Latest Post

Karangan bunga HUT Bhayangkara ke 78 berjajr depan Polsek Koto Tangah, Padang 


SANCAnews.id – Peringatan Hari Lahir Bhayangkara (HUT) ke-78 merupakan peringatan lahirnya Polri yang diambil dari momentum terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 11 Tahun 1946 diperingati setiap tanggal 1 Juli yang jatuh pada hari ini, Senin 1/6/2024.

 

Pada Dirgahayu ke-78, HUT Bhayangkara Tahun 2024 mengusung tema “Polri Presisi Mendukung Percepatan Transformasi Ekonomi Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas”.

 

Karangan bunga HUT Bhayangkara ke 78 di Jl. Adinegoro Lubuk Buaya, depan Kecamatan. Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat


Ucapan HUT Bhayangkara ke-78 di Polsek Koto Tangah Padang terlihat dipasang +_ 103 karangan bunga berjejer hingga ke depan Kantor Kecamatan Koto Tangah disepanjang Jalan Adinegoro Kota Padang.

 

13 kelurahan di Kecamatan Koto Tangah Padang dan hanya 8 Kelurahan yang mengirimkan karangan bunga dan 5 kelurahan terdiri dari Kel. Batipuh Panjang, Bungo Pasang, Batang Kabung Ganting, KPIK (Koto Panjang Ikur Koto) dan Sei. Lareh Lubuk Minturun sepertinya tak terlihat terpasang.


Camat Koto Tangah Ucapkan Selamat HUT ke 78 Bhayangkara 


Namun Camat Koto Tangah sudah memasang karangan bunga dan saat dipastikan 5 kelurahan tersebut belum mengirimkan ucapan selamat, Fizlan Setiawan selaku Camat tidak ada di kantor dan ditelepon serta chatt di ponselnya +62 852-7417-1xxx tidak menjawab hingga berita ini tayang. (sanca)


 

SANCAnews.id – Peringatan HUT Bhayangkara ke-78 akan digelar di Monumen Nasional (Monas) pada Senin (1/7) dan diperkirakan akan terjadi kerumunan sehingga masyarakat diimbau menghindari jalan di sekitar kawasan tersebut.

 

Perayaan HUT Bhayangkara ke-78 juga akan dibarengi dengan Pesta Rakyat. Peristiwa ini disebut terjadi mulai pukul 12.00 WIB. Polda Metro Jaya memperkirakan acara tersebut akan dihadiri sekitar 182 ribu orang.

 

"Pada hari Senin tanggal 1 Juli 2024, akan diadakan peringatan HUT Bhayangkara ke-78 di Monas dan akan dihadiri oleh kurang lebih 182.000 orang," tulis TMC Polda Metro Jaya di Instagram, Minggu (30/6).

 

Maka dari itu, masyarakat yang akan bepergian melalui jalan sekitar Monas diimbau mencari jalan alternatif jika tidak ingin terjebak kepadatan lalu lintas yang mungkin timbul imbas aktivitas tersebut.

 

"Yang akan melintas di sekitaran Monas besok, bisa cek opsi arus lalu lintas yang sudah disediakan ya! Tunggu info selanjutnya," tulis TMC Polda Metro Jaya. (cnni)


KPK buka dalam kasus suap Bansos/ Ist 

 

SANCAnews.id – Korupsi bantuan sosial (bansos) sembako yang disalurkan Presiden Joko Widodo dinilai telah merusak semangat pemberian bantuan di masa pandemi Covid-19.

 

Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Tessa Mahardika Sugiarto mengatakan, pengadaan bansos yang diusut KPK terkait bansos yang disalurkan Presiden Jokowi kepada masyarakat.

 

"Ya, betul bahwa bantuan yang sedang dilakukan penyidikan adalah, yang salah satunya yang diberikan oleh Bapak Presiden kepada masyarakat," kata Tessa seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (30/6).

 

Tessa menjelaskan, isi paket bansos presiden itu berisi variatif, seperti beras, minyak goreng, biskuit, dan beberapa sembako lainnya.

 

"Perbuatan para tersangka untuk mengambil keuntungan dengan mengurangi kualitas, bansos yang seharusnya sampai ke masyarakat ini, mencederai semangat pemerintah, semangat Bapak Presiden Jokowi, untuk memberikan bantuan, terutama di saat pandemi Covid-19," terang Tessa.

 

Tessa menegaskan, KPK akan menuntaskan proses penyidikan dalam perkara ini untuk segera diadili di pengadilan.

 

"Jadi KPK, sangat memperhatikan tindakan yang dilakukan oleh para tersangka, dan berkomitmen untuk menyelesaikan perkara ini sampai dengan tuntas," pungkas Tessa.

 

Dalam perkara ini, KPK sudah menetapkan satu orang tersangka, yakni Ivo Wongkaren (IW) selaku Direktur Utama PT Mitra Energi Persada (MEP) sekaligus Tim Penasihat PT Primalayan Teknologi Persada (PTP). Dugaan kerugian keuangan negara dalam pengadaan bansos presiden ini mencapai Rp250 miliar.

 

Ivo Wongkaren sebelumnya juga sudah divonis dalam kasus penyaluran bansos beras Covid-19. Dia divonis 8 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp1 miliar subsider 12 bulan kurungan. Selain itu, Ivo juga harus membayar uang pengganti sebesar Rp62.591.907.120 (Rp62,59 miliar) subsider 5 tahun kurungan. (*)


Scrienshot Chusnul Chotimah dikutip Minggu (30/6/2024) 


SANCAnews.id – Pernyataan Kaesang yang menuding Sekjen PKS berbohong kepada publik terkait pergaulan bebas Presiden Jokowi di Pilkada Serentak kini berbalik menyerang dirinya.

 

Pasalnya, sejumlah pegiat sosial membeberkan bukti terkait cawe-cawe yang dimaksud Sekjen PKS tersebut. Berita terkait pun beredar.

 

Salah satu pegiat media sosial yang membeberkan bukti yang dimaksud adalah Chusnul Chotimah melalui akunnya @ch_chotimah2 di X.

 

Menurut wanita cantik ini, Kaesang telah melakukan drama yang justru masuk ke ranah pembohongan publik.

 

"Jokowi cawe-cawe pilkada 2024, mereka sendiri yg ungkap tapi mereka juga yg coba menyangkal. Drama lagi.🤦," tulis Chusnul Chotimah dikutip Minggu (30/6/2024).

 

Chusnul juga menyampaikan bahwa relawan Jokowi sendiri yang membeberkan bahwa mereka mendapat arahan dari ayah Kaesang itu untuk dukungan di Pilkada.

 

"Coba perhatikan. Jauh hari relawan @jokowi sendiri yg mengaku dapat arahan soal dukungan untuk Pilgub Jateng. Lalu, Gerindra juga mengungkap Jokowi KIM pernah bahas Kans Kaesang di pilkada Jakarta," sambung perempuan yang telah dua periode membantu memenangkan Jokowi di Pilpres.

 

"Sekarang mereka ramai-ramai membantah, bahkan ada yg minta jangan bawa-bawa presiden. Sy cuma mau bilang dasar waluh.😊," tandasnya.

 

Warganet pun ramai membahas cuitan Chusnul Chotimah. Umumnya mereka sepakat dengan pernyataannya, meski ada pula yang mengaitkan dengan kekecewaan Chusnul pada hasil Pilpres 2024.

 

"Enak jd orang bodoh hanya mikir datangnya BANSOS, jd orang pintar banyak mikir tapi yg dipikir Ndak berpikir," tulis seorang warganet di kolom komentar.

 

"Emangnya masih ada yg percaya sama omongan mereka? Gaklah, ya," sambung lainnya.

 

"Bapak dan anak sama-sama bohong," tambah lainnya.

 

"Keluarganya sdh ga bisa dipercaya,, bahkan diempun bohong," ujar warganet lainnya.

 

Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep membantah pernyataan Sekjen PKS, Aboe Bakar Al Habsyi yang menyebut Presiden Jokowi menyodorkan namanya ke sejumlah partai politik untuk diusung di Pilgub Jakarta.

 

Putra Bungsu Jokowi itu menegaskan yang berwenang penuh untuk menentukan calon yang akan diusung dalam kontestasi politik adalah ketua umum partai bukan presiden.

 

Sementara itu, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani mengungkap adanya pembahasan Koalisi Indonesia Maju (KIM) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal Ketum PSI Kaesang Pangarep di Pilkada Jakarta. Namun, Muzani tak menyebut kapan hal tersebut dibahas.

 

"Oh, ada," kata Muzani kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (28/6/2024).

 

Muzani tidak merinci sampai sejauh mana pembahasan Kaesang di internal KIM. Menurutnya, saat ini masih pada tahap mengkaji dan mencocokkan nama.

 

"Ya karena waktunya masih cukup panjang, sehingga dilakukan exercise uji coba kalo ini dengan ini, kalo ini dengan ini," ujarnya. (fajar)


Orang tua Afif Maulana memperlihatkan foto mendiang putranya. 


SANCAnews.id – Kasus meninggalnya Afif Maulana, 13 tahun, terus didalami. Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) baru-baru ini mengunjungi Padang untuk menyelidiki dugaan kekerasan yang berujung kematian.

 

Ketua Harian Kompolnas Benny Josua Mamoto dalam keterangannya kepada awak media mengatakan, ada saksi kunci yang memberikan keterangan terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan anggota Sabhara Polda Sumbar.

 

Saksi yang dirahasiakan identitasnya mengaku mengalami penyiksaan saat dibawa ke kantor polisi. Namun, dia tidak mengenal pelaku karena mengenakan pakaian preman.

 

"Ketika ditanya siapa yang nyundut, saksi menjawab, saya nggak kenal namanya karena pakaian preman,'" kata Benny pada Jumat (28/6/2024).

 

Benny menegaskan bahwa kesaksian ini dapat membantu mengungkap kematian Afif Maulana. Kekerasan yang sebelumnya hanya menjadi isu di media sosial kini telah dibenarkan oleh korban.

 

Kompolnas juga telah mendapatkan informasi tentang 17 anggota yang diduga melakukan pelanggaran. Benny menyampaikan sejumlah rekomendasi kepada Polda Sumbar, termasuk penegakan hukum terhadap anggota yang melanggar aturan dan evaluasi pengawasan internal.

 

Selain itu, Benny menekankan pentingnya pembelajaran bagi kepolisian dalam menangani pelaku tawuran dan meminta masyarakat untuk berperan aktif memberikan informasi terkait kasus ini.

 

Kapolda Sumbar Irjen Suharyono mengungkapkan bahwa 17 anggota Sabhara Polda Sumbar melanggar standar operasional prosedur (SOP) saat menangani 18 remaja yang diduga akan tawuran.

 

Pelanggaran ini terungkap setelah pemeriksaan terhadap lebih dari 40 anggota. Hal itu diungkapkan Kapolda Sumbar Irjen Suharyono dalam konferensi pers di Polda Sumbar, Kamis (27/6/2024) kemarin.

 

"Kami sudah mengumumkan dari hasil penyelidikan dan juga pemeriksaan kami kepada 40 anggota. Dari jumlah itu, 17 anggota diduga terbukti memenuhi unsur (melanggar)," ujar Suharyono.

 

Diceritakan Suharyono, kejadian bermula pada Minggu (9/6/2024) dini hari, saat 30 personel Polda Sumbar berpatroli untuk mencegah tawuran di Padang.

 

Mereka menemukan sejumlah remaja yang diduga hendak tawuran sekitar 100 meter dari Jembatan Kuranji, Jalan Bypass Kilometer 9, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji. 

 

Polisi menangkap 18 remaja, termasuk Afif Maulana, dan menemukan senjata tajam berserakan di jalan. Remaja yang ditahan karena memegang senjata tajam, sedangkan 17 lainnya dipulangkan.

 

Mayat Afif Maulana ditemukan di bawah Jembatan Sungai Kuranji pada siang harinya, pukul 11.55 WIB.

 

Kasus ini menarik perhatian publik setelah beredar di media sosial bahwa Afif diduga dianiaya oleh polisi, meski Polda Sumbar sempat berkeyakinan bahwa Afif tewas karena lompat dari jembatan.

 

Polda Sumbar memastikan akan mengusut tuntas kasus penemuan mayat Afif Maulana di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang.

 

Kasus ini betul-betul menarik perhatian publik, para tokoh hingga Pegiat Media Sosial (Medsos) terus menyoroti kasus ini dan menganggap harus diberikan keadilan.

 

Seperti Ary Prasetyo, dalam keterangannya di aplikasi X @Aryprasetyo85 memberikan perhatiannya terhadap keterangan Kapolda Sumbar.

 

"Nyawa Sudah Melayang. Enteng Banget Bilang ada kesalahan Prosedur," kata Ary dikutip pada Sabtu (29/6/2024).

 

Ary bilang, Kapolda Sumbar Irjen Suharyono mengakui adanya kesalahan prosedur anggotanya dalam penanganan 18 remaja terduga pelaku tawuran di Kota Padang. (fajar)

 

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.