Latest Post

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun saat hadir dalam demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Jumat (1/3/2024) 

 

SANCAnews.id – Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menghadiri aksi demonstrasi bersama Front Rakyat Semesta (FRS) di depan gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024).


Refly Harun mengatakan, alasan kehadirannya dalam aksi tersebut adalah untuk membantu menyuarakan protes terhadap kondisi politik di Indonesia.


Ia meyakini kecurangan dan cawe-cawe yang dilakukan Presiden Jokowi pada Pilpres 2024 hanya bisa dikalahkan dengan kekuatan rakyat atau parlemen jalanan.


"Saya sudah bicara dari dahulu bahwa kecurangan dan cewe-cewe Istana hanya bisa dikalahkan oleh people power," kata Refly Harun kepada Tribunnews.com ditemui di lokasi demonstrasi.


Kemudian diungkapkannya bahwa dirinya meragukan proses pemilu 14 Februari lalu. Menurutnya Pemilu 2024 sudah di desain secara struktur, sistematis dan masif.


"Salah satunya menggunakan politik intimidasi terhadap aparatur desa. Dan kita tahu aparatur desa merupakan ujung tombak pemilih terbesar di republik ini," kata Refly Harun.


Atas hal itu ia menilai,  pemilu yang seperti itu tidak bisa afirmasi dan tak bisa dibenarkan.


"Karena itu kita harus berjuang untuk membatalkannya melalui tiga jalan satu jalan people power dengan parlemen jalanan," jelasnya.


Ia melanjutkan cara lainnya yang bisa dilakukan melalui orang-orang partai politik di DPR. 


"Jalan terakhir kita mengetuk hati nurani hakim MK akan pelanggaran pemilu yang luar biasa ini. Kalau di luar negeri MK membatalkan pemilu seperti ini. Salah satu indikatornya adalah tidak boleh pemilu ada intimidasi," tegasnya.


Ribuan personel disiagakan

Diberitakan sebelumnya, sejumlah elemen dan kelompok masyarakat menggelar demonstrasi atau unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024) hari ini.


Tuntutannya adalah mulai dari menolak Pilpres curang, pemakzulan Jokowi hingga mendukung hak angket Pemilu Curang di DPR.


Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro melalui keterangan resmi, Jumat, menjelaskan aksi demo akan dilakukan elemen masyarakat mulai dari mahasiswa, pelajar dan poros buruh.


“Aksi unjuk rasa dari elemen masyarakat, mahasiswa, pelajar, dan poros buruh dengan agenda menolak Pilpres curang, penurunan harga sembako, pemakzulan Jokowi, mendukung hak angket, mengganti komisioner KPU, dan menolak hasil Pilpres Pemilu 2024,” ujar Susatyo.


Menurut Susatyo, untuk mengawal aksi tersebut, ada sebanyak 2.590 personel gabungan yang akan berjaga di sekitar DPR/MPR RI.


Selain itu, katanya penutupan jalan atau pengalihan arus jalan di sekitar gedung DPR bersifat situasional.


Rekayasa arus lalu lintas, menurut Susatyo akan diberlakukan melihat perkembangan dinamika situasi di lapangan.


“Kami lihat nanti jumlah massanya. Bila nanti di depan DPR/MPR RI massanya cukup banyak dan eskalasi meningkat, maka arus lalu lintas yang akan mengarah ke depan Gedung DPR/MPR RI akan kami alihkan dengan penyekatan di Pulau Dua,” kata Susatyo.


Begitu juga, kata dia, dengan kendaraan dari jalur dalam tol menuju gerbang keluar di depan DPR/MPR RI akan ditutup dan diluruskan ke arah Slipi.


Susatyo mengimbau agar massa aksi di depan Gedung DPR/MPR RI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, tak saling memprovokasi saat berorasi.


 “Lakukan aksi unjuk rasa dengan damai, tidak memaksakan kehendak, tidak anarkis, dan tidak merusak fasilitas umum. Hormati dan hargai pengguna jalan lain yang akan melintas di depan DPR/MPR RI,” tegas dia.


Sebagai informasi, aksi unjuk rasa direncanakan berlangsung mulai pukul 11.00 WIB.


Susatyo menegaskan kepada jajarannya yang terlibat pengamanan sudah diperintahjan untuk bertindak persuasif, tidak terprovokasi, mengedepankan negosiasi, pelayanan, dan humanis.


“Dengan persiapan dan kesiapan pengamanan yang sudah kami lakukan, kami mengimbau semua pihak untuk selalu menjaga keamanan dan ketertiban. Sehingga kegiatan aksi unjuk rasa dapat berjalan dengan aman, tertib, dan kondusif,” tegas dia.


Menurutnya dari 2.590 personel gabungan yang akan berjaga di sekitar DPR/MPR RI akan ditempatkan secara tersebar di sejumlah titik. Hal ini katanya untuk mengantisipasi massa aksi masuk ke dalam wilayah DPR/MPR RI. (wartakota)


Calon Presiden Anies Baswedan dan Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar/rmol 

 

SANCAnews.id – Mengawasi penghitungan suara Pilpres dan Wakil Presiden 2024 masih menjadi fokus utama Calon Presiden Anies Baswedan.


Hal itu ditegaskannya di tengah dorongan sejumlah pihak agar Anies kembali mencalonkan diri di Pilkada DKI Jakarta jika gagal di Pilpres 2024.


"Kita sekarang sedang berfokus pada penuntasan penghitungan," kata Anies Baswedan saat ditemui di Masjid Nurul Huda, Sunter Agung, Jakarta Utara, Jumat (1/3).


Bersama Cawapres Muhaimin Iskandar dan tim pemenangan, ia masih fokus mengawal gerakan perubahan yang selama ini diperjuangkan.


"Jadi sekarang ini tidak usah tengok kanan kiri, fokus menuntaskan perjuangan dan ini adalah amanah jutaan orang. Kita akan perjuangkan terus sampai perubahan bisa terlaksana," tandasnya.


Sebelum menjadi Capres 2024, Anies menduduki kursi DKI 1 setelah menang dalam Pilgub 2017. Saat itu, Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno dan disokong dukungan dari Gerindra dan PKS. (rmol)


Ratusan massa berunjuk rasa di Plaza Balai Kota Solo, mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) lengser, Jumat (1/3/2024). 

 

SANCAnews.id – Ratusan masyarakat yang tergabung dalam organisasi Islam menggeruduk Plaza Balai Kota Solo. Aksi mereka menuntut pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka, Jumat (1/3/2024).


Peserta aksi mulai memadati lokasi sejak pukul 13.30 WIB. Hujan deras sempat melanda, namun tidak menyurutkan semangat mereka untuk turun ke bawah.


Sejumlah spanduk bertuliskan aspirasi mereka turut dibentangkan. Diantaranya bertuliskan 'Pemilu! Banjir Bansos Sembako Jadi Mahal', 'Makzulkan Jokowi Gibran'. 


Menurut Direktur Eksekutif Solo Ryder Forum, Alfian Tanjung, cawe-cawe Presiden Jokowi pada Pemilu 2024 telah menimbulkan musibah bangsa. Nafsu kekuasaan dinasti telah merusak etika dan norma hukum.


Penyelewengan anggaran negara melalui Bansos, tutur dia, telah mengeksploitasi rakyat miskin menjadi sapi perah suara demi kemenangan anak dan pasangan.


Ia mengatakan, intimidasi dan tekanan oleh aparatur negara berlangsung sistematis menekan rakyat yang bermuara pada pemenangan anak dan pasangannya. "Kecurangan dan manipulasi yang dilakukan Penyelenggara Pemilu berlangsung secara Terstruktur, Sistematis dan Masif," ucapnya, dikutip Inilahjateng, Jumat (1/3/2024).


Alfian juga menyebut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjelma menjadi komisi pencurian suara secara umum. Sirekap, ucap dia, menjadi perampok dan mesin gelembung suara bagi Paslon tertentu.


Ia menambahkan, Bawaslu juga menjelma menjadi institusi pengawas yang memilukan. Sehingga tidak menunjukkan sedikit pun independensi dan integritasnya. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain bagi rakyat yang waras, beretika dan menjunjung tinggi norma berbangsa serta bernegara kecuali menyampaikan tuntutan.


Adapun tuntutan yang diorasikan, pertama segera lengserkan Jokowi dari jabatannya sebagai Presiden RI dan lakukan proses peradilan. Kedua copot Ketua KPU dan Bawaslu serta lakukan audit forensik atas perangkat IT KPU dan Bawaslu.


"Tolak Hasil Pemilu yang penuh kecurangan dan manipulasi suara. Diskualifikasi Paslon Pilpres 2 dan dukungan penuh kepada DPR RI untuk segera menggelar Sidang Hak Angket untuk membuka seterang-terangnya atas perilaku politik Presiden Jokowi dan penyelenggara pemilu," katanya.


Menurutnya saat ini ketentuan-ketentuan hukum sudah ditrabas dengan terus menerus. Bahkan mirisnya, dia melihat kondisi saat ini lebih sadis dari masa Orde Baru (Orba).


Di mana, tutur dia, rakyat kelabakan dengan harga pangan yang beranjak naik dan berbagai persoalan tidak bisa dikomunikasikan sehingga tidak mendapat penjelasan.


"Aksi ada di Solo ini, kepentingan kita hari ini kita mengatakan bahwa sekecil apapun ruang kita masih ingin mengatakan kita tidak pernah mau disikapi dengan cara-cara seperti ini, bagaimana pun hal-hal yang sifatnya menyelingkuhi konstitusi, hal-hal yang berhubungan dengan kerja-kerja pengelolaan kenegaraan dengan format semau gue itu menjadi hal yang sangat dicampakkan," tuturnya. (inilah)


Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, terlihat sedang menjelaskan sebuah pernyataan. -instagram/@deddysitorusofficial- 

 

SANCAnews.id – Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI) Deddy Yevri Hanteru Sitorus mengungkapkan ada upaya untuk melemahkan hak angket dengan ancaman individu. Ini adalah praktik yang sering dilakukan pada masa pemerintahan Orde Baru, di mana siapa pun yang tidak sejalan dengan Presiden Soeharto akan diinjak atau disingkirkan.


Lebih-lebih lagi, Deddy berpendapat hak angket bukan mengenai siapa yang menang, berapa jumlah suara yang diperoleh, melainkan bagaimana pemerintah atau pihak yang berwenang bertanggung jawab menyelenggarakan pemilu yang jujur dan adil, serta langsung, umum, bebas dan rahasia (judil dan luber).


"Harus dicatat belum ada hasil pemilu yang sudah ditetapkan KPU, sehingga jangan anti dulu ketika hak angket ini diajukan untuk membongkar soal berbagai dugaan kecurangan dalam penyelenggaraan pemilu," tutur Deddy dalam keterangannya, Jumat, 1 Maret 2024. 


Pria kelahiran 1970 itu mengungkapkan, hak angket memiliki setidaknya 5 fungsi positif. Pertama, memungkinkan lembaga legislatif melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah maupun badan eksekutif lainnya. 


Kedua, dapat meningkatkan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun kekuasaan. Ketiga, membantu memastikan akuntabilitas pemerintah atau penyelenggara kekuasaan kepada rakyat. 


Keempat, hasil dari proses angket dapat digunakan sebagai dasar perbaikan kebijakan atau prosedur dalam penyelenggaraan kekuasaan. Kelima, menjadi sarana pendidikan politik kepada masyarakat. 


Berangkat dari hal tersebut, PDI Perjuangan mengusung hak angket terkait penyelenggaraan Pemilu 2024 untuk menyelidiki apakah prosesnya berjalan secara demokratis dan tidak melibatkan intervensi kekuasaan.


"Bagi PDI Perjuangan hak angket bukan hanya soal perolehan suara, atau siapa yang menang dan kalah, tetapi bagaimana agar semua proses busuk dalam Pemilu 2024 tidak lagi terulang," tutur Alumnus Universitas Simalungun itu.


Pria kelahiran Pematang Siantar itu menambahkan, sekarang tim dari paslon Ganjar-Mahfud sedang mengumpulkan alat bukti untuk mendukung pengajuan hak angket di DPR. Langkah itu juga didukung oleh tim pemenangan Anies-Muhaimin.


Menurut Deddy, seharusnya langkah yang sama juga dilakukan oleh Tim Kemenangan Nasional (TKN) Prabowo-Gibran. Karena hal tersebut menyangkut legitimasi dari klaim kemenangan mereka di Pilpres 2024.


"Saya rasa ini bukan soal perjuangan paslon 1 dan paslon 3, tapi juga paslon 2 supaya nantinya pas 20 Oktober 2024 ketika pelantikan presiden ini akan menjadi catatan sahnya pemerintah yang tidak diperdebatkan lagi legitimasinya," kata Deddy. (disway)


Politikus PDIP Noviana Kurniati saat orasi di depan gedung DPR RI (Nailin In Saroh/VOI) 

 

SANCAnews.id – Politisi PDIP Noviana Kurniati pun menyuarakan aspirasinya dalam aksi unjuk rasa yang digelar di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat, 1 Maret 2024.


Dalam orasi aksi menuntut penerapan hak mengusut kecurangan pemilu 2024, Novi yang dikenal sebagai calon legislatif DPRD daerah pemilihan 3 Cianjur, Jawa Barat, menyebut anjing lebih baik dari Presiden Joko Widodo. (Jokowi).


Noviana yang mengaku aktivis 98 pendukung paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD awalnya menyinggung kontra kritik yang dilakukan pendukung paslon pemenang pemilu versi quick count. Namun, dia tidak menjelaskan kritik apa yang dipermasalahkannya.


"Saya Noviana, mewakili 03 dan aktivis 98. Tapi ingat saat ini tidak ada 01, 03 tapi atas nama anak bangsa, atas nama rakyat Indonesia yang menginginkan keadilan, sepakat? setuju? Kalian tahu di sana ada aksi tandingan dan kalian tahu mereka itu siapa? Mereka itu teman teman saya dulunya, mereka dari timur Indonesia bersatu, mereka sudah mengkhianati, jadi setiap aksi kita di manapun, mereka akan selalu menurunkan aksi tandingan," ujar Noviana dalam orasinya di depan gedung DPR, Jumat, 1 Maret


"Pertanyaannya, kalau yang kalah berisik wajar dong ya, tapi kalau yang menang berisik, ada apa dibalik kemenangannya," sambungnya. 


Noviana lantas mengungkapkan kekecewaan kepada Presiden Jokowi yang dinilai ikut andil dalam kecurangan Pilpres 2024 untuk memenangkan Paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Caleg PDIP yang gagal melaju ke DPRD Kabupaten Cianjur itu pun menyebut Jokowi sebagai pengkhianat. 


"Kepada bapak presiden Jokowi, saya ingin mengucapkan selamat kepada bapak presiden Joko Widodo karena anda sekarang saya branding sebagai bapak pengkhianat bangsa," katanya. 


Loyalis mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau ahok itu juga menyebut Jokowi sebagai perusak demokrasi. Lantaran memberikan kenaikan pangkat kehormatan bintang 4 TNI kepada Prabowo Subianto yang dianggap sebagai pelanggar HAM masa lalu.   


"Joko Widodo saat ini adalah bapak perusak reformasi, dan saya ingin mengucapkan kepada Joko Widodo terima kasih apa yang sudah anda lakukan dua hari yang lalu, dengan melantik Prabowo Subianto, artinya anda tidak memiliki hati nurani, artinya anda tidak merasakan betapa pedihnya keluarga korban 98,"  bebernya. 


"(Selama) 26 tahun mereka mencari keadilan dan setiap hari Kamis, hampir 18 tahun mereka mengadakan Kamisan untuk meminta keadilan atas apa yang terjadi dengan anak anak mereka. Tapi justru apa yang mereka dapatkan? Bukan keadilan tapi rasa sakit yang luar biasa. Pantaskah Jokowi menjadi pemimpin di negeri ini?," katanya. 


Dengan suara lantang, Noviana lalu membandingkan sikap Jokowi dengan seekor anjing. Menurutnya, seekor anjing lebih mulia daripada seorang Jokowi.


"Seekor anjing aja ketika ditolong dia akan sadar, tetapi Jokowi dia sudah mengkhianati rakyat Indonesia, dia sudah mengkhianati kita semua, yang artinya, lebih mulia seekor anjing dibandingkan seorang Joko Widodo, sepakat?," tegasnya disambut kata sepakat dari peserta aksi. (voi)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.