Latest Post

Suasana perpisahan Pilot Susi Air dengan warga pro TPNPB 

 

SANCAnews.id – Pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens telah resmi dibebaskan. Namun, pembebasan tersebut telah memicu perang narasi antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dan TNI-Polri.

 

Juru bicara TPNPB Sebby Sambom membenarkan bahwa Philip dibebaskan berdasarkan keputusan mereka. Ia mengatakan pembebasan Philip dilakukan dengan penuh rasa hormat dan sesuai dengan standar internasional.

 

"Philip Mehrtens bukan dibebaskan militer dan polisi Indonesia, namun dia dibebaskan oleh TPNPB sendiri dengan hormat dan bermartabat sesuai standar internasional," kata Sebby dalam pernyataan tertulisnya.

 

Klaim TPNPB itu ini jadi pembahasan hangat publik. Bahkan, sejumlah pegiat media sosial turut mambahas pengakuan Jubir TPNPB yang disertai rekaman video saat pembebasan.

 

"Jadi mana yang benar nih? Pilot Susi Air dibebaskan TNI-POLRI atau TPNPB sendiri? Ini MENGHINA dan merendahkan kredibilitas TNI-POLRI, Menhan dan Presiden sih kalo sampai benar," tulis Jhon Sitorus melalui akun @JhonSitorus_18.

 

Seorang warganet lantas membagikan dua video pembebasan.

 

"Video I, upacara pelepasan pilot Susi Air oleh TPNPB Nduga. Video II, Perpisahan warga Nduga dengan pilot," tulis akun @HPanus27.

 

"Setelah dibebaskan oleh TPNPB, pilot Susi air diterbangkan dari Nduga ke timika mengunakan helikopter. TNI/Polri merilis pembebasan, setelah pilot tiba di Timika," sambung akun tersebut.

 

Sebelumnya, Kasatgas Hubungan Masyarakat Operasi Damai Cartenz, Komisaris Besar Bayu Suseno mengatakan pilot berusia 39 tahun itu dijemput tim gabungan di Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Kabupaten Nduga pada pagi hari tadi.

 

"Kami terbangkan langsung ke Timika. Keadaan pilot sehat dan baik-baik saja," ujar Bayu.

 

Adapun Philip merupakan Pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru. Ia disandera usai mendaratkan pesawat jenis pilatus porter di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga pada 7 Februari 2023 oleh milisi TPNPB pimpinan Egianus Kogoya. (fajar)



 

SANCAnews.id – Joko Widodo (Jokowi) dinilai tengah panik dan cemas menjelang berakhirnya masa jabatannya sebagai Presiden pada 20 Oktober 2024 mendatang.

 

Menurut Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, ada berbagai alasan mengapa Jokowi saat ini tengah panik dan cemas menjelang lengser.

 

"Panik dan cemas Jokowi saat ini bukan saja karena tidak punya 'rumah' seperti Megawati dan SBY, tetapi tekanan dan desakan  masyarakat agar Jokowi diadili atas sejumlah pelanggaran konstitusi dan KKN selama berkuasa semakin keras," kata Muslim kepada RMOL di Jakarta, Selasa (24/9).

 

Muslim menilai, Jokowi tidak akan ada yang membela seperti Megawati dan SBY yang masih memiliki partai politik (parpol).

 

"Siapa yang akan bela Jokowi dari tekanan publik? Karena faktor KKN, merusak, demokrasi, konstitusi, moral dan hukum yang dilanggar Jokowi selama ini sehingga rakyat meminta tanggung jawabnya. Mau berlindung ke mana? Jika rumah yang ada saat ini tidak melindunginya," terangnya.

 

Apalagi, lanjut dia, Jokowi juga sudah dianggap sebagai Malin Kundang dari PDIP dan Megawati yang telah membesarkannya.

 

"Susah Jokowi dilindungi. Satu persatu pembelanya malah berbalik menyerangnya. Buzzer-buzzer bayarannya pada lari dan berbalik menyerangnya. Itu kecemasan dan kepanikan yang dirasakan saat ini," pungkas Muslim. (*)


Ketua KPK sementara Nawawi Pomolango 

 

SANCAnews.id – Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango menyatakan belum menerima laporan hasil analisis dari Deputi Bidang Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan. Hasil analisis tersebut terkait penggunaan jet pribadi milik Kaesang Pangarep.

 

"Saya belum nerima, iya (belum terima)," kata Nawawi di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Selasa (24/9).

 

Karena belum menerima hasil analisa, Nawawi meminta Pahala untuk mengumumkan sendiri hasil analisa tim Deputi Pencegahan dan Monitoring, terkait penggunaan jet pribadi Kaesang Pangarep.

 

Ia pun menegaskan, tidak ada arahan bagi pimpinan KPK untuk mengumumkan hasil analisa, terkait polemik dugaan penenerimaan gratifikasi terhadap putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.

 

"Nggak ada perintah Pahala untuk pimpinan umumkan apa yang dia kerjakan. Biarkan apa yang dikerjakan pak Pahala dia yang umumkan sendiri saja," tegas Nawawi.

 

Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan sebelumnya menyatakan, pihaknya telah mengirimkan hasil analisa laporan dugaan penerimaan gratifikasi penggunaan jet pribadi Kaesang ke Pimpinan KPK. Menurutnya, Pimpinan KPK yang akan menyampaikan hasilnya ke publik.

 

"Sudah rampung (proses analisa laporan, red). Hari ini saya kirim ke pimpinan. nanti pimpinan yang umumkan," ucap Pahala dikonfirmasi, Senin (23/9).

 

Pahala mengungkapkan, rencananya hasil analisa terhadap laporan dugaan penerimaan gratifikasi penggunaan jet pribadi Kaesang Pangarep disampaikan, pada Selasa (24/9) besok.

 

"Kayaknya besok ya (pengumuman hasil laporan jet pribadi)," ujar Pahala.

 

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep sebelumnya telah mengklarifikasi terkait penggunaan pesawat jet pribadi bersama sang istri Erina Gudono dalam perjalanan ke Amerika Serikat (AS), pada 18 Agustus 2024.

 

Kaesang mengaku jet pribadi itu merupakan milik temannya. Hal itu disampaikan Kaesang seusai menyambangi Gedung ACLC KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (17/9).

 

"Tadi saya juga di dalam mengklarifikasi mengenai perjalanan saya di tanggal 18 Agustus ke Amerika Serikat, yang menumpang atau bahas bekennya nebeng lah, nebeng pesawatnya teman saya," ungkap Kaesang.

 

Namun, Kaesang tak menjelaskan lebih lanjut terkait temannya itu. Kaesang meminta awak media untuk menyerahkan ke KPK dan kuasa hukumnya mengenai penggunaan jet pribadi tersebut.

 

Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mengaku kehadirannya di Gedung KPK lama itu merupakan inisiatif pribadi. "Saya datang ke sini bukan karena undangan, bukan karena panggilan, tetapi inisiatif saya sendiri," pungkasnya. (jawapos)


Pilot Susi Air Kapten Philip korban penculikan KKB dibebaskan di Papua 

 

SANCAnews.id – Misteri lolosnya Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens dari tangan Kelompok Kriminal Bersenjata Papua atau KBB viral di media sosial.

 

Bahkan, baru-baru ini beredar video yang memperlihatkan Pilot Susi Air, Kapten Philip, bukan dibebaskan oleh TNI-Polri melainkan dibebaskan tanpa syarat oleh KKB Papua.

 

Hal itu setidaknya terlihat dalam video pendek yang diunggah akun media sosial X @LexWu_13.

 

Tampak dalam video yang beredar, Pilot Susi Air Kapten Philip berpamitan kepada sejumlah warga Papua tanpa dikawal aparat bersenjata.

 

Dia kemudian meninggalkan lokasi pegunungan itu dengan menggunakan helikopter.

 

"Kan kmrn dah dibilang, di bebaskan. Media internasional jg tuliskan Released by. Buzzer sok Iye. Masih aja. Di WAG kmrn jg udah rame neh video. Cm males aja gue publish. Tp makin males jg kalau ada buzzer yg sok uye," bunyi keterangan dalam akun @LexWu_13 dikutip pada Senin, 23 September 2024.


Diberitakan sebelumnya, Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens akhirnya berhasil dibebaskan setelah sekitar satu setengah tahun disandera KKB di Papua.

 

Kabar bahagia itu diungkapkan Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti melalui akun media sosial di X pada Sabtu, 21 September 2024. 

 

Pilot Susi Air, Philip dijemput tim gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz 2024.

 

"Alhamdullilahirrabbil alamin mendapat kabar Captain Pilot Philip Mehrtens telah kembali, sudah berada di Timika. Allah Maha Besar dan Kasih," tulis Susi melalui akun X pribadinya. 

 

Dalam postingannya itu, Susi juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga pilot Philip akhirnya bisa bebas dari tangan KKB di Papua.

 

"Terima kasih kami kepada pemerintah Bapak @jokowi, @prabowo, @Puspen_TNI, @ListyoSigitP, @HumasPolri, dan seluruh pihak yang telah membantu kepulangan pilot kami," tuturnya.

 

Sementara itu, Kepala Operasi Damai Cartenz 2024 Brigjen Polisi Faizal Ramadhani menegaskan, bahwa pihaknya selama ini mengedepankan upaya soft approach daripada hard approach.

 

Menurutnya cara itu efektif dalam upaya pembebasan pilot Philip Mark Mehrtens yang disandera KKB Papua.

 

"Ya benar, kami mengedepankan pendekatan melalui tokoh agama, gereja, adat, dan keluarga dekat dari Egianus Kogoya,” kata mantan Wakapolres Metro Depok itu. 

 

Menurutnya, pendekatan itu penting dilakukan untuk meminimalisir korban jiwa dari aparat, masyarakat sipil, dan sekaligus menjaga keselamatan dari pilot Philip. (viva)


Tangkapan layar potongan video viral Kaesang Pangarep 

 

SANCAnews.id – Hasil telaah laporan gratifikasi putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep sudah dikirim, pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mengumumkannya besok, Selasa (24/9).

 

Deputi Bidang Pencegahan dan Monitoring Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pahala Nainggolan mengatakan, pihaknya telah menyerahkan hasil penelaahan laporan gratifikasi Kaesang berupa penggunaan jet pribadi, kepada pimpinan KPK.

 

"Sudah rampung. Hari ini saya kirim ke pimpinan, nanti pimpinan yang umumkan," kata Pahala kepada wartawan, Senin (23/9).

 

Pahala menyebut bahwa, kemungkinan besar hasil tersebut akan diumumkan pimpinan KPK pada esok hari.

 

"Kayanya besok ya," pungkas Pahala. (rmol)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.