Tersinggung Bahas Fufufafa, Islah Bahrawi Mengaku Heran Buzzer PSI dan Buzzer Mulyono: Gua Jadi Penasaran
Islah Bahrawi
SANCAnews.id – Diskusi terkait akun Kaskus
Fufufafa seakan tak pernah ada habisnya. Banyak tokoh publik dan pegiat media
sosial yang terus mengupasnya.
Yang menjadi sorotan adalah munculnya tuduhan bahwa isu
Fufufafa sengaja dihadirkan sebagai upaya untuk memecah belah dan sebagai upaya
adu domba.
Menanggapi tudingan tersebut, Direktur Eksekutif Jaringan
Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi melalui cuitannya di akun X
@islah_bahrawi menyampaikan rasa terkejutnya.
"Adu domba? Buat apa ngadu domba? Marah ato gak marah
urusan kalian! Kami gak terima aja bakal presiden Indonesia dihina dan direndahkan
oleh manusia bermulut busuk macam begini. Kejadiannya sih emang udah lewat
jauh, tapi mulut sund*l yg udah jadi watak emang bisa sembuh total?,"
kritik Islah Bahrawi dikutip Minggu (15/9/2024).
Saat ditanya seorang warganet terkait sikapnya yang cenderung
ikut berpolitik, Islah mengaku membela demokrasi dan supremasi sipil.
"Siapa yang merusak dan apalagi mengharamkan demokrasi,
akan saya lawan. Ini bukan politik praktis, ini rasa peduli dan komitmen saya
terhadap keberlangsungan demokrasi. Sampai detik ini saya tidak menjadi anggota
Parpol manapun..," tegas Islah.
Seorang warganet dengan akun @zakyrwalad pun menimpali cuitan
Islah.
"Sudahlah….udah 9 tahun jilatin ee mulyono, kok cuma
gegara pak Mul tidak dukung ee mbanteng sekarang bang radikul benci bngt sama
kluarga pak Mul, malah sekarang gak trima bakal presiden indo direndahkan,,,,ee
mbanteng bikin radikul gak punya harga diri," tulis akun tersebut.
Islah Bahrawi pun mengaku heran. Sembari mempertanyakan jati
diri Fufufafa.
"Memangnya fufufafa itu siapa? Kok setiap gua bahas ini,
malah buzzer Mulyono dan buzzer PSI yang tersinggung? gua jadi
penasaran..," ujarnya.
Sebelumnya, akun anonymous dan sejumlah pegiat media sosial
memaparkan bukti-bukti keterkaitan Gibran dan akun Fufufafa. Bahkan, Menkominfo
pun dinilai tak mampu membendung masifnya fakta-fakta yang diungkap sejumlah
pihak yang disebut sebagai "intelijen netizen +62". (fajar)