporkan ke KPK, habis itu nggak ada lagi," jelas Hasto, dikutip dari Instagram reels @feliciatissue.

 

Meskipun Felicia tidak secara eksplisit mengaitkan pertanyaannya dengan PDIP, banyak warganet yang berspekulasi tentang maksud dan konteks pertemuan tersebut.

 

Beberapa pihak beranggapan bahwa pertemuan ini berkaitan dengan latar belakang pendidikan Felicia yang cukup baik, karena ia merupakan lulusan Singapore University of Social Sciences, yang juga merupakan almamater Kaesang Pangarep, mantan pacarnya. 


Hal ini menimbulkan dugaan di kalangan netizen mengenai kemungkinan adanya hubungan atau kepentingan politik yang lebih dalam antara Felicia dan PDIP.

 

Dengan latar belakang pendidikan yang mumpuni, Felicia dianggap memiliki kapasitas untuk terlibat dalam diskusi-diskusi penting yang berkaitan dengan isu-isu politik saat ini. (merdeka)


Kolase Gus Miftah dan Raffi Ahmad/RMOL 

 

JAKARTA – Tak hanya Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah, Utusan Khusus Presiden lainnya yakni Raffi Ahmad juga belum menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

 

Hal itu disampaikan Tim Juru Bicara KPK Budi Prasetyo saat ditanya perihal tak tercantumnya LHKPN milik Raffi Ahmad di situs e-LHKPN KPK.

 

"Belum lapor," kata Budi kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Kamis, 5 Desember 2024.

 

Namun demikian, lanjut dia, staf Raffi sudah intens berkomunikasi dengan tim LHKPN KPK untuk menyiapkan pengisian dan pelaporan LHKPN.

 

Raffi Ahmad yang berlatar belakang artis saat ini menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni.

 

Dari 52 orang yang menduduki jabatan di Kabinet Merah Putih, 36 di antaranya sudah melaporkan LHKPN dan 16 lainnya belum hingga Selasa, 3 Desember 2024.

 

Selanjutnya, dari 57 wakil menteri atau wakil kepala lembaga setingkat menteri, 30 sudah lapor LHKPN, sedangkan 27 belum lapor.

 

Kemudian, dari 15 utusan khusus atau penasihat khusus atau staf khusus, tercatat 6 sudah melaporkan LHKPN-nya, dan 9 lainnya belum lapor.

 

"Sehingga secara keseluruhan dari total 124 Wajib Lapor dari Kabinet Merah Putih, 72 sudah lapor LHKPN-nya, dan 52 belum lapor. Artinya 58 persen Kabinet Merah Putih sudah melaporkan LHKPN-nya," terang Budi.

 

Masih kata Budi, data itu termasuk Wajib Lapor yang sudah melaporkan LHKPN periodik pada 2024.

 

"KPK menyampaikan apresiasi kepada para Wajib Lapor yang sudah patuh menyampaikan LHKPN-nya, dan mengimbau bagi yang belum menyampaikan agar segera melaporkan sampai dengan 3 bulan sejak tanggal pelantikan," pungkas Budi. (rmol)


Nama Kyai Haji Usman Ali menjadi sorotan publik setelah sebuah video yang menampilkan dirinya bersama Gus Miftah viral di media sosial. (ist) 

 

JAKARTA – Media Malaysia juga menyoroti dan menyesalkan sikap Utusan Khusus Presiden untuk Kerukunan Antarumat Beragama, Gus Miftah, yang menghina penjual es teh di depan umum.

 

Dalam pernyataan media kepada X, mereka menyampaikan kekesalannya atas komentar Gus Miftah yang dinilai tidak pantas dan tidak mencerminkan etika seorang pejabat negara.

 

"Geram tengok yang tergelak tu. Macam sial," tulisnya @MALAYSIAVIRALLL (4/12/2024).

 

Mereka juga mengingatkan agar budaya Indonesia yang kurang terpuji itu tidak ikut terbawa ke Malaysia.

 

"Harap budaya indon tak bawak sampai ke Malaysia," tandasnya.

 

Ia mengungkapkan kekhawatiran akan penyebaran sikap kasar yang dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai kesopanan.

 

Sebelumnya, Pendakwah Gus Miftah kembali menjadi sorotan usai videonya dalam sebuah pengajian viral di media sosial.

 

Dalam video tersebut, ia dianggap mempermalukan seorang pedagang kecil yang berada di tengah-tengah jamaah.

 

Momen kontroversial ini diunggah oleh akun Instagram @wkwkmedsos.

 

Dalam video tersebut, terlihat seorang penjual es teh dan air mineral berdiri di antara jamaah pengajian.

 

Gus Miftah kemudian mengarahkan pertanyaan kepada pedagang tersebut.

 

"Es tehmu sih akeh (masih banyak) nggak? ya sana jual (goblok,red)," ujar Gus Miftah, yang langsung mengundang sorakan dari jamaah.

 

Pendakwah yang juga merupakan Utusan Khusus Presiden ini melanjutkan komentarnya dengan meminta pedagang itu kembali berjualan dan menerima nasib jika dagangannya tidak laku.

 

"Jual dulu, nanti kalau belum laku ya udah, takdir," tukasnya.

 

Gus Miftah kemudian bercerita tentang doa yang berbeda antara penjual es teh dan bakso terkait cuaca.

 

Ia menjelaskan bahwa meskipun doa tidak terkabul sesuai harapan, ada hikmah di baliknya.

 

"Kira-kira kalau hari itu adem? berarti doa tukang es diijabah nggak? ya diijabah dalam bentuk lain es nggak laku tapi badan sehat, pulang-pulang istri hamil," tuturnya.

 

Namun, komentar bernada candaan tersebut menuai kritik tajam dari warganet. Banyak yang menilai bahwa candaan tersebut tidak pantas dan mempermalukan pedagang kecil di depan umum. (fajar)


Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto 

 

JAKARTA – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) tak lagi menjadi bagian dari partai berlambang banteng berhidung putih itu.

 

Tak hanya Jokowi, ia menyebut Wakil Presiden periode 2024-2029 Gibran Rakabuming Raka dan mantan Wali Kota Medan Bobby Nasution juga tak lagi menjadi kader PDIP.

 

"Saya tegaskan kembali Bapak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan," kata Hasto dalam konferensi pers di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Rabu, 4 Desember 2024.

 

Ia menjelaskan Jokowi dan keluarga tidak lagi selaras dengan cita-cita partai yang diperjuangkan sejak zaman Presiden Pertama RI Soekarno berada di Partai Nasional Indonesia (PNI).

 

"PDI Perjuangan digerakkan oleh suatu cita-cita dan itu dibuktikan dengan pengiriman surat dari DPC Kota Surakarta, tempat kartu tanda anggota (KTA) Mas Gibran berasal yang memberitahukan bahwa berdasarkan undang-undang partai politik dan AD/ART partai, keanggotaannya secara otomatis berhenti," ujarnya.

 

Pria asal Yogyakarta itu juga menyampaikan keanggotaan sebagai kader tidak hanya terletak pada KTA, akan tetapi pada komitmen di dalam menanggung kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik. "PDIP percaya pada nilai-nilai satyam eva jayate di mana mereka yang menanam angin akan menuai badai," ujarnya.

 

Sebelumnya, pada Selasa, 3 Desember 2024, Jokowi tak menjawab dengan tegas ketika ditanya terkait status keanggotaannya di PDIP. Dirinya mengaku masih memegang KTA PDIP dan hanya memberikan senyuman. (tempo)


Presiden Prabowo Subianto saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna (SKP) perdana di Ruang Sidang Kabinet, Jakarta (23/10/2024). - Humas Setkab - Rahmat) 

 

JAKARTA – Kepala Biro Komunikasi Kantor Presiden Hasan Nasbi mengatakan, Presiden Prabowo Subianto telah menegur Gus Miftah setelah video dirinya mengejek penjual es teh yang tengah berjualan dagangannya viral.

 

Hasan menegaskan, pemerintah turut menyesalkan adanya video Gus Miftah yang melontarkan kata-kata kasar kepada penjual es teh.

 

“Presiden sudah memberikan teguran kepada yang bersangkutan melalui Sekretaris Kabinet untuk segera meminta maaf kepada Bapak Sonhaji [penjual es teh] yang mungkin saja dan sangat mungkin terluka perasaannya karena kejadian kemarin,” tuturnya dalam keterangan video yang diterima Bisnis, Rabu (4/12/2024).

 

Lebih lanjut, Hasan menekankan bahwa sejatinya Presiden Ke-8 RI itu justru sangat menghormati dan menjujung tinggi adab terhadap siapapun. Terhadap rakyat kecil, terhadap pedagang kaki lima, terhadap nelayan, hingga petani, dan siapapun.

 

Tak hanya itu, dia melanjutkan kebijakan yang diteken oleh Prabowo beserta jajaran Kabinet selama 46 hari menjabat juga ditujukan untuk meringankan beban masyarakat kecil.

 

Di sisi lain, Hasan mengatakan bahwa Prabowo sudah mendapatkan informasi, bahwa Gus Miftah selaku Utusan Khusus Presiden sudah mendatangi Bapak Sonhaji secara langsung ke Desa Banyusari, Kecamatan Grabak, Kabupaten Megelang, untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung.

 

“Ke depan, tidak hanya Utusan Khusus Presiden, mengambil pelajaran yang sangat berharga dari kejadian ini. Bahwa kita memang harus hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan, dalam menjaga sikap, apalagi terhadap rakyat kecil yang sedang berjuang, yang sedang memeras keringat untuk memenuhi kehidupan mereka sehari-hari,” pungkas Hasan. (bisnis)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.