Latest Post

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto saat menyampaikan perkembangan kasus penembakan Brigadir J di Jakarta, Selasa (12/07/2022). 

 

JAKARTA – Pengangkatan Kombes Budi Herdi Susianto sebagai jenderal menuai kritik tajam dari berbagai kalangan. Salah satu pegiat media sosial, Lukman Simanjuntak, pun memberikan komentar pedas terkait hal ini, mengingat keterlibatan Budi di masa lalu dalam kasus kontroversial tewasnya Brigadir J.

 

"Gara-gara menyampaikan narasi palsu kronologis kematian Brigadir J, Budhi dicopot dari jabatan Kapolres Jaksel," ujar Lukman dalam keterangannya di aplikasi X @hipohanb(1/12/2024).

 

Dalam cuitannya, Lukman juga menyindir perjalanan karier Budi Herdi yang dianggap penuh ironi.

 

"Baru 2 tahun berlalu, eh malah promosi jadi Jenderal," cetusnya.

 

Lukman juga menambahkan sindiran tajam dengan membandingkan situasi ini dengan peluang Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam Polri yang menjadi otak dalam kasus kematian Brigadir J.

 

"Hemm berarti Sambo masih ada peluang buat jadi Kapolri, iya gak sih?," tandasnya.

 

Seperti diketahui, Kombes Budhi Herdi Susianto baru saja menerima promosi jabatan yang mengangkatnya menjadi Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen).

 

Promosi ini tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/25/XI/KEP/2024, yang mengangkatnya dari Kabag Yanhak Rowatpers SSDM Polri ke jabatan baru sebagai Karowatpers Polri.

 

Dengan pangkat baru sebagai jenderal, Budhi Herdi menggantikan Brigjen Pol Erthel Stephan yang kini menjabat sebagai Karodalpers SSDM Polri.

 

Namun, perjalanan karier Kombes Budhi tidaklah mulus. Sebelumnya, pada 20 Juli 2022, Budhi Herdi dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Metro Jakarta Selatan.

 

Pencopotan itu dilakukan atas drama kebohongan skandal kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.

 

Budhi Herdi diketahui berperan dalam menyebarkan skenario palsu yang direncanakan oleh Ferdy Sambo, sebuah tindakan yang akhirnya mengakibatkan pemecatannya pada tahun 2022.

 

Meskipun demikian, kini Budhi Herdi kembali mendapat kepercayaan dan promosi jabatan dalam tubuh Polri. (fajar)


Emrus Sihombing/Ist 

 

JAKARTA – Pesan politis yang disampaikan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait melalui kalimat 'jangan bangunkan singa yang sedang tidur' mendapat kritikan dari Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing.

 

Menurut Emrus, gaya komunikasi tersebut menyampaikan pesan yang menakut-nakuti masyarakat dan menunjukkan arogansi politik. Sesuatu yang menurutnya akan membuat masyarakat menjauh dari pemerintah.

 

“Kesombongan politik seperti ini justru membuat rakyat menjaga jarak dan bahkan semakin jauh dari aktor politik yang bersangkutan,” katanya, Minggu 1 Desember 2024.

 

Sebelumnya, Maruarar Sirait menilai dukungan terbuka yang disampaikan oleh Anies Baswedan buat Pramono Anung-Rano Karno bak membangunkan dua macan tidur. Menurut Maruarar, dukungan Anies telah “menyenggol” Joko “Jokowi” Widodo dan Presiden Prabowo Subianto.

 

“Sekarang, sudah susah lagi dengan adanya Anies. Macan tidurnya itu yang selama ini tenang-tenang, namanya Jokowi dan Prabowo,” ujar pria yang akrab disapa Ara tersebut.

 

Emrus menilai ada berbagai macam pesan komunikasi politik dalam suatu kontestasi politik. Satu diantaranya, bentuk pesan yang menakut-nakuti rakyat atau bisa juga dimaknai sebagai kesombongan politik dari orang yang melontarkan pesan tersebut.

 

Padahal, saat pesan dilontarkan situasi politik sedang tidak ada sama sekali yang perlu ditakuti oleh masyarakat termasuk takut terhadap orang yang melontarkan pesan tersebut.

 

Menurut Emrus, pesan kesombongan politik tersebut justru membuat rakyat menjaga jarak dan bahkan semakin jauh dari aktor politik yang bersangkutan. Akibatnya, rakyat menjadi tidak setuju atau menolak sama sekali gagasan, termasuk tidak mendukung kehendak politik dari aktor politik tersebut.

 

“Padahal, di negara yang berdasarkan Pancasila, pesan komunikasi politik tersebut tidak perlu terlontar ke ruang publik sebagai pesan yang serius. Pancasila mengajarkan tentang keberadaban sebagaimana tertuang pada Sila Kedua Pancasila yaitu, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Artinya, setiap pesan komunikasi yang disampaikan ke ruang publik harus berbasis pada kemanusiaan dan keberadaan,” pungkasnya. (rmol)


IlustrasiIst/Net 

 

JAKARTA – Langkah tegas pemerintah Australia melarang anak di bawah 16 tahun menggunakan media sosial patut ditiru Indonesia. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie, melalui akun X miliknya, Minggu, 1 Desember 2024, mendorong agar kebijakan ini segera diambil.

 

"Ini patut dicontoh oleh Indonesia, paling mulai saja diterapkan di keluarga masing-masing," ujar Jimly.

 

Langkah ini diterapkan setelah banyak penelitian menunjukkan dampak negatif media sosial terhadap anak-anak, seperti memunculkan kecemasan, depresi, juga meningkatkan risiko kecanduan digital dan paparan konten yang tidak sesuai usia.

 

Jimly menekankan pentingnya peran keluarga dalam mengontrol akses anak terhadap media sosial. Orang tua harus lebih aktif mengawasi dan membimbing anak-anak agar tidak terjebak dalam pengaruh negatif dunia maya.

 

Undang-undang yang mengatur pelarangan ini berhasil disahkan oleh majelis rendah parlemen Australia pada hari Rabu, 27 November 2024 dan sekarang sedang dibahas oleh Senat.

 

Dengan aturan baru tersebut berarti perusahaan seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan Snapchat harus mengambil langkah-langkah untuk mencegah anak di bawah usia 16 tahun di Australia memiliki akun. Jika dilanggar, maka pemilik platform media sosial akan menghadapi denda 50 juta dolar AS.

 

"Saya ingin anak muda Australia meninggalkan ponsel mereka dan bermain di lapangan sepak bola dan kriket, lapangan tenis dan netball, di kolam renang," tegas Perdana Menteri sayap kiri-tengah Anthony Albanese seperti dimuat AFP. (rmol)


Eks pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab di reuni 212 Masjid At-Tin, Jakarta Timur, Jumat (2/12/2022)  

 

JAKARTA – Persaudaraan Alumni 212 berencana menggelar reuni akbar di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Senin (2/12) besok. Panitia juga mengundang Presiden Prabowo Subianto.

 

"Seluruh ormas kita undang, seluruh ormas yang tergabung di Majelis Ulama Indonesia (MUI) semuanya kita undang. Bahkan termasuk pejabat negara pun kita undang, Prabowo kita undang, Dasco, Habiburokhman kita undang, ya banyak lah kita undang," kata Wakil Ketua Reuni Akbar 212, Buya Husein kepada wartawan, Minggu (1/12).

 

Tak hanya tokoh politik, Husein juga memastikan Habib Rizieq Shihab juga akan hadir dalam acara Reuni Akbar 212. Menurutnya, Habib Rizieq saat ino telah berada di Jakarta, setelah beribadah di tanah suci Mekkah.

 

"Beliau baru saja tadi pagi mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dari Mekkah, insya Allah beliau hadir untuk acara 212," ujar Husein.

 

Husein memastikan, perizinan penyelenggaraan Reuni Akbar 212 besok sudah terpenuhi. Acara akan dimulai sejak pukul 02.00 WIB dini hari hingga pukul 08.00 WIB.

 

"Sudah Alhamdulillah, semua perizinan sudah selesai, sudah 100 persen selesai," ujar Husein.

 

Ia berharap, acara itu dihadiri dapat dihadiri berbagai masyarakat. Menurutnya, acara ini juga diharapkan dapat merajut kembali lapisan masyarakat setelah penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024.

 

"Karena kita ini kan acara, acara sudah selesai Pilpres, Pileg, Pilkada, artinya sudah saatnya umat kembali merajut kesatuan, merajut persaudaraan, jangan lagi terkotak kotak dan kita datang dalam rangka ya minta sama Allah supaya mereka-mereka yang terpilih betul-betul amanah," pungkasnya. (jawapos)



 

Oleh: Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Politik Merah Putih


KAJIAN Politik Merah Putih pada malam Jumat, 29 November 2024, berdiskusi tentang kondisi umat Islam di Indonesia, terekam beberapa catatan:


Salah satu pernyataan KH Ahmad Dahlan yang terkenal adalah bahwasanya Islam tidak akan hilang dari muka bumi, tetapi Islam mungkin saja sirna dari Indonesia.

 

Partai yang mengaku bernafas Islam (yang digambarkan sebagai alat perjuangan umat Islam) terasa sudah mendahului sirna lebih awal. Tersisa seperti partai yang sudah mati sebelum mati.

 

Ada aroma mayoritas penduduk negara-negara ini sudah menyatakan, bahwa agama sudah tidak penting lagi peranannya dalam kehidupan. Mereka tidak lagi menggunakan agama sebagai solusi atau jalan hidupnya.

 

Meskipun begitu, kita perlu terus berpikir dan mencermati kondisi masyarakat kita, khususnya umat Islam, sebagai penduduk mayoritas negeri ini.

 

Bersamaan dengan lenyapnya Pancasila dan UUD 45, sejumlah pengamat dan ilmuwan mengkhawatirkan Indonesia akan bubar sebelum tahun 2030. Kita tentu sangat berharap, Indonesia tetap utuh, bahkan terus berkembang menjadi negara yang unggul.

 

Tengok sejarah Muslim Andalusia. Umat Islam pernah memimpin Andalusia selama hampir 800 tahun (711-1492), umat Islam kemudian dihabisi.  Mereka dipaksa meninggalkan seluruh identitas Islam dan Arab. Tragedi peradaban Islam kedua terjadi tahun 1258 ketika Baghdad dihancurkan Mongol.

 

Tiga faktor utama kehancuran kaum Muslim adalah:  penyakit  _*WAHN*_ cinta dunia dan takut mati. Begitu mudahnya umat Islam dibeli diadu domba, dipecah belah, bahkan saling membenci dan saling menyerang.

 

Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin, menulis bab khusus tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Disebutkan, bahwa jatuh bangun dan hidup-matinya umat Islam tergantung pada dilaksanakan atau tidaknya aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar itu.

 

Saat bersamaan "Christiaan Snouck Hurgronje gaya baru di Indonesia mejalalela makin canggih lahir dari kalangan umat Islam sendiri".

 

Cara mengekploitasi ayat Al Quran / hadits untuk melemahkan bahkan membunuh perjuangan umat Islam melawan medzaliman makin lemah dan beragam.

 

Mereka mengira akan masuk surga sesuai angan angan iblis yang yang telah menancap masuk dalam dirinya.

 

1. Wilayah agama yang bersifat unspeakable  dicangkul seenaknya, agar religiusitas manusia tak terjatuh dalam suasana ziarah dan penyaliban

2. Kitab suci agama apapun mengandung ajaran kebijaksanaan mendalam yang tak mungkin ditafsirkan dengan pengetahuan cekak

3. Demontrasi logika dalam mengurai kitab suci tanpa wawasan teologis memadai hanya melahirkan manusia yang merasa paling tahu jalan pikiran Tuhan.

 

Suasana makin mengerikan ketika umat Islam tidak berdosa dan memohon tetapi sudah perintah Tuhan. Partai Islam sudah sirna, Islam tinggal nama, umat Islam sudah tak berdaya. (*)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.