Latest Post

 Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep/Net 

 

SANCAnews.id – Pegiat media sosial, Jhon Sitorus, melontarkan kritik tajam kepada Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terkait sikap diam partai tersebut dalam menanggapi isu yang melibatkan Ketua Umumnya, Kaesang Pangarep.

 

Menurut John, bungkamnya PSI memunculkan spekulasi adanya konspirasi antara partainya dan Kaesang.

 

"PSI Bersekongkol dengan Kaesang? Hanya dua pilihan bagi PSI saat ditanya soal Kaesang. tidak tahu atau diam sama sekali," ujar Jhon dalam keterangannya di aplikasi X @JhonSitorus_18 (3/9/2024).

 

Ia menambahkan bahwa PSI seolah-olah dalam beberapa hari terakhir terlihat seperti "monyet kenyang," hanya bisa menggaruk kepala dan perut tanpa memberikan respons berarti.

 

"Maka dalam beberapa hari ini PSI bagai monyet kenyang, cuma bisa garuk-garuk kepala dan perut," cetusnya.

 

Jhon juga menyoroti bagaimana PSI tampak tidak memberikan jawaban jelas mengenai keberadaan dan aktivitas Ketua Umumnya.

 

 

"Terlalu aneh memang, bagaimana bisa sebuah partai politik seperti PSI bisa tidak tahu keberadaan Ketua Umumnya? Jelas bohong," sebutnya.

 

Jhon menganggap sangat aneh jika sebuah partai politik sebesar PSI tidak mengetahui keberadaan Ketua Umumnya, terutama di tengah meningkatnya kemarahan rakyat atas gaya hidup mewah Kaesang dan istrinya.

 

"Tidak mungkin mereka tidak konsolidasi atas rasa panik yang sedang terjadi atas marahnya rakyat atas gaya hidup Ketua Umum dan Istrinya saat bangsa sedang tidak baik-baik saja," ucapnya.

 

Jhon mengatakan, gaya hidup mewah Kaesang dan istrinya dinilai tidak peka terhadap kondisi bangsa yang sedang menghadapi kesulitan.

 

"Seorang ketua umum partai pasti akan memberi arahan, meskipun sedang jauh di Amerika sambil menikmati roti Rp 400 ribu saat anak-anak papua kelaparan," Jhon menuturkan.

 

Lebih lanjut, Jhon menyebutkan bahwa sikap diam para pengurus PSI kemungkinan besar telah diatur.

 

"Bungkamnya para pengurus PSI jelas sudah diorganisir, makanya jawabannya selalu kompak tidak tahu," imbuhnya.

 

"Saya melihat ada upaya sekongkol antara PSI dan ketua umumnya agar tidak terlalu banyak bicara, minimal diam karena ketua umumnya sedang dalam kondisi memalukan," sambung dia.

 

Ia juga mengkritik PSI yang menurutnya telah hanyut dalam mendukung Jokowi dan keluarganya, hingga melupakan nilai-nilai perjuangan partai.

 

"Tidak ada joget-joget, tidak ada usah untuk tengil dan semua serba mengelak. Moral partai ini sedang hancur dan jatuh karena terlalu hanyut menceboki Jokowi sekeluarga," terangnya.

 

Sebagai solusi, Jhon menyarankan agar PSI segera mengganti ketua umum dan kembali kepada nilai-nilai awal partai, yang anti terhadap nepotisme, korupsi, dan mengedepankan politik bersih dan cerdas.

 

"Pilihannya hanya satu. PSI harus cepat-cepat ganti ketua umum dan kembali kepada jalur PSI yang dulu, anti neo orde baru, nepotisme, korupsi dan meneladankan politik yang bersih dan cerdas," tandasnya.

 

Ia juga mendesak PSI untuk membantu KPK dalam mencari Kaesang, dengan harapan partai tersebut bisa kembali berada di jalur yang benar.

 

"Toh, Jokowi effect juga tak memiliki efek berarti yang signifikan. Nilai-nilai Jokowisme mesti direvisi agar PSI tidak berhaluan pada figur, tapi nilai Pancasila dan UUD 1945 itu sendiri," jelasnya.

 

"PSI, yuk cari ketua umummu. Bantu wujudkan pemberantasan Korupsi dengan mendukung KPK mencari Kaesang. Kalo masih diam, jangan-jangan kalian emang kebangia juga? Nah lhoo," kuncinya. (fajar)


Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep/Net 

 

SANCAnews.id – Laporan dugaan gratifikasi penggunaan jet pribadi yang dilakukan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, kini telah naik ke tahap proses telaah di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

 

Hal itu disampaikan Juru Bicara KPK, Tessa Mahardika Sugiarto saat ditanya perkembangan laporan yang telah disampaikan Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman dan dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun.

 

"Sampai dengan saat ini, dari Direktorat Penerimaan Layanan Pengaduan Masyarakat menginfokan bahwa, proses pelaporan untuk pelapor atas nama saudara Boyamin dan satu lagi dari UNJ sudah masuk di tahap penelaahan," kata Tessa kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (3/9).

 

Saat ini kata Tessa, KPK tengah melihat kelengkapan dokumen pendukung yang telah diserahkan pelapor.

 

"Maupun hal-hal yang bisa menjadikan pelaporan tersebut untuk bisa ditindaklanjuti ke tahap berikutnya. Kalau seandainya nanti memang ada kekurangan, tentunya akan dimintakan kepada pelapor untuk bisa melengkapi lagi," tuturnya.

 

Sementara itu terkait surat undangan dari Direktorat Gratifikasi KPK, hingga saat ini masih berproses dan belum dikirim kepada anaknya Presiden Joko Widodo itu.

 

"Masih berproses. Ya itu proses di dalam, saya belum bisa menyampaikan lebih jauh, karena itu sifatnya internal, jadi nanti kalau ada update kita akan sampaikan kepada teman-teman," pungkas Tessa. (rmol)


Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep 

 

SANCAnews.id – Pegiat media sosial (Medsos) Stefan Antonio meminta kasus penggunaan jet Gulfstream oleh Kaesang Pangarep, putra Presiden Jokowi, diselidiki secara tuntas.

 

"Urusan Jet Gulfstream Kaesang Pangarep ini, harus diusut tuntas!," ujar Stefan dalam keterangannya di aplikasi X @Stefan_Antonio (1/9/2024).

 

Stefan menuntut transparansi dan meminta Kaesang untuk menjelaskan bagaimana ia mendapatkan layanan penerbangan tersebut.

 

"Kaesang Harus dapat membuktikan bagaimana cara dia mendapatkan jasa pelayanan Penerbangan Gulfstream tersebut," cetusnya.

 

Menurut Stefan, jika Kaesang menyewa jet tersebut, ia harus menunjukkan dokumen transaksi yang relevan.

 

"Kalau dia sewa. Tunjukan Dokumen Transaksinya," tukasnya.

 

Jika jet tersebut dipinjamkan, pihak yang meminjamkan harus memberikan kesaksian.

 

"Kalau dia dipinjamkan. Pihak Peminjam harus memberikan kesaksiannya," sebutnya.

 

Stefan menekankan bahwa di banyak negara, keluarga kepala negara yang menerima pemberian sering kali diselidiki secara menyeluruh untuk memastikan tidak ada tindakan gratifikasi yang terjadi.

 

"Banyak kasus di Luar Negeri, Keluarga Kepala Negara ketika menerima pemberian itu diusut tuntas," tandasnya.

 

Ia menganggap penting agar kasus ini diperlakukan dengan serius dan transparan untuk menghindari potensi konflik kepentingan atau pelanggaran hukum.

 

"Apakah terjadi tindakan gratifikasi atau tidak," kuncinya. (fajar)


Tragedi Arema Kanjuruhan saat dipenuhi gas air mata 

 

SANCAnews.id – Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Kepolisian melaporkan dugaan korupsi pengadaan gas air mata tahun 2021-2022 ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

 

Anggota Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) Agus Suryanto menegaskan, KPK berwenang mengusut dugaan korupsi yang melibatkan aparat penegak hukum.

 

Agus mengatakan laporan tersebut merupakan hasil dari upaya represif yang dilakukan oleh kepolisian dalam penggunaan gas air mata terhadap pengunjuk rasa. Ia menduga ada selisih harga atau markup dari pembelian gas air mata, khususnya pada tahun 2021-2022.

 

"Dugaan indikasi mark up ini mencapai Rp 26 miliar, ini sudah sampaikan kepada pimpinan KPK, termasuk pada bagian pengaduan masyarakat agar segera ditindaklanjuti," kata Agus usai membuat laporan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (2/9).

 

"Anggaran yang digunakan ini adalah bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), yang itu notabene berdasarkan dari pajak masyarakat," sambungnya.

 

Aktivis antikorupsi itu merasa ironis, APBN yang bersumber dari rakyat, justru rakyat yang terkena imbas negatif dari penggunaan gas air mata. Karena itu, ia meminta KPK dapat menindaklanjuti laporan tersebut, yang disinyalir melibatkan aparat penegak hukum.

 

"Di samping itu juga kasus-kasus pengadaan barang dan jasa ini jumlahnya sangat banyak, menjadi dominan tidak hanya tentu diinstitusi kepolisian, tapi kementerian dan pemerintah kepala daerah," tegas Agus.

 

Agus menekankan, pengusutan ini penting dilakukan untuk mengembalikan citra positif bagi KPK, di akhir masa kepemimpinan KPK periode 2019-2024. Sehingga, Pimpinan KPK ke depan berani mengusut dugaan korupsi yang melibatkan aparat penegak hukum.

 

"Menjadi legacy kepada pimpinan berikutnya, agar mereka benar-benar berani untuk menangani kasus-kasus yang bukan hanya penyelenggara negara. Karena sekali lagi, korupsi yang terjadi atau melibatkan aparat penegak hukum itu justru akan merusak citra dari penegak hukum sendiri," pungkas Agus. (jawapos)


Putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dan menantunya Erina Gudono 

 

SANCAnews.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah memburu putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep. Lembaga antikorupsi itu akan melayangkan surat undangan kepada Kaesang untuk memberikan klarifikasi terkait dugaan penerimaan gratifikasi atas fasilitas jet pribadi yang digunakannya bersama sang istri, Erina Gudono, saat melancong ke Amerika Serikat.

 

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengatakan KPK tidak mengetahui keberadaan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

 

“Suratnya sedang dikonsep, surat undangan. Terserah nanti, apakah akan, saya enggak tau posisi yang bersangkutan saat ini ada di mana,” kata Alex di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat, 30 Agustus 2024.

 

Alex menjelaskan, mekanisme pemanggilan Kaesang ini merupakan prosedur yang memang berlaku di KPK. Menurutnya, biasanya pihak-pihak yang akan diklarifikasi telah menjelaskan berita yang ramai di masyarakat. Oleh karena itu, KPK pun mempersilakan Kaesang untuk menjelaskan secara gamblang soal jet pribadinya sebelum dipanggil untuk klarifikasi. Kaesang juga diminta membawa bukti untuk memperkuat pernyataannya.

 

“Kami sih berharap, ketika melakukan deklarasi atau apa pun itu disertai bukti. Misalnya, ‘oh enggak, saya bayar sendiri, ini loh bukti transfernya’. Jadi clear dong,” kata Alex. “Jadi tidak sekadar deklarasi, tapi bukti juga, supaya masyarakat yang mempertanyakan, di media sosial yang ramai, jadi tercerahkan.”

 

Lantas, di mana sebenarnya Kaesang sekarang saat sedang dicari oleh KPK untuk berikan klarifikasi atas dugaan gratifikasi berupa fasilitas pesawat jet pribadi tersebut? Simak rangkuman informasi selengkapnya.

 

Media Sosial Kaesang Tidak Aktif

Kaesang biasanya sangat aktif menggunakan media sosial, baik Instagram maupun X. Namun berdasarkan penelusuran Tempo, kedua media sosial putra bungsu Presiden Jokowi itu sudah lama tidak aktif atau mengirimkan unggahan terbaru.

 

Unggahan terakhir Kaesang di Instagram pada 17 Agustus 2024. Dalam unggahan tersebut, Kaesang berfoto bersama istrinya, Erina Gudono, dengan mengenakan baju adat Mentawai, Sumatra Barat dan Bugis, Makassar di Istana Kepresidenan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Keterangan unggahan Kaesang itu  hanya berisi tentang penjelasan sejarah dari pakaian keduanya.

 

Unggahan ini juga sama seperti yang terakhir kali dibagikan oleh Erina Gudono di akun Instagramnya. Bedanya, Erina Gudono masih aktif membuat cerita Instagram. Namun, cerita itu hanya dibagikan kepada subscriber eksklusifnya yang sudah membayar biaya berlangganan dan tidak bisa diakses publik.

 

Sementara itu, unggahan terakhir Kaesang di X adalah pada 30 April 2023. Unggahan tersebut adalah Kaesang yang membagikan gambar seorang laki-laki dengan tulisan, “Bukannya ga bersyukur dapat pap dari kamu. Jujur aku lebih suka pap selfiemu sambil pegang KTP,” bunyi tulisan pada gambar yang diunggah Kaesang.

 

Hilangnya kabar mengenai keberadaan Kaesang ini mengundang pertanyaan warganet Indonesia. Bahkan, komedian Sammy Notaslimboy turut mempertanyakan keberadaan Ketua Umum PSI tersebut. “Itu si Kaesang bener-bener ngilang ya? Istrinya juga gak flexing lagi di ig,” tanya dia dalam cuitannya.

 

Pertanyaan tentang keberadaan Kaesang ditanggapi aktor Fedi Nuril dengan meminta KPK menanyakan hal tersebut kepada PSI. “Coba tanya keberadaan Kaesang ke @psi_id. Kalau mereka pun tidak tahu, berarti menurut Pak Bambang Pacul, Kaesang sebagai ketua umum tidak disiplin dalam berkomunikasi,” tulis cuitan Fedi Nuril di akun X pribadinya, @realfedinuril, Senin, 2 September 2024.

 

Di kolom komentar cuitan Fedi Nuril itu, seorang warganet meminta bantuan komedian Kiky Saputri. Pasalnya, Kiky adalah teman baik Kaesang sekaligus rekan kerja dalam proyek siniar PDP di kanal YouTube ‘Kaesang Pangarep by GK Hebat’.

 

“Kak @kikysaputrii kamu kan orang dalam ya, pasti KPK lebih canggih dari kamu, ayo bantu nyari Kaesang kemana, banyak rakyat yang nyariin nih,” kata @dimstrds dalam komentarnya. Pertanyaan serupa ditanyakan oleh warganet dengan akun @4d_h1m, “@kikysaputrii Kaesang kemana? Siapa tau aja punya info.”

 

Seorang netizen merasa heran bagaimana bisa seorang anak presiden yang dikawal oleh Pasukan Pengamanan Presiden (paspampres) menghilang tanpa kabar. “Kok bisa Kaesang, seorang anak presiden yang biasa kemana-mana dijaga dan diawasi paspampres menghilang?” tanya seorang warganet dengan nama akun @FakhriiA. (tempo)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.