Latest Post

Ilutrasi/Net 

 

SANCAnews.id – Seorang pria tanpa identitas ditemukan tewas di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat. Pria itu tergeletak di trotoar dengan posisi menghadap ke bawah dan ditutupi dengan kardus.

 

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKP Muhammad Aprino Tamara mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pemeriksaan di lokasi ditemukannya jenazah pria tersebut.

 

"Monitor. Anggota lagi di TKP," ujarnya saat dihubungi JawaPos.com, Jumat (10/5).

 

Selain itu, Aprino menerangkan bahwa untuk sementara ini belum ada identitas dari pria yang meninggal dunia tersebut.

 

"Belum ada identitas saat ini," ungkapnya.

 

Di sisi lain, saat ini tim identifikasi Polres Metro Jakarta Barat tengah dalam perjalanan menuju lokasi kejadian.

 

"Sedang menunggu identifikasi polres," kata Aprino.

 

Namun begitu, Aprino menerangkan bahwa sejauh ini belum ada tanda kekerasan yang ditemui di tubuh korban.

 

"Belum terlihat hingga saat ini," pungkasnya. (*)


Tulisan aksara jawi dan bahasa melayu dalam naskah Tuanku Imam Bonjol yang dipamerkan di GOR M Yamin Kota Payakumbuh pada 12/17 Oktober 2023. 


SANCAnews.id – Naskah Tuanku Imam Bonjol ditetapkan UNESCO sebagai Memory Of The World Committee South Asia Pacific pada Rabu, 8 Mei 2024 di Ulan Bator, Mongolia. Naskah yang ditulis oleh Tuanku Imam Bonjol ini diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

 

Keberadaan naskah Tuanku Imam Bonjol pertama kali dilaporkan oleh Ph. S. van Ronkel dalam artikelnya

 

“Inlandsche getuigenissen aangaande de Padri-oorlog” (Kesaksian Pribumi mengenai Perang Paderi) dalam jurnal De Indische Gids 37 (II) (1915): 1099-1119, 1243-59. Van Ronkel menyebutkan bahwa ia telah menyalin satu naskah yang berjudul "Tambo Anak Tuanku Imam" yang tebalnya 318 halaman.

 

Dosen Filologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Pramono mengatakan, naskah ini awalnya dibawa oleh Naali Sutan Caniago dari pengasingannya di Manado dan disimpan oleh ahli waris Tuanku Imam Bonjol di Kampung Caniago, Kabupaten Pasaman. Pada 27 April 1983, naskah tersebut diserahkan oleh ahli waris kepada pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

 

Naskah Tuanku Imam Bonjol pernah tidak diketahui keberadaannya selama 23 tahun pasca-dipamerkan pada Festival Istiqlal di Jakarta pada 1991. Selama masa hilang, tidak ada yang tahu tentang posisi manuskrip Tuanku Imam Bonjol tersebut.

 

Ada beberapa upaya untuk menemukan manuskrip itu untuk tujuan penelitian ilmiah. Akan tetapi, orang terakhir yang bertanggung jawab atas manuskrip tersebut tidak menginformasikan tempat manuskrip tersebut. Naskah tersebut akhirnya ditemukan di Kantor Gubernur Sumatra Barat pada September 2014.

 

“Naskah tersebut hilang dan ditemukan kembali saat proses renovasi Kantor Gubernur Sumatra Barat pada 2014. Kami diperlihatkan sebuah naskah dan ternyata adalah naskah Tuanku Imam Bonjol,” kata Pramono.

 

Pramono juga menerangkan, saat pertama kali ditemukan naskah dalam kondisi rusak, beberapa lembar lepas dari jilid dan beberapa halaman naskah berlubang karena terbakar oleh tinta. Pramono bersama Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumatra Barat  mencoba melakukan proses restorasi dengan cara urawuchi. Akhirnya naskah tersebut berhasil diselamatkan.

 

Naskah tersebut sebelumnya pernah ditransliterasikan oleh Safnir Abu Naim pada 1984, kemudian diterbitkan oleh PPIM pada 2004. Naskah tersebut juga menjadi sumber literatur tentang Imam Bonjol, salah satunya penetapan Imam Bonjol sebagai pahlawan nasional. 

 

“Keberadaan manuskrip asli ini harus mendapatkan perhatian khusus beberapa ilmuwan. Alasan di balik kekhawatiran ini adalah bagaimana para ilmuwan bisa mendasarkan literatur tentang Imam Bonjol tanpa sumber terpercaya dari manuskrip aslinya,” katanya.

 

Pramono juga menjelaskan, naskah sendiri telah dipindahkan dari satu tangan ke tangan yang lain. Hal tersebut terbukti dari banyaknya marginalia dalam teks. Tanggapan aktif dari pembaca ini menunjukkan bahwa manuskrip itu digunakan oleh beberapa orang untuk kepentingan ilmiah, dan menjadikan manuskrip tersebut sebagai sumber penting.

 

“Bagi masyarakat Sumatera Barat atau Minangkabau, Imam Bonjol diklaim sebagai pemimpin gerakan reformis dan juga pemimpin masyarakat dalam mempertahankan tanah  dari penjajah. Perannya di Sumatra Barat diajarkan di sekolah sehingga setiap warga di daerah dan juga di Indonesia mengenalnya sebagai pahlawan,” katanya.

 

Pengajuan Memory Of The World South Asia

Pramono mengatakan, pengajuan naskah Imam Bonjol ini dimulai sejak ditemukan kembali pada 2014. Gubernur Sumatra Barat membentuk tim untuk proses pengajuan menjadi ingatan kolektif dan nasional. Namun, sempat terhenti karena pendanaan dan hal lainnya.

 

"Sudah lama, saya pernah dipanggil oleh Gubernur Sumatra Barat untuk mempresentasikan tentang isi dari naskah tersebut. Setelah itu barulah dibentuk tim," katanya.

 

Dirinya bersyukur atas keluarnya keputusan UNESCO dengan menetapkan Naskah Tuanku Imam Bonjol sebagai ingatan kolektif dunia. Sebab ini akan menjadi langkah untuk melestarikan naskah tersebut.

 

Selain itu, Pramono juga menyampaikan bahwa banyak tugas dan tanggung jawab dari Pemerintah Sumatra Barat. Tentu, naskah yang sudah ditetapkan harus dikembangkan pelestariannya. "Saya ingin lebih digencarkan lagi pelajaran tentang naskah tersebut. Baik berupa buku, visual ataupun naskah seni," ucapnya. (tempo)


Presiden Joko Widodo (Jokowi) 

 

SANCAnews.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan akan memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia (PTFI) yang saat ini berlaku hingga 31 Mei 2024.

 

"Ya terus dong, tetap diperpanjang (izinnya)," kata Jokowi kepada wartawan disela-sela kunjungan kerja di Karawang, Jawa Barat, ditulis Kamis (9/5).

 

Namun, dia menyebut bahwa pemerintah masih perlu memperhitungkan berapa harga patokan ekspor (HPE) yang akan dikenakan terhadap Freeport.  Terlebih HPE sejumlah komoditas tambang terpantau naik pada periode April 2024.

 

"Hanya kita ini masih berhitung mengenai (biaya HPE) dikenakan berapa," imbuhnya.

 

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan bahwa pemerintah menghargai komitmen Freeport terkait pembangunan smelter yang hampir selesai di Gresik, Jawa Timur.

 

Bahkan, kata Jokowi, pemerintah terus memantau pembangunan smelter tersebut yang menjadi bukti Freeport dan PT Amman untuk melakukan hilirisasi di dalam negeri.

 

"Tapi yang patut kita hargai, Freeport dan juga PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN) itu telah membangun smelter dan hampir selesai 100 persen. Mingguannya kita ikuti pembangunannya selesai berapa persen, berapa persen," lanjutnya.

 

"Dengan selesainya smelter itu menunjukkan keinginan kuat mereka untuk hilirisasi dan downstreaming di dalam negeri, saya kira itu bagus sekali dan harus dihargai loh ya," pungkasnya.

 

Sebelumnya, sinyal perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) PT Freeport Indonesia (PTFI) disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif akan diperpanjang sampai tahun 2061.

 

Ia menjelaskan, perpanjangan izin tersebut mempertimbangkan kebutuhan pasokan bijih tembaga untuk smelter untuk kepastian proses smelting tetap terjaga.

 

"Iya (diperpanjang) 2061. Karena begini, dia (Freeport) bangun smelter, kapasitasnya besar, baik yang baru maupun eksistingnya. Jadi memang membutuhkan kepastian pasokan ore (bijih)-nya," ujarnya saat di JCC Senayan, Jakarta, Senin (6/5).

 

Kebijakan mengenai perpanjangan IUPK Freeport tersebut akan difasilitasi melalui revisi Peraturan Pemerintah (PP) No 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Hanya saja, Arifin belum bisa memastikan kapan revisi tersebut ramping. Ia mengatakan saat ini prosesnya sudah sampai di Kementerian Sekretariat Negara. (jawapos)


Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Baswedan/Istimewa 

 

SANCAnews.id – Pasca kekalahannya pada Pilpres 2024, hingga kini Anies Baswedan belum memutuskan langkah politiknya ke depan. Meski demikian, ia menyatakan perjuangan belum usai. Anies berkomitmen untuk terus menggalakkan semangat perubahan.

 

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, bahkan menyarankan Anies kembali bersaing pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak November mendatang.

 

Adi melihat peluang Anies kembali maju dan menang dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI terbuka lebar. Ia tak merekomendasikan Anies untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh atau Sumbar, meski pada Pilpres lalu ia memperoleh jumlah suara terbanyak di kedua provinsi tersebut.

 

"Jakarta ini kan Gubernur Indonesia, jadi apa yang terjadi di Jakarta langsung viral dan ramai, karena Jakarta sekalipun tidak lagi menjadi ibukota ini tetap akan menjadi episentrum," kata Adi saat dikonfirmasi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (9/5).

 

Analis politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu meyakini, jika saat kembali memimpin Jakarta berhasil mencetak banyak kemajuan dan prestasi, maka ini akan menjadi modal yang bagus bagi Anies untuk kembali maju pada Pilpres mendatang.

 

"Jadi kalau profiling Gubernur Jakarta bagus di lima tahun mendatang, maka relatif yang bisa menyaingi aura (di pilpres) dengan Prabowo Subianto ya Anies Baswedan," tandasnya. (*)



 

SANCAnews.id – Pegiat media sosial Tonanda Putra mengungkapkan, banyak faktor yang membuat Presiden terpilih Prabowo Subianto enggan melanjutkan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.

 

Salah satu faktornya adalah masalah pembiayaan, menurut Tonan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terkuras untuk merealisasikan program makan siang gratis, sehingga Prabowo Subianto akan menghentikan pembiayaan IKN dari jalur itu dan memindahkannya melalui investor.

 

"Ada banyak faktor yang bikin Prabowo ogah-ogahan, pertama, Prabowo akan stop pembiayaan IKN dari APBN, karena APBN akan terkuras untuk program makan siang gratis, jadi pembiayaannya harus mengandalkan investor," ucapnya, dikutip populis.id dari YouTube 2045 TV, Rabu (8/5).

 

Sementara itu, mantan Gubernur Bank Indonesia 1993-1998 sekaligus Ketua Dewan Penasehat Partai Gerindra, Prof. Soedrajad Djiwandono mengungkapkan pandangannya mengenai sejumlah program Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, seperti makan siang gratis hingga pembangunan IKN di Kalimantan Timur.

 

Ia berpendapat bahwa makan siang gratis merupakan program yang penting untuk mengatasa permasalahan gizi di Indonesia, seperti stunting. "Saya kira iya, masalah stunting itu sesuatu yang benar-benar terjadi di masyarakat kita dan kita tidak bisa memperbaikinya jika sudah terlambat," kata Soedrajad dalan program ROSI Kompas TV, Kamis (28/3/2024), dikutip dari Kompas TV.

 

Kemudian ketika ditanya mengenai IKN, Soedrajad mengatakan jika belum mampu maka sebaiknya tidak dilakukan, karena banyak yang harus dibangun. "Ya kalau untuk itu ya belum dong, karena yang harus dibangun begitu banyaknya, mulai dari nol, kok," ucapnya.

 

"Memang kondisi Jakarta makin enggak enak dan seterusnya, cuman kita harus mampu hidup di sana sebelum betul-betul punya kemampuan membangun IKN sampai selesai," imbuhnya.

 

Lebih lanjut, ia merasa program makan siang gratis yang akan memakan dana sebesar Rp450 triliun setiap tahunnya lebih penting dikerjakan demi membangun Indonesia untuk generasi mendatang.

 

"Makan siang gratis lebih penting untuk saya, karena ini (untuk) generasi yang akan datang membangun Indonesia, kok. Kalau punya penduduk banyak tapi bodoh-bodoh kan sebuah masalah. Saya sangat yakin soal itu," pungkasnya. (populis)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.