Latest Post

Suasana sidang di MK 

 

SANCAnews.id – Permintaan menghadirkan sejumlah menteri Presiden Joko Widodo itu disampaikan bersama oleh tim kuasa hukum pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 1 dan 3, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD ke Mahkamah Konstitusi MK).


Hal itu disampaikannya jelang penutupan sidang pendahuluan dengan agenda mendengarkan keterangan Termohon, Pihak Terkait dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), di Ruang Sidang Utama Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. , Kamis malam (28/3).


Awalnya, tim hukum Anies-Muhaimin mengusulkan empat menteri Presiden Joko Widodo diperbolehkan hadir di sidang selanjutnya, sebagai saksi sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden 2024.


"Kami juga sudah menyampaikan permohonan kepada majelis hakim, untuk dapat membantu menghadirkan Menteri Keuangan RI (Sri Mulyani Indrawati), Menteri Sosial RI (Tri Rismaharini), Menteri Perdagangan RI (Zulkifli Hasan), Menteri Koordinator Perekonomian RI (Airlangga Hartarto), guna didengar keterangannya dalam persidangan ini Yang Mulia," ujar Ketua Tim Hukum Anies-Muhaimin, Ari Yusuf Amir.


Ketua MK Suhartoyo langsung merespon pengajuan dari Tim Hukum pasangan yang dikenal dengan singkatan Amin itu, dengan menyatakan akan mempertimbangkan dan membahasnya terlebih dulu dengan hakim-hakim MK lainnya.


"Ya nanti kami bahas itu, empat menteri ya?" tanya Suhartoyo.


"Empat menteri Yang Mulia, betul," sambar Amir menjawab.


Setelah itu, Ketua Tim Hukum pasangan Ganjar-Mahfud, Todung Mulia Lubis mengajukan hal yang sama kepada MK. Bahkan, dia mengusulkan agar mendatangkan menteri-menteri Jokowi dalam persidangan dilakukan secara bersamaan.


"Kami banyak sekali mengajukan hal-hal yang berkaitan dengan bansos (bantuan sosial), kebijakan fiskal, dan lain-lain. Kami juga ingin ajukan permohonan yang sama. Tapi karena sudah diajukan Pemohon 1 (kubu Amin), kami mendukung apa yang disampaikan pemohon 1," katanya.


"Juga dengan usulan Pemohon 1 untuk (menghadirkan) Mensos. Paling tidak dua kementerian ini (Mensos dan Menkeu) yang kami anggap sangat penting, sangat vital, kami mohon berkenan majelis hakim mengabulkan," sambung Todung.


Interupsi kemudian langsung dilakukan oleh Wakil Ketua Tim Hukum Prabowo-Gibran, Otto Hasibuan dengan mendorong MK agar mempertimbangkan tidak mendatangkan menteri-menteri Jokowi.


"Kami hanya mohon dipertimbangkan, mengingat ini bukan perkara pengajuan norma, tapi satu sengketa dimana menurut kami berlaku azas barang siapa membuktikan haknya dia yang membuktikan kepada Termohon, mungkin sebaiknya itu tidak diperlukan. Perlu juga dipertimbangkan relevansi kehadiran para menteri tersebut untuk perkara ini," tuturnya berkeberatan.


"tu bagian dari yang kami akan pertimbangkan," demikian Suhartoyo merespon usulan kubu Prabowo-Gibran sebelum akhirnya menutup sidang dengan menyatakan mensokrs dan akan dilanjutkan pada Senin (1/4). (rmol


Aksi demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2024) 

 

SANCAnews.id – Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar sidang sengketa hasil Pilpres 2024 dengan agenda mendengar jawaban Pihak Terkait dan keterangan KPU-Bawaslu, Kamis (28/3/2024).


Pada saat yang sama di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, sejumlah elemen masyarakat dari berbagai lembaga menggelar aksi demonstrasi.


Di antaranya Gerakan Penegakan Kedaulatan Rakyat (GPKR) yang menggelar aksi unjuk rasa sekitar pukul 11.00 WIB menuntut pembatalan Pemilu dan Pilpres karena ada indikasi kecurangan dalam prosesnya.


Beberapa tokoh yang hadir dalam aksi demo GPKR antara lain mantan Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan penasihat KPK Abdullah Hahemahua, dan mantan Menteri Agama Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi.


Massa GPKR menuntut agar hakim konstitusi yang mengadili sengketa hasil Pilpres 2024 harus bersikap adil, objektif, tidak memihak, dan bertanggung jawab atas keselamatan generasi mendatang.


Kemudian demonstrasi kedua datang dari Aliansi Mahasiswa Kawal Pemilu. Mereka tiba sekitar pukul 14.30 WIB


Dalam aksinya mereka membawa spanduk bertuliskan 'Tolak Hasil Pemilu Akibat Si Rekap Si KPU', 'Rakyat Tidak Percaya, Pemilu Rekayasa'. Ada juga spanduk yang memuat foto Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dengan narasi 'Hasto Sang Pembongkar, KPU Gagal'.


Seorang orator yang berada di dalam mobil komando menyatakan, pemilu 2024 banyak terindikasi kecurangan dan tidak lagi mengedepankan etika, nilai moral, dan di sisi lain hanya menguntungkan kelompok oligarki.


"Bahwa hari ini Pemilu 2024 sudah banyak kecurangan tidak lagi mengedepankan etika, nilai moral. Hanya memberikan keuntungan bagi oligarki," kata orator dari atas mobil, Kamis.


Massa menyatakan bahwa pemerintah saat ini di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah melakukan segala cara untuk memenangkan anaknya, Gibran Rakabuming Raka.


Mereka pun mengajak agar publik tidak pernah takut atau ragu untuk melaporkan segala kecurangan pemilu yang ditemui.


"Jangan pernah takut, jangan pernah ragu melaporkan segala kecurangan yang ada," ujarnya. (tribunnews)


Kuasa hukum KPU, Hifdzil Alim saat membacakan terkait pembelaan atas permohonan dari termohon di Gedung MK, Jakarta, Kamis (28/3/2024). Kuasa hukum KPU ditegur Suhartoyo setelah memuji Hasyim Asy'ari dalam pembacaan pembelaan. Suhartoyo mengatakan tidak perlu berlebihan 

 

SANCAnews.id – Kuasa Hukum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hifdzil Alim ditegur Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Suhartoyo dalam sidang lanjutan terkait perselisihan hasil Pilpres 2024, Kamis (28). /3/2024).


Teguran itu karena Alim memuji Ketua KPU Hasyim Asy'ari saat membacakan pembelaannya terkait dalil KPU tidak independen sehingga disebut memihak salah satu calon presiden dan wakil presiden.


Awalnya, Alim membantah dalil para pemohon yakni kubu 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar serta kubu 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang menyebut KPU tidak independen dan memihak salah satu calon presiden dan wakil presiden. 


"Juga tuduhan terhadap DKPP yang melindungi termohon dengan tidak mengindahkan putusannya dan Bawaslu yang tidak efektif dalam menyelesaikan pelanggaran adalah dalil yang emosional, tendensius, dan cenderung tidak rasional," tuturmua dikutip dari YouTube Mahkamah Konstitusi RI.


Kemudian, Alim juga membantah bahwa Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) melindungi Hasyim terkait segala laporan pelanggaran kode etik. Lalu, dia menyebut bahwa dalam dalil permohonan pemohon, nama Hasyim disebut sebanyak 33 kali.


"Bahwa dalil pemohon yang menyatakan DKPP untuk melindungi Hasyim Asyari selaku Ketua KPU, menurut termohon, itu tidak benar."


"Faktanya, jika diperbandingkan dengan KPU periode sebelumnya, pelanggaran terhadap Ketua KPU lebih banyak pada periode yang lalu," kata Alim.


Selanjutnya, Alim mengklaim bahwa proses Pemilu 2024 di bawah kepemimpinan Hasyim Asy'ari berjalan baik.



"Meski disebut bolak-balik, Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Pemilu tetap terlaksana dan akuntabilitas, integritas penyelenggaraan Pemilu tetap terjaga," katanya.



Selanjutnya, Alim pun menyebut bahwa Hasyim adalah sosok yang hebat lantaran Pemilu 2024 telah berjalan dengan baik.


Lantas, Suhartoyo pun menegur Alim lantaran pujiannya tersebut tidak tertulis dalam pembelaan yang tengah dibacakan.


"Hebat sekali berarti Pak Hasyim ini," kata Alim.


"Yang (dibacakan) yang tertulis, pak. Jangan ditambah-tambah begitu. Sudah tidak usah, jadi yang tertulis saja," tegur Suhartoyo.


"Siap, Yang Mulia," balas Alim sembari tertawa.


Setelah ditegur, Alim pun kembali membaca dalil pembelaannya.


Sebagai informasi, agenda sidang lanjutan ini adalah mendengarkan jawaban termohon serta keterangan pihak terkait dan Bawaslu.


Adapun termohon dalam perkara ini adalah KPU dan pihak terkait adalah capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.


Sementara, sidang perdana juga telah digelar pada Rabu kemarin dengan agenda mendengarkan permohonan dari para pemohon.


Dalam petitumnya, kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar Mahfud meminta putusan yang sama yaitu membantalkan hasil Pilpres 2024, mendiskualifikasi Prabowo-Gibran, dan melaksanakan pemungutan suara ulang tanpa keikutsertaan Prabowo-Gibran. (tribunnews)



 

SANCAnews.id – Gerakan Penegakan Kedaulatan Rakyat (GPKR) kembali menggelar aksi damai di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Kamis (28/3).


Menurut salah satu Presidium GPKR, Abdullah Hehamahua, tindakan tersebut merupakan hak konstitusional rakyat. Aksi ini juga merupakan bentuk kepedulian GPKR terhadap kedaulatan rakyat yang diganggu oleh rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi).


“Dalam surat terbuka yang kami sampaikan kepada Yang Mulia Ketua dan para Anggota Mahkamah Konstitusi, kami Presidium dan seluruh komponen GPKR menyoroti pengrusakan dan peruntuhan kedaulatan rakyat yang terjadi selama penyelenggaraan Pemilu/Pilpres 2024,” jelasnya.


“Kami menegaskan bahwa keputusan Mahkamah Konstitusi sebelum ini yang mengubah batas usia calon wakil presiden dengan membentuk norma baru dan memungkinkan Gibran Rakabuming maju sebagai calon wakil presiden pada Pasangan Capres/Cawapres 02 di Pilpres 2024 adalah salah satu pangkal dari kericuhan politik nasional,” tegas dia.


Dengan penuh harapan, pihaknya meminta  kepada kepemimpinan baru MK bisa menjadi penjaga konstitusi dan benteng terakhir penegakan hukum dan keadilan di Indonesia.


“Kami menuntut agar keputusan yang diambil MK pada sidang kali ini mengedepankan moral, hati nurani, dan akal budi,” tegasnya lagi.


GPKR mengetuk kesadaran moral para hakim MK dengan sepenuhnya menyadari betul bahwa keputusan yang mereka ambil akan sangat menentukan masa depan bangsa. Hal ini akan dicatat sebagai sejarah yang akan dikenang abadi dalam perjalanan bangsa.


“Kami juga mendesak agar diberikan peluang bagi dilaksanakannya Pilpres Ulang tanpa Gibran Rakabuming, sebagai jalan tengah terbaik bagi bangsa dan negara di masa depan,” imbuh dia.


Sebagai gerakan moral yang diikuti berbagai komponen bangsa lintas organisasi, agama, profesi dan suku di pusat dan daerah, GPKR akan mengawasi secara seksama persidangan MK dan akan terus memberikan respons sebagai bentuk penjelmaan hak konstitusional rakyat berdaulat.


Pada 20 April 2024, saat MK mengumumkan keputusan Sidang Sengketa Pemilu/Pilpres, GPKR akan hadir dengan mengerahkan massa yang sebesar-besarnya, baik di Jakarta maupun di daerah-daerah.


“Gerakan ini merupakan perjuangan rakyat yang tanpa titik kembali. Kami akan terus maju sampai tujuan tercapai, dengan mengajak sebanyak-banyak rakyat Indonesia untuk bersatu dalam memperjuangkan kedaulatan rakyat yang merupakan pondasi utama negara ini,” pungkasnya.


Selain Abdullah Hehamahua, bertindak sebagai presidium gerakan ini di antaranya Prof. Dr Didin S Damanhuri, Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, Prof Dr Hafid Abbas, Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, Komjen Pol (Purn) Oegroseno, Dr. drg Paulus Januar, Prof. Dr. Rochmat Wahab dan Sabriati Aziz. (rmol)


Sidang perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Ruang Sidang Utama Gedung MK, Kamis (28/3) 


SANCAnews.id – Sidang perselisihan hasil pemilihan presiden (Pilpres) 2024 hari ini tidak dihadiri pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) Nomor Urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.


Berdasarkan jadwal sidang Mahkamah Konstitusi (MK), dijadwalkan mendengarkan keterangan Termohon dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU), mendengarkan keterangan Pihak Terkait yaitu pasangan Prabowo-Gibran, dan mendengarkan keterangan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).


Pantauan Kantor Berita Politik RMOL di Ruang Sidang Utama Gedung MK, Kamis (28/3) sore pukul 13.00 WIB, sidang dibuka oleh Ketua Hakim Konstitusi Suhartoyo didampingi 7 hakim konstitusi lainnya termasuk Saldi Isra, Arief Hidayat, Arsul Sani, Daniel Yusmic Foekh, Enny Nurbaningsih, Guntur Hamzah, dan Ridwan Mansyur.


"Dengan ini sidang perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) dibuka," ujar Suhartoyo membuka.


Dalam sidang kali ini, tidak nampak Prabowo-Gibran hadir dalam ruang sidang. Melainkan, hanya terdapat sejumlah kuasa hukumnya yang dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra, didampingi Otto Hasibuan hingga Fahri Bachmid.


Sementara, dari pihak Termohon hadir Ketua KPU Hasyim Asyari, Betty Epsilon Idroos, August Mellaz, Yulianto Sudrajad, Idham Holik, dan Mochammad Afifuddin. Sementara, dari Bawaslu hadir Ketua Rahmat Bagja didampingi seluruh anggotanya yaitu Lolly Suhenty, Totok Hariyono, Herwyn JH Malonda, dan Puadi.


Selain itu, turut hadir tim kuasa hukum dari pasangan Calon Nomor Urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dan tim kuasa hukum pasangan Calon Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.


Saat ini, Kuasa Hukum KPU dari kantor hukum HICON Law and Policy Strategies tengah membacakan pokok-pokok jawaban atas permohonan PHPU Anies-Muhaimin. (*)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.