Demonstrasi Warnai Sidang Sengketa Hasil Pilpres 2024 di MK, Massa Tuntut Hakim Konstitusi yang Imparsial
Aksi demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2024)
SANCAnews.id – Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar sidang sengketa hasil Pilpres 2024 dengan agenda mendengar jawaban Pihak Terkait dan keterangan KPU-Bawaslu, Kamis (28/3/2024).
Pada saat yang sama di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, sejumlah elemen masyarakat dari berbagai lembaga menggelar aksi demonstrasi.
Di antaranya Gerakan Penegakan Kedaulatan Rakyat (GPKR) yang menggelar aksi unjuk rasa sekitar pukul 11.00 WIB menuntut pembatalan Pemilu dan Pilpres karena ada indikasi kecurangan dalam prosesnya.
Beberapa tokoh yang hadir dalam aksi demo GPKR antara lain mantan Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan penasihat KPK Abdullah Hahemahua, dan mantan Menteri Agama Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi.
Massa GPKR menuntut agar hakim konstitusi yang mengadili sengketa hasil Pilpres 2024 harus bersikap adil, objektif, tidak memihak, dan bertanggung jawab atas keselamatan generasi mendatang.
Kemudian demonstrasi kedua datang dari Aliansi Mahasiswa Kawal Pemilu. Mereka tiba sekitar pukul 14.30 WIB
Dalam aksinya mereka membawa spanduk bertuliskan 'Tolak Hasil Pemilu Akibat Si Rekap Si KPU', 'Rakyat Tidak Percaya, Pemilu Rekayasa'. Ada juga spanduk yang memuat foto Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dengan narasi 'Hasto Sang Pembongkar, KPU Gagal'.
Seorang orator yang berada di dalam mobil komando menyatakan, pemilu 2024 banyak terindikasi kecurangan dan tidak lagi mengedepankan etika, nilai moral, dan di sisi lain hanya menguntungkan kelompok oligarki.
"Bahwa hari ini Pemilu 2024 sudah banyak kecurangan tidak lagi mengedepankan etika, nilai moral. Hanya memberikan keuntungan bagi oligarki," kata orator dari atas mobil, Kamis.
Massa menyatakan bahwa pemerintah saat ini di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah melakukan segala cara untuk memenangkan anaknya, Gibran Rakabuming Raka.
Mereka pun mengajak agar publik tidak pernah takut atau ragu untuk melaporkan segala kecurangan pemilu yang ditemui.
"Jangan pernah takut, jangan pernah ragu melaporkan segala kecurangan yang ada," ujarnya. (tribunnews)