Latest Post


 

SANCAnews.id – Maraknya permasalahan hukum, politik, bahkan kebijakan sewenang-wenang menjadi salah satu faktor penentu melemahnya nilai tukar Rupiah pada masa pemerintahan Joko Widodo.

 

Komunikator politik dan hukum nasional, Tamil Selvan alias Kang Tamil menilai pelemahan rupiah menjadi faktor ketidakmampuan perekonomian Indonesia mengimbangi persentase perekonomian Amerika yang semakin meningkat.

 

"Kenapa? Karena, satu, konflik dan cekcok masalah hukum dan politik di Indonesia tidak kunjung habis, bahkan malah menjadi-jadi," tegas Kang Tamil, di Jakarta, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (23/6).

 

Kedua, kata akademisi Universitas Dian Nusantara itu, diakibatkan konflik politik yang tidak berkesudahan, baik proses dan pelaksanaan Pilpres 2024 hingga Pilkada 2024 mendatang.

 

"Nah, lalu yang ketiga, kebijakan-kebijakan para pemangku kewenangan yang tidak mencerminkan kebutuhan masyarakat. Contohnya Tapera dan lain sebagainya," pungkasnya. (*)


Ilustrasi tindak aniaya 


SANCAnews.id – Anggota Polda Sumbar diduga menganiaya sejumlah anak pada Minggu, 9 Juni 2024. Salah satu anak berinisial AM (13) tewas akibat penyiksaan.

 

Berdasarkan keterangan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, ada 6 anak dan 2 orang dewasa berusia 18 tahun yang mengalami penyiksaan. Sementara itu, lainnya mengalami luka-luka.

 

“Mereka mendapatkan penyiksaan berupa dicambuk, disetrum, dipukul dengan rotan atau manau, ditendang motor atau pun langsung ke tubuh korban dan mendapatkan sulutan rokok di tubuh korban. Bahkan, ada keterangan yang kami dapatkan, adanya kekerasan seksual berupa memaksa ciuman sejenis,” kata keterangan dalam situs LBH Padang, dikutip pada Minggu, 23 Juni 2024.

 

Penyiksaan itu bermula saat anggota Sabhara Polda Sumatera Barat berpatroli pada 9 Juni 2024 dini hari hingga kemudian menuduh anak-anak tersebut melakukan tawuran.

 

“Mestinya polisi menerapkan asas praduga tidak bersalah dalam hal ini bukan melakukan penyiksaan,” ujar LBH Padang.

 

Kronologi Kejadian 

Pada Minggu, 9 Juni 2024, pukul 04.00 WIB, AM sedang berboncengan dengan korban lain berinisial A, menggunakan sepeda motor di Kota Padang.

 

Keduanya pun dihampiri oleh anggota Sabhara Polda Sumatera Barat yang sedang berpatroli. Saat itu, sepeda motor yang ditumpangi AM dan A ditendang oleh anggota polisi tersebut hingga membuat keduanya jatuh terpelanting ke bagian kiri jalan. Setelah itu, A langsung ditangkap dan dibawa ke Polsek Kuranji.

 

“Bahwa pada saat ditangkap, A melihat korban AM sempat berdiri dan dikelilingi oleh anggota Polda Sumatera Barat yang memegang rotan. Hingga saat itu, korban A tidak pernah lagi melihat korban AM,” ucap keterangan dalam situs LBH Padang.

 

“Korban A dan korban-korban yang ditangkap lainnya diinterogasi, bahkan korban A sempat ditendang dua kali di bagian muka, di sentrum serta diancam apabila melaporkan kejadian yang dialami maka akan ditindaklanjuti,” tuturnya.

 

Setelah itu, mereka dibawa ke Polda Sumatera Barat dan diperintah untuk berjalan jongkok dan berguling-guling sampai muntah.

 

“Kalau belum muntah belum boleh berhenti. Hingga pukul 10.00 WIB dan setelah membuat perjanjian untuk tidak melakukan kesalahan yang sama, korban A dan korban-korban lainnya dibolehkan pulang kerumah masing-masing,” katanya.

 

AM Ditemukan Meninggal Dunia

Kemudian, pada pukul 11.55 WIB, AM ditemukan mengambang tak bernyawa oleh warga. Ada luka lebam di bagian pinggang sebelah kiri, punggung, pergelangan tangan dan sikunya.

 

Tak hanya itu, kepala belakangnya juga luka hingga mengeluarkan darah. Pipi kirinya pun membiru. AM sudah diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara dan keluarga AM sudah menerima fotokopi sertifikat kematian Nomor: SK/34/VI/2024/Rumkit pada Senin, 10 Juni 2024.

 

Atas kematian anaknya, Ayah AM pun sudah melaporkannya ke Polresta Padang, dengan laporan Nomor : LP/B/409/VI/2024/SPKT/POLRESTA PADANG/POLDA SUMATERA BARAT. (pikiran-rakyat)

 

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo 


SANCAnews.id – Meningkatnya beban utang negara akan menjadi catatan merah bagi Presiden Joko Widodo di akhir masa kepemimpinannya. Kondisi itu sama saja dengan mengingkari janji Joko Widodo saat pertama kali menjadi Kepala Negara yang tidak akan menambah utang negara.

 

Pengamat politik Citra Institute, Efriza mengurai, utang negara di era Presiden Joko Widodo hingga 30 April 2024 tercatat mencapai Rp8.338,43 triliun. Angka ini jauh lebih besar dibanding era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mencatatkan utang negara Rp2.608,78 triliun di akhir tahun 2014.

 

"Ini menunjukkan Jokowi tidak sepenuhnya bisa dibanggakan dalam membangun maupun menghadirkan kemajuan bagi negeri ini, karena disertai dengan penumpukan utang," ujar Efriza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (22/6).

 

Dia memandang, utang negara di era Jokowi yang naik hingga tiga kali lipat dibanding presiden sebelumnya membuktikan kinerja sebagai nakhoda pemerintahan Republik Indonesia gagal mengelola keuangan.

 

"Ini tentu membuktikan bahwa Jokowi tidak memiliki kemampuan dalam pengelolaan APBN yang baik," sambung dosen ilmu pemerintahan Universitas Pamulang (Unpam) itu.

 

"Membengkaknya utang negara ini semakin memperlihatkan Jokowi gagal dalam menepati janjinya untuk mengurangi beban utang negara," tutup Efriza. (*)

Habib Rizieq Shihab (HRS) 

 

SANCAnews.id – Habib Rizieq Shihab (HRS) kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Pasalnya, ia kembali mengkritik pemerintah melalui ceramahnya. Menariknya, isi ceramahnya kali ini mendapat banyak dukungan dan dorongan dari sejumlah penggiat media sosial yang sebelumnya membencinya.

 

Video klip tersebut beredar viral di media sosial X. HRS ceramah di depan jamaahnya yang menyoroti masalah krisis dokter di Indonesia hingga akhirnya pemerintah mengambil kebijakan 'naturalisasi' atau mengimpor dokter asing bisa praktik di sini. Nama Rizieq pun masuk topik trending sejak Jumat (21/6/2024) malam hingga pagi ini.

 

Berdasarkan rekaman video tersebut, HRS awalnya menyinggung kemiskinan melalui banyaknya pengangguran di Indonesia, bahkan banyak masyarakat yang tidak memiliki tempat tinggal yang layak. Hingga ceramahnya sampai pada soal pendidikan.

 

"Eh sekarang Kementerian Kesehatan mengatakan, kita perlu dokter-dokter naturalisasi. Yeee…Lu kira main bola. Main bola naturalisasi, pemain asing disuruh jadi pemain kita, eh dokter digituin juga, alasannya apa? Karena Indonesia kekurangan dokter," kata HRS.

 

Menurut HRS, kenapa Indonesia kekurangan dokter, karena banyak orang Indonesia tidak kuliah di fakultas kedokteran. Kenapa mereka tidak kuliah di fakultas kedokteran, Rizieq melanjutkan dengan suara meninggi, "Karena kuliah di fakultas kedokteran mahal, ratusan juta (rupiah). Nggak punya duit ratusan juta, jangan mimpi kuliah di fakultas kedokteran."

 

HRS melanjutkan, bukan orang Indonesia yang bodoh. Kalau fakultas kedokteran dibuka secara gratis, jutaan anak-anak Indonesia akan kuliah di fakultas kedokteran, dan jutaan anak itu akan menjadi dokter.

 

"Rasain lu kuliah mahal. Yang dipilih dia lagi, diajak berubah nggak mau, rasain!" kata Rizieq, yang disambut tawa oleh jemaahnya. (fajar)


Minyakita rencananya akan mengalami kenaikan harga 
 

SANCAnews.id – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan harga Minyakita rencananya akan mengalami kenaikan harga pada minggu depan. Tim tvOne pun mencoba mengulas harga terbaru Minyakita di Pasar Beringharjo, Yogyakarta per hari ini (22/6/2024).

 

Salah satu pedagang minyak di Pasar Beringharjo juga mengatakan bahwa ia menjual Minyakita seharga 16.000 rupiah, yang diketahui dibanderol dengan harga 14.000 rupiah pada kemasan Minyakita.

 

Hal ini menunjukkan harga Minyakita di pasaran mengalami kenaikan sekitar 2.000 rupiah. Sebelumnya diketahui Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan membahas persoalan harga minyak bumi dari Harga Eceran Tertinggi (HET).

 

"Ini nanti kita rapatkan, saya mau usul. Nanti kita bicarakan dulu," Kata Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifili Hasan kepada wartawan, Rabu (19/6/2024). 

 

Pria yang akrab disapa Zulhas itu memastikan bakal mengusulkan kenaikan harga minyakita sebesar Rp.1.500. Zulhas menjelaskan, kenaikan harga tersebut, beriringan dengan kenaikan harga komoditas lainnya. (tvone)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.