Latest Post

Tom Lembong  

 

JAKARTA – Pengacara mantan Menteri Perdagangan Tomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong mengatakan pihaknya telah mengantongi bukti audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menunjukkan tidak ada kerugian negara dalam kebijakan impor gula saat kliennya menjabat. Hal itu disampaikan usai sidang praperadilan yang diajukan Tom Lembong terkait status hukumnya.

 

Pengacara Tom Lembong, Ari Yusuf Amir, menegaskan hasil audit BPK periode 2015-2017 saat Tom menjabat Menteri Perdagangan menyatakan tidak ada kerugian negara. Bukti-bukti itu, katanya, sudah diajukan secara transparan ke pengadilan.

 

"Kami secara transparan menunjukkan semua bukti-bukti kami, mereka mau cek, periksa, silakan. Karena kan sudah domainnya ke pengadilan," ujar Ari kepada awak media.

 

Namun, Ari mengungkapkan adanya kendala dalam proses sidang praperadilan.

 

"Tapi ketika kita mau periksa bukti-bukti dari mereka, dari pihak termohon, agak keberatan," cetusnya.

 

Menurutnya, pihak jaksa enggan memberikan akses penuh terhadap bukti-bukti yang mereka miliki. 

 

"Akhirnya setelah terjadi perdebatan, disetujui bahwa itu boleh diperiksa. Jadi kami bisa memeriksa semua," Ari menuturkan.

 

Ia menambahkan bahwa hingga saat ini, belum ada audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang dijadikan dasar oleh jaksa untuk membuktikan adanya kerugian negara dalam kasus ini.

 

"Dari bukti-bukti yang tadi, belum ada audit BPKP. Sedangkan kami memiliki audit BPK, di atasnya BPKP. Itu periode 2015 sampai 2017," tandasnya.

 

Ari bilang, hal tersebut semakin memperkuat posisi Tom Lembong dalam membantah tuduhan yang dilayangkan kepadanya.

 

"Artinya dalam periode Pak Tom menjabat sudah diaudit oleh BPK dan tidak ditemukan kerugian negara," kuncinya. (fajar)


Tom Lembong tersenyum kepada awak media usai diperiksa/Ist 

 

JAKARTA – Dukungan terhadap pembebasan Tom Lembong terus mengalir, salah satunya dari Prof. Hendrawan Supratikno, akademisi sekaligus politikus PDI Perjuangan.

 

Ia menilai mantan Menteri Perdagangan itu seharusnya dibebaskan. Hendrawan menjelaskan, Tom Lembong merupakan salah satu menteri yang memiliki integritas dan disiplin tinggi.

 

"Kami semua terkejut ketika dengan tiba-tiba yang bersangkutan dijadikan tersangka. Soalnya impor gula sudah merupakan hal yang lazim dilakukan dan apa yang dilakukan Tom Lembong hanya bagian kecil dari spektrum dan durasi persoalan yang sesungguhnya,” kata Hendrawan dalam keterangannya, Kamis (21/11).

 

Dia menilai penangkapan Tom Lembong bisa menurunkan kredibilitas Kejaksaan Agung. Sebaliknya, jika Kejagung terbuka tentang alasan penangkapan Lembong maka kepercayaan publik akan meningkat.

 

Menurut Hendrawan, Kejagung tidak boleh menutup diri terhadap masalah dan informasi baru yang akan memberi gambaran yang lebih lengkap dan akurat.

 

Dia menjelaskan kebijakan impor yang dilakukan oleh Tom Lembong merupakan kebijakan yang terus berlanjut dan ditempuh oleh seluruh menteri perdagangan hingga saat ini.

 

“Saya bertemu beberapa kali dengan Tom Lembong. Saya melihat orangnya lurus, integritasnya baik, taat asas, itu sebabnya kami terkejut,” jelas Hendrawan.

 

Terpisah, pengamat hukum Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah menyatakan hakim tunggal sidang pra peradilan harus membebaskan Tom Lembong. Dia menyebutkan ada dua alasan kenapa gugatan pra peradilan harus dikabulkan.

 

"Pertama, tidak ada dasar perhitungan kerugian keuangan negara di dalamnya. Kedua, Tom Lembong itu dikenakan sangkaan pasal yang mana di dalam undang-undang tindakan pidana korupsi?" kata Herdiansyah.

 

“Artinya tidak pernah clear soal itu, termasuk peristiwa hukumnya yang mana,” lanjutnya.

 

Tak hanya itu, menjelang persidangan, beredar tulisan tangan Tom Lembong yang juga diterima wartawan. Sejak ditetapkan sebagai tersangka sampai titik ini pun, Tom Lembong masih tidak tahu persis perbuatan apa yang menjadikannya sebagai tersangka.

 

“Selama saya menjabat. Saya dan jajaran saya di Kementrian Perdagangan menjalankan segala kebijakan secara transparan. Semua surat, izin, peraturan yang dibuat oleh saya konsisten melibatkan dan dikonsultasikan ke berbagai pihak dan instansi terkait,” ujar Tom Lembong dalam keterangan tertulisnya.

 

Sementara itu, istri Tom Lembong, Ciska Wihardja mengharapkan putusan yang terbaik bagi gugatan pra peradilan yang diajukan suaminya. “Kami terimakasih atas dukungannya terhadap Pak Tom,” kata Ciska seusai menghadiri sidang praperadilan di PN Jakarta Selatan, Kamis, (21/ 11). (jpnn)


Kolase Tubagus Chaeri Wardhana (kiri) dan Ketua DPRD Provinsi Banten Fahmi Haki 

 

BANTEN – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten telah melayangkan surat pemanggilan kepada para saksi terkait dugaan tindak pidana korupsi. Surat pemanggilan tersebut dilayangkan penyidik ​​Kejati Banten pada Rabu (20/11) kepada sejumlah saksi.

 

Ada beberapa nama yang dipanggil sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi tersebut, di antaranya Tubagus Chaeri Wardhana (TCW) yang merupakan suami Calon Gubernur Banten Airin Rachmi Diany. Kemudian saksi lain yang dipanggil secara bersamaan adalah Ketua DPRD Provinsi Banten Fahmi Hakim.

 

Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Banten Rangga Adekresna mengatakan, saksi dipanggil atas dugaan tindak pidana korupsi pengadaan tanah untuk pembangunan sport center yang berlokasi di Kelurahan Kemanisan, Kecamatan Curug, Kota Serang.

 

"Pengadaan lahan sport center pada Biro Umum dan Perlengkapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten pada tahun anggaran 2008 sampai 2011," ucap Rangga, Kamis (21/11).

 

"Saksi yang dipanggil dugaan korupsi pengadaan lahan sport center selain Tubagus Chaeri Wardhana serta Fahmi Hakim terdapat nama lain seperti Deddy Suandi, Irwan Hermawan, Dadang Prijatna, dan Petri Ramos," tambah dia.

 

Menurut Rangga, khusus Fahmi Hakim akan menjalani dua pemeriksaan terkait pengadaan lahan sport center serta penjualan aset Situ Ranca Gede Jaukung milik Pemprov Banten.


"Situ Ranca Gede Jaukung memiliki luas 250.000 meter persegi berlokasi di Desa Babakan, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang," tutur dia.

 

Dia menyebut pemeriksaan para saksi diagendakan pada besok hari, Jumat (22/11/2024) dimulai dari pukul 09.00 WIB.

 

"Kami agendakan pemeriksaan para saksi Jumat di Kantor Kejaksaan Tinggi Banten," tutur dia. (jpnn)




JAKARTA – Maklumat Yogyakarta telah mengeluarkan peringatan dini tentang bahaya yang mengancam negara agar Presiden Republik Indonesia segera menyelamatkan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mulai tanggal 18 Mei 2024 seterusnya;

"Yogjakarta, 24 Agustus 2024"

"Yogyakarta,14 September 2024"

"Yogjakarta, 10 Oktober 2024"

"Yogjakarta, 13 Oktober 2024"

"Yogjakarta,  25 Oktober 2024"

"Yogjakarta, 28 Oktober 2024"

"Yogyakarta, 05 November 2024"

 

Maklumat Yogyakarta meminta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)  segera kembali ke UUD 45, sesuai amanat pendiri Bangsa Indonesia, dan apabila negara lambat mengambil kebijakan politik, negara dalam bahaya, akan terus dalam goncangan dan kedaulatan NKRI terancam.

 

Maklumat Yogyakarta, kembali mengingatkan bahwa Proyek Strategis Nasional  (PSN)  di berbagai wilayah Indonesia telah berubah menjadi Proyek Strategis Oligarki (PSO), telah mengancam kedaulatan negara, dan menyimpang dari tujuan negara sesuai Pembukaan UUD 45 bawa tujuan negara "Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia", maka Maklumat Yogyakarta meminta :

 

Pertama, batalkan program Proyek Strategis Nasional  ( PSN  ) batalkan semua proyek yang berlindung atas nama PSN otomatis batalkan Proyek PIK 2 dan tinjau kembali PIK 1.

 

Kedua, segera audit semua kebijakan dan peraturan pendukungnya secara menyeluruh dan semua pemilik sahamnya, proyek PIK 2  dan pembangunan PIK 1.

 

Ketiga, tangkap, periksa dan adili Oligarki dan semua yang terlibat pengembang PSN,  dengan segala kejahatannya

 

Keempat, kembalikan semua tanah rakyat dan negara sesuai kepemilikannya dan bebaskan dari cengkeraman oligarki.

 

Kelima, Presiden Prabowo Subianto harus konsisten dengan ucapannya, pernah menyatakan tidak akan membiarkan adanya kekuasaan negara dalam negara (20/10/2024).

 

Keenam, negara segera mengambil keputusan kembalikan Tenaga Kerja Asing (TKA ) yang membahayakan kedaulatan NKRI, mengancam eksistensi dan kelangsungan hidup kaum Pribumi.

 

Ketujuh, mental penjajah masih hidup di Indonesia, pemerintah tidak mementingkan bangsa dan tanah air.

 

Kedelapan, mendorong Indonesia untuk melibatksn kerja sama dengan para ahli hukum untuk memastikan setiap perjanjian yang mereka buat dengan RRT sejalan dengan hukum internasional, khususnya Konvensi PBB tentang Hukum Laut.

 

Apabila himbauan ini diabaikan Presiden Prabowo Subianto, maka menjadi hak rakyat sebagai pemilik syah  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk mengambil tindakan yang di perlukan untuk menyelamatkan keutuhan dan keselamatan NKRI.

 

Maklumat ini ditandatangani di Yogjakarta, pada 19 November 2024 oleh Jenderal TNI (Purn.) Tyasno Sudarto, Prof. Dr. Rochmat Wahab,  Prof. Dr. Soffian Effendi, Prof. Dr. Kaelan. (fnn)


Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto 

 

JAKARTA – Menjelang Pilkada Serentak 2024, ada pihak-pihak yang ingin membangun kerajaan di Indonesia dengan memaksakan menantu dan koleganya berkuasa. Hal itu diungkapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 20 November 2024.

 

Meski tak disebutkan secara tegas pihak mana yang dimaksud, publik mungkin sudah menduga bahwa sindiran Hasto itu ditujukan kepada Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, yang sebelumnya diusung PDIP.

 

"Kerajaan yang ditetapkan itu ada menantu, ada saudara, kemudian ada sahabat-sahabat baiknya yang nantinya akan ditetapkan sebagai bagian dari hulu balang kerajaan itu," sindirnya.

 

Anak buah Megawati Soekarnoputri itu meyakini, usaha yang dilakukan pihak tersebut akan sia-sia karena kekuasaan merupakan kehendak rakyat dan akan kembali ke rakyat.

 

"Sebagai insan yang bertakwa kepada Tuhan, seluruh calon-calon kepala daerah yang memiliki perjuangan itu juga percaya dari rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Bukan rahmat dari orang yang punya dana banyak, orang yang sebelumnya memegang kekuasaan. Bukan seperti itu,” pungkasnya.

 

Hubungan antara Jokowi dan PDIP semakin renggang jelang Pilkada 2024. Jokowi mendorong menantunya, Bobby Nasution, maju di Pilkada Sumut dan mendukung Ahmad Luthfi untuk Pilgub Jateng. Langkah ini jelas berbeda dengan garis politik PDIP.

 

Di DKI Jakarta, perbedaan semakin mencolok. PDIP mendukung pasangan Pramono Anung dan Rano Karno, sementara Jokowi justru memberi dukungan kepada Ridwan Kamil-Suswono. Perbedaan sikap ini memicu spekulasi tentang dinamika hubungan antara Jokowi dan partai yang pernah menjadi pendukung utamanya. (rmol)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.