Klose Parabowo- Gibran
SANCAnews.id –
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan
suara nasional Pemilu 2024 yang meliputi pemilihan presiden, legislatif, dan
dewan perwakilan daerah pada Rabu, (20/4).
Dalam pengumuman Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari ini, PDIP
diumumkan sebagai pemenang Pemilu Legislatif 2024 dengan perolehan 25.387.279
suara, disusul Golkar 23.208.654 suara, dan Gerindra 20.071.708 suara, dari
total 151.796.631 suara nasional yang sah.
Sementara pada Pilpres 2024, KPU menetapkan paslon nomor urut
02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang dengan
perolehan 96.214.691 suara, disusul paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin
Iskandar dengan perolehan 40.971.906 suara, dan paslon nomor urut 3 Ganjar.
Pranowo-Mahfud Md yang meraih 27.040.878 suara.
Pada Senin, 22 April 2024 KPU kemudian menetapkan Prabowo dan
Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029.
PBNU
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya
Cholil Staquf alias Gus Yahya mengajak semua pihak bersatu kembali setelah
penetapan hasil Pemilu 2024 oleh KPU. Dia mengatakan menjalani Pemilu 2024
adalah prosedur menjalankan hak pilih, bukannya pertarungan habis-habisan
beberapa pihak.
"Hasilnya ini adalah hasil dari suara kita yang juga
dalam perspektif agama merupakan ketentuan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Karena itu, mari semua perbedaan kemarin ini kita kesampingkan untuk kembali
bersatu," ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 21 Maret 2024.
Gus Yahya mengucapkan selamat atas kemenangan Prabowo-Gibran
dalam Pilpres 2024. Dalam konteks potensi sengketa pasca-pemilu, dia mengajak
untuk menyelesaikan masalah dengan bijaksana dan mencari solusi secara
bersama-sama.
"Situasi yang berpotensi menimbulkan sengketa, mari kita
pecahkan dan cari jalan keluarnya bersama, sehingga kita bisa menyelesaikannya
secara bersamaan," ujarnya.
"Kami ucapkan selamat kepada pasangan Pak Prabowo dan
Mas Gibran atas kemenangannya. Kami ucapkan selamat bertugas," kata
Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf dalam pernyataan resmi PBNU, Senin, 22
April 2024.
PP Muhammadiyah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir,
mengajak masyarakat untuk menerima hasil Pemilu 2024 dengan arif, bijaksana,
dan legawa.
"Dengan catatan kritis yang beragam, masyarakat
diharapkan dapat menerima hasil pemilu dengan penuh kewaspadaan, bijaksana, dan
lapang dada," kata Haedar dalam pernyataan resmi di Yogyakarta, pada
Jumat, 22 Maret 2024.
Haedar berharap agar masyarakat mampu melihat hasil pemilu
sebagai bagian dari realitas politik dan konsekuensi logis dari sistem
demokrasi yang dianut oleh bangsa Indonesia. Namun, dia menegaskan bahwa
Muhammadiyah menghormati pihak-pihak yang memilih untuk mengajukan gugatan ke
Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai upaya konstitusional, damai, dan elegan.
Terkait dengan gugatan tersebut, Haedar meminta MK untuk
bekerja secara profesional dan tidak memihak dalam mengadili sengketa pemilu.
Baginya, penyelesaian sengketa pemilu yang adil dan obyektif adalah solusi yang
akan memberikan kepastian politik.
"Bagi MK, menyelesaikan sengketa pemilu dengan jujur dan
amanah adalah kesempatan untuk meningkatkan kinerja, memperbaiki citra, dan
mengembalikan kepercayaan publik yang telah menurun," ujar dia.
Haedar menekankan pentingnya bagi pihak yang terpilih dalam
Pemilu 2024 untuk memiliki semangat negarawan dan tanggung jawab yang besar
dalam melaksanakan amanat rakyat.
"Kami mengucapkan selamat kepada anggota legislatif DPR,
DPRD II, DPRD I, DPD, dan presiden-wakil presiden terpilih, sambil tetap
menunggu penyelesaian sengketa pemilu di MK," kata dia.
Dia berharap lima tahun ke depan, bangsa Indonesia akan lebih
maju, adil, makmur, bermartabat, dan sejahtera.
KADIN
Ada perpecahan di antara dua tokoh Kamar Dagang dan Industri
(Kadin) Indonesia, yakni Arsjad Rasjid dan Rosan Roeslani. Arsjad Rasjid, yang
merupakan Ketua Kadin, terpilih sebagai Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN)
untuk pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Sementara Rosan Roeslani, mantan
Ketua Kadin, menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional untuk pasangan Prabowo Subianto-Gibran
Rakabuming Raka. Namun, Kadin sendiri menyatakan sikap netralitas.
Pelaksana Tugas Harian Ketua Umum Kadin Indonesia, Yukki
Nugrahawan Hanafi, menegaskan bahwa Kadin tetap netral dan tidak memberikan
dukungan kepada pasangan calon presiden manapun.
"Posisi Kadin Indonesia netral, saya tegaskan lagi,
netral," ujar Yukki di Menara Kadin, Jakarta Selatan, pada Senin, 30
Oktober 2023.
Yukki menegaskan bahwa anggota Kadin boleh berpartisipasi
dalam proses demokrasi, namun dengan syarat tidak menggunakan nama Kadin
Indonesia dalam kampanye.
"Saya sudah menyampaikan kepada seluruh pengurus, baik
di daerah maupun pusat, jika ada yang ingin terlibat dalam proses tersebut,
saya menghargainya. Namun, saya akan tegas terhadap siapa pun yang menggunakan
nama Kadin, itu jelas," katanya.
Bahkan, Arsjad secara khusus memutuskan untuk sementara waktu
mengambil cuti dari keanggotaannya dalam organisasi hingga Pilpres 2024,
meskipun tidak diwajibkan menurut peraturan Kadin.
Yukki menekankan bahwa pemilihan presiden seharusnya dijalani
sebagai pesta demokrasi yang penuh kegembiraan. "Mari kita jalani pesta
demokrasi ini dengan penuh kedamaian. Saya berharap semua patuh pada aturan dan
hukum," katanya. (tempo)