Latest Post

 Hasto Kristiyanto lewat YouTube Akbar Faizal Uncensored 


JAKARTA – Kasus Formula E yang sempat menjadi perbincangan hangat dan nyaris mengkriminalisasi Anies Baswedan kini kembali menjadi berita. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengungkap hal tak terduga terkait kasus tersebut.

 

Lewat YouTube Akbar Faizal Uncensored bersama Connie Bakrie, Hasto dengan tegas menyatakan bahwa kasus tersebut didalangi oleh Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden RI ke-7. Hasto mengaku bahwa Jokowi takut dengan sosok Anies Baswedan yang punya pengaruh kuat.

 

Saat menyampaikan hal tersebut, Hasto Kristiyanto bahkan berani memberikan kesaksian yang serius. Hasto mengatakan, kasus tersebut diperintahkan langsung oleh Jokowi.

 

"Saya masih inget Anies Baswedan, ketika Anies Baswedan itu dikriminalisasi, itu pak Presiden Jokowi berbicara dengan saya, beliau sangat khawatir terhadap munculnya Anies Baswedan,” kata Hasto Kristiyanto dikutip Sabtu (23/11/2024).

 

"Sehingga itu nyata-nyata kasus Formula E itu kriminalisasi, dan saya bersaksi itu dari perintah dari Pak Jokowi secara langsung," tambahnya.

 

Muncul persepsi yang cukup logis bahwa Jokowi ketakutan dengan keberadaan Anies Baswedan. Bahkan ada dugaan upaya kriminalisasi saat Pilpres 2024 kemarin.

 

Keduanya pun saling beradu pengaruh di Pilkada 2024. Jokowi dan Anies Baswedan sama-sama mengendorse kandidat calon pimpinan daerah. (fajar)

 

Habib Rizieq Shihab/Repro 


OLEH: DR. SYAHGANDA NAINGGOLAN

PADA suatu kesempatan setelah keluar penjara beberapa tahun lalu, saya berkesempatan bertemu seseorang di lantai 9 sebuah gedung kawasan Monas.


Orang ini (bapak tua) pada tahun 1998 pernah ditendang Napoleon Bonaparte, di markas militer di Timor Timur. Saat itu, ceritanya, Napoleon yang berpangkat perwira muda, seorang letnan polisi, menjadi penjaga di markas itu.

 

Karena si bapak tua ini, mirip apek-apek China pedagang, menelepon seseorang sambil selonjoran di ruang teras markas. Napoleon berpikir ini China tua pedagang kurang sopan. Lalu, Napoleon menendang kakinya, menyuruh pergi dari situ, karena mengganggu pimpinan yang sedang rapat di dalam.

 

Sambil lugunya sang bapak tua mohon mohon maaf ke Napoleon dan bilang sebentar selesai. Setelah selesai bapak itu masuk ke dalam ruangan, bukannya meninggalkan gedung militer itu. Sehingga membuat Napoleon marah. Napoleon kemudahan berusaha mengejar ke dalam untuk mengusir. Karena sebagai perwira penjaga dia bertanggung jawab.

 

Anehnya, ketika Napoleon masuk, orang-orang di dalam semua tertawa terhadap Napoleon. Ternyata bapak tua mirip apek-apek China itu perwira tinggi militer berpangkat Kolonel. Dan Napoleon tersipu keluar ruangan.

 

Kembali ke cerita saya menemuinya di lantai 9, silaturahmi sambil menanyakan, "Kenapa Prabowo tidak mau menemui Habib Rizieq selama di Penjara?".

 

Lalu dia menjawab, "Habib Rizieq adalah musuh utama Jokowi". Selama Jokowi berkuasa tidak mungkin Prabowo bertemu HRS,  katanya.

 

Cerita ini saya sengaja sampaikan ke publik untuk memberikan ingatan kepada rakyat tentang sejarah. Rakyat kita seringkali problem "short (term) memory". Sehingga dengan gampang mendegradasi ketokohan seseorang dalam konteks politik.

 

Khususnya, ketika Habib Rizieq memberikan dukungan politik kepada Ridwan Kamil, yang juga didukung Jokowi, muncul lecehan seolah-olah Habib Rizieq lupa Jokowi adalah musuhnya.

 

Saat ini terkait pilkada, ada upaya PDIP melakukan "politik siluman" bahwa mereka adalah musuh utama Jokowi. Sehingga semua kelompok pembenci Jokowi harus mendukung calon pilkada yang diusung PDIP.

 

Beberapa tokoh memberikan statement bahwa kaum musuh Jokowi tidak boleh memilih calon yang didukung Jokowi, termasuk RK di Jakarta. Ada pula upaya dramatisasi agar terlihat Hasto PDIP sebagai pahlawan dan dikatakan Hasto, Anies Baswedan dikriminalisasi Jokowi - otaknya Jokowi.

 

Dalam tulisan saya kemarin, "Ridwan Kamil dan Jakarta Gemilang", saya sudah ulas bahwa sejarah harus diluruskan. Pertama, sejarah Jokowi adalah sejarah PDIP Perjuangan. Bahkan, kalau Gibran adalah wakil capres Ganjar, sebagaimana mereka perjuangkan tempo hari, situasinya PDIP tetap benteng utama rezim Jokowi.

 

Bayangkan selama 10 tahun lebih Jokowi bersama PDIP sekarang rakyat harus dicuci otak seolah-olah PDIP adalah musuh Jokowi?

 

Jadi jika babak sejarah harus dituliskan, maka kita harus membuat periode 2005 (Walikota Oslo) sampai 2024 (sebelum final pasangan Prabowo Gibran di KPU) adalah periode Jokowi adalah petugas partai PDIP. Artinya mereka satu kesatuan.

 

Selanjutnya adalah babak di mana pilkada Jokowi tidak bersama PDIP, periode ini sejak pendaftaran cakada sd 20 Oktober 2024. Sedangkan saat ini adalah periode era Prabowo Subianto berkuasa, sejak 20 Oktober sampai 27/11.

 

Pada saat Prabowo (sedikit lagi) berkuasa, sudah jelas rencana Jokowi adalah menempatkan anaknya Kaesang sebagai Cagub Jateng atau Cawagub di Jakarta gagal. Entah bagaimana ceritanya mahasiswa di seluruh Indonesia turun ke jalan menolak keputusan MK soal umur Kaesang.

 

Dan entah bagaimana ceritanya Sufmi Dasco Ahmad, tangan kanan Prabowo Subianto berubah haluan menghadang Kaesang untuk lolos di DPR, rencana rekayasa perubahan UU Pemilukada, saat itu. Yang jelas, calon Jokowi satu-satunya yang lolos hanya menantunya yakni Bobby Nasution. Calon Jokowi hampir semuanya urusan keluarga saja.

 

Tentu saja Jokowi masih mempunyai pengaruh. Namun, membuat Jokowi seolah-olah monster penting di era sekarang adalah nonsense. Bahwa Jokowi ingin tetap tampil sebagai efek "power syndrome" sangat manusiawi. Akan tetapi, dalam babakan sejarah saat ini, Jokowi yang partainya, PSI, kecil, tidaklah mempunyai pengaruh penting, relatif terhadap kekuasaan Prabowo Subianto.

 

Berbagai manipulasi media dan survei yang mengatakan Jokowi masih dominan adalah propaganda. Dalam teori kepemimpinan, kebodohan kita adalah jika kita termakan oleh propaganda itu.

 

Jika tidak ingin termakan propaganda, maka saat ini, dalam babak baru, yang ada dalam pilkada hanyalah pilihan Prabowo Subianto, penguasa resmi, atau pilihan lainnya.

 

Dalam beberapa daerah pilihan lainnya tidak hanya PDIP, namun juga keberagaman yang tidak mungkin dibatasi. Misalnya, Jawa Timur dan Jawa Barat, ada calon yang didukung selain dukungan Prabowo dan PDIP.

 

Apakah Ridwan Kamil Pilihan Jokowi? 

Pertanyaan ini penting untuk menjelaskan situasi sebenarnya. Jokowi pilihannya ketika babak berkuasa adalah anaknya Cawagub di Jakarta. Dia tidak punya kepentingan terhadap siapapun Cagubnya. Sebaliknya, RK, yang elektabilitasnya 60 persen di Jawa Barat, tidak memilih menjadi Cagub Jakarta.

 

Sayangnya, RK, yang kariernya di politik seperti Anies Baswedan, tidak memiliki partai, harus mengalah pada partai yang mau mengusung. Kebetulan Golkar merekrut RK di pengujung masa jabatannya Gubernur Jabar. Dan hasil kompromi politik Golkar dengan Gerindra, maka RK ditempatkan di Jakarta.

 

Dalam penempatan RK di Jakarta tidak ada peran Jokowi disana. Itu urusan Prabowo dan Golkar. Golkar mengalah di Jawa Barat, memberikan kesempatan kepada kader Gerindra menjadi Cagub bersama mereka.

 

Jadi, jika ada orang yang mengatakan RK ditempatkan di Jakarta karena Jokowi, itu tidak masuk akal sama sekali. Halusinasi.

 

Lalu, apakah Habib Rizieq atau ulama lainnya mendukung RK kemudian ketokohan Habib Rizieq tergerus?

 

Habib Rizieq Shihab sudah mengatakan bahwa urusan antara dia dan RK serta urusan dia dengan Jokowi dua hal terpisah. Dalam suratnya kepada penasihat FPI Buya Syekh Al Qurtubi Al Bantani tentang hal ini, 21/11, yang terlihat jelas Habib Rizieq terus akan menuntut Jokowi atas kejahatan dia selama ini.

 

Kita ketahui bahwa di pengadilan saat ini, Habib Rizieq melayangkan tuntutan ganti rugi atas kejahatan Jokowi terhadap demokrasi dan HAM, sebesar ganti rugi Rp5 ribu trilun, masih berlangsung.

 

Cara pandang Habib Rizieq tentu sangat dewasa dalam berpolitik. Begitu juga Profesor Din Syamsuddin yang mendukung RK.

 

Melalui WA-nya terhadap saya kemarin, dia menyetujui cara berpolitik yang tidak kekanak-kanakan. Artinya, mendukung RK bukan urusan posisi politik kita terhadap Jokowi, ini suatu yang bisa dipisahkan.

 

Penutup 

Sepanjang sejarah pemerintahan Jokowi, baik di Jakarta, maupun nasional, musuh utama Jokowi adalah Habib Rizieq. Saya yang sepuluh tahun melawan Jokowi dan di penjara di era itu (2020), dan hampir di penjara, 2016, bersama Rachmawati Soekarnoputri, tetap mengakui keutamaan dan keulamaan Habib Rizieq. Habib Rizieq adalah sinar pelita bangsa selama era Jokowi itu.

 

Persoalannya babak baru sekarang, di era Prabowo, akan ada oposisi-oposisi besar yang akan muncul, itu keniscayaan sejarah. Persoalannya adalah kita tidak bisa meletakkan urusan pilkada Jakarta dengan membuat kebencian terhadap Jokowi menjadi kebencian terhadap Ridwan Kamil.

 

Karena Ridwan Kamil adalah pilihan Prabowo dan Golkar. Bahwa Jokowi mendukung Ridwan Kamil dan Habib Rizieq Shihab mendukung Ridwan Kamil itu hanya irisan saja.

 

Jika kelompok tertentu adalah oposisi sejati dan mau menghadang Ridwan Kamil di Jakarta jangan bersembunyi di isu Jokowi. Jangan bilang karena benci Jokowi. Kalian harus mengatakan tidak mendukung RK karena kalian oposisi Prabowo. Itulah sejatinya berdemokrasi. (*)


(Penulis adalah Direktur Eksekutif Sabang Merauke Circle)



 

Oleh: Anthony Budiawan  

BANYAK kebijakan ekonomi dan sosial Jokowi selama menjabat Presiden sangat lalim, sangat jahat, sangat kejam, khususnya terhadap kelompok masyarakat berpendapat menengah bawah.

 

Kejahatan kebijakan ekonomi dan sosial terhadap masyarakat kecil ini melibatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

 

Subsidi dipangkas seenaknya. Harga BBM Premium naik menjelang akhir tahun 2014, di tengah anjloknya harga minyak mentah dunia hingga 50 persen.

 

Subsidi 20 Kereta ekonomi dihapus pada 1 Januari 2015, membuat harga tiket melonjak dua sampai tiga kali lipat.

 

Anggaran subsidi tersebut dialihkan ke berbagai proyek, yang akhirnya banyak yang terbengkalai, atau dikorupsi, mengakibatkan kerugian keuangan negara dalam jumlah tidak terbayangkan besarnya.

 

Di lain sisi, Jokowi memberi fasilitas pengampunan pajak kepada “penjahat pajak” yang notabene adalah orang kaya. Kata lain dari pengampunan pajak adalah “legalisasi pencucian uang kotor” oleh negara: Legalized money laundering.

 

Bahkan fasilitas pengampunan pajak diberikan lagi tahun 2022. Tidak ada negara di dunia memberi pengampunan pajak sampai dua kali dalam 5 tahun: 2016/2017 dan 2022.

 

Nampaknya, uang kotor 2020-2021 hasil korupsi covid, proyek APBN, tambang ilegal, judi online, dan lainnya, mau segera dicuci lagi.

 

Defisit APBN 2020 dan 2021 mencapai Rp1.700 triliun lebih, dengan belanja negara mencapai Rp5.300 triliun lebih. Tingkat kebocoran bisa mencapai ratusan triliun rupiah.

 

Kasus korupsi proyek BTS Kominfo luar bisa besar, tidak masuk akal. Proyek Rp10 triliun dikorupsi Rp8 triliun. Yang tertangkap hanya kelas teri. Kelas kakap masih berkeliaran, mungkin menunggu peluang korupsi lagi.

 

Belum lagi proyek Kartu Prakerja, Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN), dan berbagai proyek infrastruktur, termasuk Kereta Cepat Jakarta Bandung, atau proyek strategis nasional.

 

Tahun 2020 saja, realisasi pengeluaran negara untuk PC PEN mencapai Rp695 triliun.

 

Dari semua itu, kebijakan Jokowi dan Sri Mulyani dalam bidang ekonomi dan sosial yang sangat kejam kepada kelompok masyarakat bawah, atau rakyat miskin, adalah kebijakan di tahun 2022.

 

Pajak PPN naik dari 10 persen menjadi 11 persen pada 1 April 2022. Belum puas juga, harga BBM naik pada 3 September 2022. Harga Pertalite naik dari Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter. Harga Solar naik dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter.

 

Alasannya, pemerintah tidak sanggup menanggung subsidi BBM  yang membengkak, mencapai Rp502 triliun.

 

Alasan ini tidak benar. Jokowi dan Sri Mulyani secara terbuka telah melakukan pembohongan publik. Faktanya, pendapatan negara 2022 naik Rp623 triliun dibandingkan 2021. Sedangkan defisit APBN yang dianggarkan Rp868 triliun hanya dipakai Rp464 triliun, atau Rp400 triliun lebih rendah dari anggaran.

 

Artinya, ada ruang fiskal sangat besar, dari penerimaan negara dan defisit anggaran, yang totalnya mencapai lebih dari Rp1.000 triliun, tetapi tidak digunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Bahkan sebaliknya, masyarakat dikenakan kenaikan PPN dan harga BBM.

 

Apakah ini bukan berarti kejam? Sangat kejam.

 

Hasilnya, tingkat kemiskinan September 2022 naik dibandingkan Maret 2022.

 

Peristiwa 2022 sepertinya akan terulang lagi. PPN akan naik dari 11 persen menjadi 12 persen pada 1 Januari 2025. Di lain sisi, DPR sedang menggodok program pengampunan pajak lagi.

 

Apakah sudah sedemikian besarnya uang ilegal yang terakumulasi dalam waktu 3 tahun terakhir ini, sehingga memerlukan pencucian uang lagi?

 

Indonesia memang surga bagi para koruptor dan penjahat aktivitas ilegal. Secara periodik pemerintah memberi fasilitas pencucian uang kotor, menjadi bersih kembali dalam sekejap.

 

Tidak ada negara di dunia memberi program pengampunan pajak 2 kali dalam 5 tahun, apalagi 3 kali dalam 8 tahun.

 

Selamat datang di negeri para bandit. (*)


Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)


Kapolri Jenderal Listyo Sigot Prabowo saat memberikan keterangan terkait peristiwa penembakan polisi vs polisi di Polres Solok Selatan. (Mabes Polri) 

 

JAKARTA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit angkat bicara terkait penembakan yang mengakibatkan tewasnya AKP Ulil Ryanto Anshari oleh rekannya AKP Dadang Iskandar, di area parkir Polres Solok Selatan, Kecamatan Sangir, Solok Selatan, Sumatera Barat, Jumat (22/11). Ia memastikan akan ada tindakan tegas.

 

Listyo mengaku sudah menerima laporan dari Kapolda terkait kejadian tersebut. Motifnya saat ini masih diselidiki.

 

“Namun yang jelas, saya sudah perintahkan agar kasus itu diproses tuntas terhadap pelakunya, oknum, pelaku dari institusi, agar ditindak tegas apakah itu proses etik maupun pidananya,” paparnya ditemui usai Rapat Tingkat Menteri (RTM) Persiapan Libur Natal 2024 & Tahun Baru 2025 di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Jumat (22/11).

 

Dia pun menegaskan, apabila nantinya diketahui motif penembakan ini terkait hal-hal yang mencederai institusi maka harus ditindak tegas. Tak peduli pangkatnya.

 

“Saya minta siapapun, apapun pangkatnya, tindak tegas, jangan usah ragu-ragu,” ungkapnya.

 

Meski belum terungkap motif aksi penembakan antar anggota ini, Listyo memastikan, bahwa ini bukan terkait konflik internal. Tapi ia tak merespon soal adanya dugaan adanya upaya pelindungan AKP Dadang terhadap tersangka kasus tambang Galian C.

 

“Proses sudah didalami, propam kita turunkan,” ungkapnya.

 

Seperti diketahui, telah terjadi peristiwa polisi tembak polisi di kawasan Polres Solok Selatan yang berada di Jorong Bukit Malintang Barat, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir. Kejadian itu terjadi lepas tengah malam atau sekitar pukul 00.43 WIB.

 

Kepolisian telah mengamankan sejumlah barang bukti termasuk selongsong peluru. Dari hasil visum disimpulkan AKP Ulil Ryanto meninggal di tempat setelah ditembak di bagian pipi dan pelipisnya. Diduga kuat aksi penembakan ini dipicu oleh AKP Danang yang tak terima lantaran AKP Ulil Ryanto menangkap tersangka kasus tambang Galian C. (jwp)


Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ulil Ryanto Anshari tewas ditembak Polisi Jumat (22/11/2024) dini hari 

 

PADANG – Terungkap sosok AKP Ulil Ryanto Anshari yang ditembak rekannya sesama anggota Polri di Solok Selatan, Sumatera Barat. AKP Ulil Ryanto Anshari tewas usai ditembak rekannya sesama anggota Polri, Kabag Ops AKP Dadang Iskandar pada Jumat (22/11/2024) dini hari.

 

Ternyata AKP Ulil Ryanto Anshari merupakan seorang polisi yang cukup gigih dalam memberantas penambangan ilegal di Solok Selatan. Bahkan, AKP Ulil Ryanto Anshari sudah dua kali mendapatkan penghargaan dari Kapolda Sumbar, Irjen Pol. Suharyono, atas kegigihannya dalam memberantas penambangan ilegal.

 

Dilansir TribunPadang, Suharyono membeberkan sosok bawahannya tersebut. Suharyono mengatakan, AKP Ulil kerap kali menindak tegas pelaku tindak pidana penambangan ilegal.

 

Bahkan, pihaknya sudah dua kali memberikan apresiasi kepada AKP Ulil yang telah menindak tegas penambangan ilegal. Kapolda Sumbar pun mengaku sudah dua kali bertemu dengan AKP Ulil secara khusus untuk memberikan apresiasi.

 

“Karena penegakan hukum ini kami apresiasi, sudah dua kali kami berikan penghargaan dan bertemu saya, pertama di ruangan dan rumah dinas,” ucapnya.

 

Pun kata Suharyono, sebelum AKP Ulil tewas, baru dua hari lalu dirinya bertemu dengan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan itu. Suharyono bertemu Ulil saat Rakernis jajaran Polda Sumatra Barat.

 

Maka dari itu kata Suharyono, pihaknya tidak menduga ternyata AKP Ulil tewas di tangan rekannya sendiri saat tengah menyelidiki kasus tambang ilegal.

 

Sebagai informasi tragedi polisi tembak polisi itu menimpa Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshari yang tewas ditembak oleh Kabag Ops, AKP Dadang Iskandar. Peristiwa naas itu terjadi Jumat (22/11/2024).

 

Lebih naas lagi peristiwa kriminal tersebut terjadi di Mapolres Solok Selatan yang berlokasi di Jorong Bukit Malintang Barat, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, sekitar pukul 00.43 WIB.

 

Usai penembakan, Ulil Ryanto dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar di Kota Padang untuk diproses. Adapun kasus ini terjadi setelah Sat Reskrim Polres Solok Selatan mengungkap dan menangkap pelaku tambang galian C.

 

Dari laporan polisi yang diterima mulanya Ulil Ryanto mendapat telepon dari Dadang Iskandar terkait penangkapan terhadap pelaku tambang galian C yang dilakukan timnya.

 

Saat itu, pelaku yang diamankan sedang dalam perjalanan ke Mapolres dan sesampainya di ruang Reskrim Polres Solok Selatan, penyidik pun melakukan pemeriksaan.

 

Saat pemeriksaan itu berlangsung, penyidik yang memeriksa pelaku mendengar bunyi tembakan dari luar ruangan dan saat itu melihat Kasat Reskrim tergeletak dengan luka tembakan.

 

Sementara itu Kabag Ops yang diduga sebagai pelaku terlihat pergi meninggalkan Mapolres dengan mobil dinas Polri. Saat dibawa dan diperiksa di Puskesmas setempat, Ulil Ryanto terkena dua tembakan di bagian kepala, yakni di bagian pelipis dan pipi kanan.

 

Kabag Ops diduga menembak menggunakan senjata api pendek jenis pistol. Barang bukti tersebut sudah diamankan bersamaan dengan beberapa selongsong peluru.

 

"Saat terjadi penembakan hanya terdapat Kabag Ops dan Kasat Reskrim di TKP (lokasi kejadian)," sebagaimana tertulis dalam laporan polisi yang diterima, Jumat pagi. (**)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.