Sempat Terendus di Pulau Wisata, Harun Masiku Nyamar Jadi Guru Bahasa Inggris
Poster bergambar Harun Masiku ditempel saat peserta aksi dari Indonesia Corruption Watch (ICW) melakukan aksi teatrikal di depan Gedung KPK, Jakarta, Senin (15/1/2024).
SANCAnews.id – Buronan legendaris KPK, Harun
Masiku rupanya nyaris tertangkap penyidik lembaga antirasuah. Bahkan saat itu
keberadaan Masiku sudah diketahui.
Peluang penangkapan Masiku terjadi pada tahun 2021. Saat itu,
Masiku sedang dikejar oleh Tim Pemburu Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) yang
berisikan penyidik ahli. Salah satunya adalah Praswad Nugraha.
Praswad yang kini menjabat Ketua IM57+ Institute bercerita
tentang perburuan Masiku. Mantan calon legislatif PDIP itu ditemukan di sebuah
pulau di luar negeri.
"Sekitar bulan April, Maret-April (2021) ya kita sudah
menemukan lokasi saat itu, kita tidak berkoar-koar ya seperti Alexander Marwata
(Wakil Ketua KPK) ya, jadi sudah kita temukan lokasinya," kata Praswad
kepada kumparan, Jumat (14/6).
"Ada di satu pulau, di satu pulau wisata di negara
tetangga kita," sambung dia.
Praswad menyebut, saat itu tim agen intelijen KPK dikirimkan
ke lokasi itu untuk mengkonfirmasi keberadaan Masiku. Hasilnya positif. KPK pun
berkoordinasi dengan pihak Konjen, sesaat sebelum akan menangkap Masiku.
"Waktu itu dia sudah pindah berprofesi jadi guru Bahasa
Inggris, iya. Saat itu ya, itu kejadian tiga tahun yang lalu," kata
Praswad.
Dia menegaskan, intelijen yang dikirimkan sudah yakin bahwa
Masiku ada di lokasi tersebut. Namun mereka tidak bisa melakukan penangkapan,
karena itu tugas penyidik. Praswad sudah meyakini informasi sudah kuat dan
pasti.
"Pada saat itu tugas kami itu melakukan pembungkusan
lah, melakukan penangkapan," kata dia.
Namun sayang, saat proses itu hendak dilakukan, tim pemburu
Masiku ini diguncang dengan isu Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dan penonaktifan
sehingga tidak bisa bekerja dengan maksimal.
Di tim tersebut, bukan hanya ada Praswad, tetapi sosok
seperti Raja OTT KPK Harun Al-Rasyid hingga penyidik senior Damanik. Namun
mereka juga terkena dampak TWK.
"Sesaat sebelum kita mau ambil (tangkap Harun Masiku)
lalu ada gonjang-ganjing TWK," kata dia.
Selepas mereka didepak dari KPK, Masiku belum juga ditangkap.
Bahkan hingga saat ini, sudah 4 tahun lebih Masiku menjadi buronan lembaga
antirasuah. Praswad juga mempertanyakan sikap KPK, khususnya pimpinan terkait
perburuan Masiku ini.
Terlebih usai gonjang-ganjing yang terjadi saat ini, di mana
Pimpinan KPK Alexander Marwata membuat pernyataan dengan berharap Masiku akan
ditangkap dalam satu pekan ke depan, pada saat 10 Juni di DPR RI.
"Nah, jadi satu pertanyaan itu, satu hal yang sebenernya
apa ya, maunya KPK itu apa? Terutama wabil khusus pimpinan, sekarang juga
berkoar-koar bahwa mereka sangat-sangat bertekad untuk tangkap Harun
Masiku," ucapnya.
"Coba suruh Firli (eks Ketua KPK) jawab kenapa kami
dinonaktifkan saat itu, enggak relevan sama sekali, kemudian kami semua
di-TWK-kan," pungkasnya.
Saat ini, KPK tampak makin gencar mengejar Harun Masiku yang
sudah buron 4 tahun. Sejumlah saksi dipanggil KPK dalam beberapa pekan
terakhir. Salah satunya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, yang bahkan hp-nya turut
disita penyidik.
Masiku ialah tersangka suap penetapan anggota DPR RI periode 2019-2024. Mantan caleg PDIP itu diduga menyuap eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan SGD 57.350 atau setara Rp 600 juta. Dia sudah DPO sejak 2020. (democrazy)