Prof Jimly Asshiddiqie
SANCAnews.id – Pakar Hukum Tata Negara, Jimly
Asshiddiqie menanggapi keputusan Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR RI) yang tidak
merevisi Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah menyusul maraknya aksi
demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa di seluruh Indonesia.
Jimly menyampaikan apresiasinya terhadap gerakan yang
dilakukan oleh para aktivis mahasiswa, akademisi, selebritis, serta tokoh
nasional yang secara spontan turun ke jalan untuk menyuarakan hati nuraninya.
"Alhamdulillah, berkat nurani bersih dan akal sehat yang
disuarakan," ujar Jimly dalam keterangannya di aplikasi X @JimlyAs
(23/8/2024).
Dikatakan Jimly, para aktifis mahasiswa, akademisi,
selebriti, dan tokoh-tokoh nasional yang dalam waktu singkat tanpa rekayasa,
semua tumpah ruah ke jalanan.
Menurut Jimly, aksi ini menunjukkan kekuatan rakyat dalam
mempertahankan konstitusi dan menegakkan demokrasi di Indonesia.
"Akhirnya putusan MK dijadikn pegangan final untuk
pndaftaran Pilkada mulai 27 Agustus 2024," sebutnya.
Jimly mengakhiri pernyataannya dengan ucapan selamat kepada
seluruh pihak yang terlibat dalam perjuangan tersebut
"Selamat!," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, ribuan massa aksi yang terdiri dari
mahasiswa dan masyarakat menggelar aksi unjuk rasa di Fly Over, Jalan AP
Pettarani, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Kamis (22/8/2024).
Di antara ribuan massa aksi, nampak beberapa di antaranya
emak-emak dan bapak-bapak yang turut menuntut agar putusan Mahkamah Konstitusi
(MK) tetap diberlakukan.
Pantauan di lokasi, ribuan massa itu terdiri dari beberapa
kampus ternama di kota Makassar. Seperti Unhas Makassar, UNM, UMI, dan beberapa
kampus swasta lainnya.
Sekadar informasi, sebelum massa menggelar aksi di Fly Over,
terlebih dahulu iring-iringan rombongan Ibu Negara, Iriana Jokowi melintas.
Ibu dari Kaesang Pangarep itu dijadwalkan hadir di ASS
Building yang yang tepat di samping kampus UMI Makassar untuk menghadiri agenda
"Sosialisasi Pengelolaan Komoditas Hortikultura".
"Menolak rezim otoriter!," tertulis pada spanduk
yang dibawa oleh massa aksi.
Orator dari massa aksi silih berganti meneriakkan orasi
ilmiahnya dengan menantang keras upaya Badan Legislasi (Baleg) Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) yang ingin menganulir keputusan MK.
"Hari ini kita berkumpul di bawah flyover yang dibangun
dari yang rakyat. Kita berkumpul atas dasar kekecewaan dan cinta kepada
negara," teriak salah seorang orator sambil mengangkat toaknya
tinggi-tinggi.
Menurut orator, apa yang dilakukan DPR keputusan MK yang
dianggap mampu memperbaiki citranya itu dilecehkan oleh pihak yang haus
kekuasaan.
"Keputusan MK yang hari ini kita kawal telah dilecehkan.
Revolusi, revolusi, revolusi," tambahnya diikuti oleh para massa aksi.
Tidak berhenti di situ, ribuan mahasiswa yang berkumpul di
bawah flyover Makassar itu menggaungkan sumpah mahasiswa Indonesia sebagai
bentuk solidaritas perlawanan.
"Kami mahasiswa Indonesia bersumpah, bertanah air satu.
Tanah air tanpa penindasan. Kami mahasiswa Indonesia bersumpah, berbangsa satu,
bangsa yang gandrung akan keadilan. Kami mahasiswa Indonesia bersumpah,
berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan," teriak massa aksi dipimpin oleh
salah seorang orator. (fajar)