Hadapi Perang Laut Cina Selatan, Pengamat Militer: Utang Negara Bisa Pengaruhi Kesiapan Militer Indonesia
Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie
dalam program Ngomong Politik kanal JPNN.com
SANCAnews.id – Pengamat militer dan intelijen,
Prof. Connie Rahakundini Bakrie menyampaikan kekhawatirannya terkait
meningkatnya utang negara yang dinilai dapat memengaruhi kesiapan militer
Indonesia di masa mendatang.
Menurut Prof. Connie, sejak awal masa jabatan Presiden Joko
Widodo (Jokowi) pada tahun 2014, utang Indonesia telah mencapai Rp2.206
triliun, dan pada akhir masa jabatan pertamanya pada tahun 2019, jumlahnya
melonjak menjadi Rp4.500 triliun. Pada akhir masa jabatan kedua Jokowi, utang
negara diperkirakan mencapai Rp8.502 triliun.
"Dengan kondisi utang sebesar itu, 71,6 persen dari
total pinjaman merupakan pinjaman domestik, dan rasio utang masih berada di
bawah ambang batas 60 persen," kata Prof. Connie dikutip dari YouTube
Abraham Samad, Jumat (18/10/2024).
Namun, ia mengingatkan bahwa walaupun rasio utang tetap
terkendali, dampaknya terhadap keamanan nasional tak bisa diabaikan.
"Presiden harus pintar mengatur sumber daya untuk
menjaga keamanan negara di tengah keterbatasan anggaran," lanjutnya.
Prof. Connie juga menyoroti bahwa pada tahun 2025, Indonesia
akan dihadapkan pada kewajiban pembayaran utang sebesar Rp552 triliun. Dengan
jumlah sebesar itu, sisa anggaran untuk menjalankan pemerintahan akan semakin
terbatas, termasuk untuk sektor pertahanan.
"Anggaran yang terbatas ini akan berdampak pada kesiapan militer kita. Indonesia berada di lokasi strategis yang penting, namun jika anggaran kita terus tertekan, hal ini dapat mengganggu kemampuan kita dalam mempertahankan kedaulatan negara," tegasnya.
Situasi ini, menurut Prof. Connie, menuntut kebijakan fiskal
yang bijak agar Indonesia dapat tetap menjaga stabilitas keamanan dan
kedaulatan, meskipun dengan sumber daya yang terbatas. Apalagi perang
diprediksi akan terjadi di laut Cina Selatan tahun 2035 mendatang. (fajar)