Pengamat politik Rocky Gerung/Ist
SANCAnews.id – Pandangan tajam pengamat politik Rocky Gerung muncul saat mengkritik keras pemerintahan Jokowi.
Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Indonesia (UII) mulai angkat bicara, menilai penyalahgunaan kekuasaan terlalu ambisius.
Dalam kanal YouTube resminya, Rocky Gerung menyampaikan kritik yang menjadi inspirasi pemakzulan paling memalukan itu.
Senat Guru Besar UGM kembali menemukan nilai akademisnya dan menilai Jokowi melanggar etika ketatanegaraan.
Dalam pernyataan resmi, mereka menggerakkan seluruh aktivitas akademis untuk menilai bahwa Jokowi tidak layak memimpin. Rocky Gerung memberikan apresiasi pada keputusan guru besar tersebut.
"Selamat pada teman-teman Profesor di UGM yang menemukan kembali nilai akademisnya."
"Mungkin setelah 2 bulan, senat guru besar menganggap, 'Kenapa kita kalah moral dengan mahasiswa?' Ini adalah keadaan di Indonesia yang memunculkan momentum penting. Bagaimana pun, lebih baik telat daripada tidak sama sekali."
Dalam petisi Bulak Sumur, Jokowi diingatkan sebagai alumni UGM untuk menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
"Presiden Joko Widodo sebagai alumni seharusnya berpegang pada jati diri UGM yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila." Meskipun akhirnya diakui sebagai alumni memalukan, keputusan tersebut dinilai sebagai "tidak layak."
"UGM menganggapnya memalukan, meskipun akhirnya diakui sebagai alumni. Mungkin ini adalah momentum untuk menilai moralitas dan etika konstitusi," ujarnya.
"Seharusnya Jokowi datang dengan pengakuan dosa bahwa saya bersalah, saya telah mengkhianati konstitusi, dan saya terlalu ambisius. Pengakuan ini dapat menjadi momentum untuk perubahan," ungkap Gerung.
Rocky Gerung juga menyoroti Pratikno, mantan rektor UGM dan operator politik Jokowi. Keputusan Pratikno untuk tetap dalam kabinet dianggap sebagai kehilangan moral.
"Mungkin sudah waktunya para guru besar dan akademisi menilai kembali nilai akademis dan moralitas mereka," ungkapnya.
Gerung menyoroti pentingnya menjaga integritas sebagai suatu keharusan, terlepas dari affiliasi politik.
"Pratikno sebetulnya lebih berguna jika mengundurkan diri dari Jokowi, memberikan kesempatan pada Jokowi untuk mengubah dirinya."
Guru besar UGM dan UII membentuk momentum kritis, mengumumkan bahwa Jokowi tidak layak memimpin. Gerakan moral ini diharapkan menjadi domino efek, merespons kesalahan-kesalahan moral pemerintahan Jokowi.
"Orkestrasi moral oleh para Profesor di UGM akan diikuti oleh mereka yang masih berakal sehat."
Dalam kesimpulan, Rocky Gerung menyoroti betapa Jokowi kehilangan dukungan moral dan aura positifnya. Jokowi dianggap terlalu ambisius, mengabaikan nilai-nilai demokrasi dan etika.
"Jika Jokowi bisa mengakui kesalahannya, mengubah pola pikirnya, dan meminta maaf kepada rakyat, mungkin masih ada harapan untuk memulihkan reputasinya," jelas rocky Gerung.
Gerakan moral dari UGM dan UII diharapkan menjadi pendorong untuk perubahan dan evaluasi moral di pemerintahan. (viva)