Latest Post

Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti menyebut bagaimana aparat akan menjaga netralitas jika presiden dan kabinetnya tidak benar-benar netral, Kamis (18/1/20024). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV) 


SANCAnews.id – Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti menyebut bagaimana aparat akan menjaga netralitas jika presiden dan kabinetnya tidak benar-benar netral.


Pernyataan Ikrar tersebut disampaikan dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Kamis (18/1/2024) bertema Membaca Netralitas Kabinet Jokowi.


Ikrar menjawab pertanyaan host Kompas Petang tentang pendapatnya mengenai netralitas dari kabinet Jokowi saat ini.


“Saya harus berterus terang ya, bahwa ya bagaimana kemudian aparat desa ataupun jajaran ASN di bawah ataupun juga TNI Polri di bawah bisa netral kalau  baik presiden maupun anggota kabinetnya benar-benar tidak netral,” bebernya.


“Khususnya dalam menggunakan kekuasan, baik itu kekuasaan ekonomi, misalnya kayak penggunaan bansos untuk politik atau kampanye.”


Ketidaknetralan tersebut, lanjut dia, juga dalam penggunaan kekuasaan eksekutif dalam mendapatkan dukungan masyarakat.


“Dan juga misalnya penggunaan juga kekuasaan eksekutif di dalam misalnya mendapatkan dukungan dari rakyat pada tingkatan yang di bawah.”


“Kalau kita lihat, Pak Airlangga ini bukan satu kali ini saja melihat beliau mengatakan seperti itu, tapi juga Menteri Predagangan Zulkifli Hasan, Pak Airlangga sendiri berkali-kali mengatakan bahwa bansos itu ngomongnya harus terima kasih kepada Presiden Jokowi,” tambahnya.


Mengenai hal itu, Ikrar kemudian juga mempertanyakan apakah pembagian bansos tersebut menggunakan uang pribadi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).


“Pertanyaan saya, emangnya itu duitnya pribadi Presiden Jokowi? Kan nggak ya,” tambahnya.


“Itu adalah kebijakan pemerintah untuk menanggulangi, membantu rakyat miskin melaui bantuan langsung tunai itu ya, kalau dulu namanya bantuan langsung tunai atau BLT.”


Ikrar juga memastikan bahwa bansos pun dipolitisasi.


“Ya udah pastilah ya (politisasi bansos), apalagi kalau Anda tahu, bansos yang terkait dengan perubahan iklim, ini juga diperpanjang sampai pertengahan tahun ini,” tuturnya menjawab pertanyaan mengenai adanya politisasi bansos. 


“Kemudian juga ada juga bansos tentang bencana alam juga diberikan kepada daerah-daerah yang terkena  angin puyuh atau angin yang di wilayah utara Indonesia, termasuk Sulawesi Utara,” katanya. (kompas)


Pimpinan Pondok Pesantren Darud Da'wah Wal Irsyad (DDI) Mangkoso, Prof. Dr. H. Muh. Faried Wadjedy, Lc., MA (Foto: Tangkapan layar video X) 


SANCAnews.id – Video Pimpinan Pondok Pesantren Darud Dakwah Wal Irsyad (DDI) Mangkoso, Prof.Dr.H.Muh. Faried Wadjedy, Lc., MA menangis tersedu-sedu di acara yang dihadiri calon presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan yang menjadi sorotan di media sosial. Netizen yang terharu pun mendoakan Anies menjadi presiden.


Calon presiden nomor urut 01 yang didukung Nasdem, PKS, PKB, dan Partai Ummat, Rabu pekan lalu menghadiri HUT ke-85 Pondok Pesantren DDI Mangkoso di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.


Anregurutta, Kiai Faried Wadjedy dalam kesempatan itu memanjatkan doa agar Anies terpilih menjadi presiden. Saat berdoa, ia terdengar menahan air mata, seolah harapannya benar-benar tulus ingin melihat Anies memimpin negara ini.


“Ya Allah jadikanlah Pak Anies sebagai presiden,” ucapnya dengan nada bergetar.


Dalam video yang dibagikan luas di medsos, Kiai Faried Wadjedy kemudian terlihat menangis saat Anies maju ke podium untuk berbicara. Sang Kiai tampak menyeka air matanya menggunakan tisu.


“Bukan tangisan Buzzer berbayar. Tapi tangisan ketulusan dan harapan kepada pak Anies Rasyid Baswedan untuk bisa memimpin Indonesia,” tulis akun X @BangPino__ yang membagikan video itu di X.


Netizen yang menyaksikan itu mengaku ikut terharu. “Bikin aku malu nemenin anak-anak sarapan sambil meleleh. Doa kita pagi ini. Ya Allah ijinkan kami memiliki pemimpin yg beradab baik, yg cerdas dan memiliki visi unt membawa Indonesia adil dan makmur, Aamiin,” ujar @Diana_fajarwati.


“Dalam air matanya ada doa tulus yang sering terucap. Semoga terkabulkan,” tambah @devina_ryan.


“Jadi ikut-ikutan nangis. Ya Allah jadikanlah pak Anies Rasyid Baswedan Presiden RI 2024 – 2034 .. Aamiin Ya Robbal’Aalamiin,” ujar @DewiRahmiSs.


“Ya Allah, apa yang beliau rasakan sama seperti aku yang berharap ada perubahan,” kata @nurabiram.


Pengguna X bernama @dheniema mengatakan dirinya tidak bisa membayangkan kalau Anies benar terpilih dan dilantik menjadi Presiden RI.


“Amin.. disaat pelantikan pak Anies nanti, akan tumpah tangis dari ratusan juta rakyat indonesia karna demokrasi indonesia terselamatkan,” ujarnya.


Tapi ada juga yang mengungkapkan kekhawatiran. “Kita selalu memohon kepada Alloh SWT semoga pak @aniesbaswedan ditakdirkan menjadi presiden RI. Namun kekhawatiran tetap ada, dengan melihat kebanyakan pemilih di pelosok dan pedesaan masih terpengaruh politik uang.. Istilah “wani Piro” sangat sulit di hilangkan,” ujar @nibnasfawas.


Warganet lain menimpali bahwa mereka yakin mayoritas rakyat akan mendukung Anies, khususnya karena di belakang pasangan AMIN banyak sekali tokoh-tokoh bangsa. Termasuk HM Jusuf Kalla yang juga hadir di DDI Mangkoso.


“Yakinlah Insya Allah 01 akan susah dilawan, calon pemimpin/pemimpin seperti Anies jangan disia siakan, mari jadi saksi hidup akan pemimpin yang amanah di negeri ini,” tulis @RamboJr02. (herald)


Anies Baswedan tampak menunjuk tulisan pada prasasti yang menjelaskan bagaimana proses pembangunan masjid di Papua Barat, oleh ibundanya, Prof Aliyah Baswedan. (foto: tangkapan layar) 


SANCAnews.id – Anies mengunjungi masjid di Papua. Dibangun oleh ibu. Fondasinya berisi 4 batu asal Gaza yang masih berlumuran darah para syuhada. Dalam video yang dilihat Herald.id, Kamis 18 Januari 2024, Anies Rasyid Baswedan terlihat mengenakan kemeja putih dan kopiah khas Papua. Calon presiden nomor urut 01 itu tampak sedang membaca tulisan di prasasti pembangunan masjid tersebut.


“Hj Aliyah Baswedan HBM Islamic Center, dibangun di atas 4 batu berlumur darah syuhada yang telah mengering. Yang diambil dengan penuh keberanian di Jalur Gaza, medan jihad Palestina. Diletakkan pertama kali dengan kumandang takbir oleh Wakil Gubernur Papua Barat. Disertai dengan harapan dan keyakinan, bahwa di sini akan lahir generasi-generasi pemilik iman yang tidak kenal takut dan tidak kenal menyerah dalam menebar dakwah menuju izzul islam. Sorong, 21 Juni 2009, Wakil Gubernur Papua Barat, Drs H Rahimin Katjong, M.Ed,” demikian tulisan yang dieja Anies. 


Anies lalu bertanya kepada pria berbaju putih di sebelahnya, ” Ini dibawa oleh Mer-C ya?”. Pria berbaju putih itu mengiyakan. Menurutnya, saat itu, di Papua Barat dilakukan pengumpulan sumbangan untuk warga Palestina yang hidup di tengah keprihatinan atas serangan-serangan zionis Israel. 


Lantas, sumbangan itu mereka salurkan ke Gaza melalui Mer-C. Kemudian meminta untuk diambilkan batu dari Gaza. Akhirnya dibawakanlah 4 batu berlumur darah syuhada. 


Aliyah Baswedan memiliki nama lengkap Prof. Dr. Hj. Aliyah Rasyid Baswedan, M.Pd. Wanita kelahiran 20 Maret 1940 itu, adalah ibunda dari H Anies Rasyid Baswedan. 


Aliyah adalah pakar manajemen pendidikan Indonesia, dosen, akademisi, dan Guru Besar Emeritus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan pengalaman mengajar di kampus lebih dari 58 tahun. 


Memulai karier sebagai dosen di IKIP Bandung pada 1965, ia berhasil meraih jabatan guru besar/profesor di IKIP Yogyakarta pada 1997, profesor emeritus UNY sejak 2010 hingga 2015, dan sejak 2011 diminta mengajar sebagai dosen di Universitas Ahmad Dahlan hingga saat ini. 


Aliyah aktif di berbagai kegiatan sosial, agama dan kemasyarakatan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ketua Majelis Hikmah Pimpinan Pusat Wanita Islam periode 2021–2026 dan mantan Ketua Umum DPW Wanita Islam DIY dua periode ini, juga aktif memimpin penyaluran beasiswa bagi siswa dan mahasiswa yang berasal dari keluarga prasejahtera selama lebih dari 3 dekade. (herald)


Ceramah Miftah tuding PKS sebagai Wahabi 


SANCAnews.id – Dalam platform ceramahnya, Gus Miftah melancarkan kampanye dukungan terhadap Prabowo-Gibran. Sales pitch yang dilakukan pembicara kontroversial ini cukup menggelitik, PKS adalah Wahhabi. Tuduhan itu ia sampaikan saat berceramah di depan jamaah di Lampung.


Acara tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Lampung, Ketua MUI Lampung, dan Menteri Perdagangan. Awalnya, khatib pendukung pasangan Prabowo-Gibran ini menafsirkan ayat Al-Quran surat Al-An'am ayat 48.

وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّا مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَۚ فَمَنْ اٰمَنَ وَاَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ


Artinya: Tidaklah Kami utus para rasul melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Siapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.


Pada salah satu penggelan ayat pertama, Gus Miftah manafsirkan kalimat "kabar gembira" dan "memberi peringatan".


Dua kalimat tersebut merupakan ciri-ciri seorang Rasul yang diberi perintah Allah SWT, ialah memberi kabar gembira dan peringatan.


Namun Gus Miftah memaknainya dua kalimat tersebut untuk menggambarkan dua kelompok berbeda, NU dan Wahabi.


Gus Miftah mengatakan, pemberi "kabar gembira" ia nisbatkan kepada kelompok NU yang menurutnya menyenangkan.


Kemudian kalimat pemberi "peringatan" dia maknai menjadi "menakut-nakuti".


Kemudian makna tersebut dia nisbatkan kepada kelompok Wahabi yang menurutnya kerap "menakut-nakuti".


"Menyenangkan itu NU, yang suka nakut-nakuti Wahabi," kata Gus Miftah dengan nada ceramah yang menggebu-gebu.


Gus Miftah pun melanjutkan dan menilai jika kelompok Wahabi di Indonesia sangat identik dengan partai PKS.


Menurutnya kelompok Wahabi kerap menakut-nakuti dalam ceramah.


"Wahabi itu di Indonesia identik dengan PKS," katanya. Lantas apakah benar tafsirnya demikian?


Menurut Tafsir Tahlili


Melansir laman NU Online mengenai ayat 48 di Al-Quran surah Al An'am dijelaskan dalam Tafsir Tahlili, dijelaskan sangat rinci.


Pada penggelan pertama ayat tersebut tafsir atau makna sesungguhnya dijelaskan adalah tujuan Allah SWT mengutus Rasul tak lain hanya menyampaika kabar atau berita gembira dan memberi peringatan.


Tidak disebutkan, bahkan dijelaskan makna memberi "peringatan" bahwa Rasul menakuti-nakuti umatnya.


"Tujuan Allah mengutus para Rasul itu tidak lain hanyalah untuk menyampaikan berita gembira, memberi peringatan, menyampaikan ajaran-ajaran Allah yang akan menjadi pedoman hidup bagi manusia agar tercapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat, serta memperingatkan manusia agar jangan sekali-kali mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun dan jangan membuat kerusakan di muka bumi." demikian bunyi Tafsir Tahlili dalam ayat tersebut.


Lantas apakah benar Rasulullah tugasnya menakut-nakuti umatnya? Lalu apa pengertian dari kata "peringatan?"


Dalam Tafsir Tahlili disebutkan Rasulullah memberi "peringatan" atau "memperingatkan" manusia agar "jangan" mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun


Selain itu Rasulullah juga memperingatkan umatnya agar jangan membuat kerusakan di muka bumi.


"Serta memperingatkan manusia agar jangan sekali-kali mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun dan jangan membuat kerusakan di muka bumi," demikian bunyi Tafsir Tahlili. Tidak dijelaskan Rasulullah menakut-nakuti umatnya.


Dalam kamus KBBI, kata "peringatan" berasal dari kata dasar "ingat".


KBBI menyebutkan, "Peringatan adalah berita yang mengingatkan akan adanya sesuatu yang akan terjadi."


Hanya seorang Nabi dan Rasul yang dapat mengetahui akan adanya sesuatu yang akan terjadi di masa depan.


Tugas Rasulullah sangat jelas hanya memberi ingatan atau peringatan terhadap sesuatu yang akan terjadi.


Khususnya terkait amaliyah seorang muslim, entah berbuat baik atau buruk, pelanggaran yang dilarang Allah SWT. Tujuannya apa?


Yang jelas bukan untuk menakut-nakuti, dalam Tafsir Tahlili dijelaskan bahwa;


"Barangsiapa yang membenarkan dan mengikuti para Rasul yang diutus kepadanya, mengerjakan amal yang saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap diri mereka akan ditimpa azab di dunia, seperti yang pernah ditimpakan kepada orang-orang yang mendustakan Rasul dahulu dan mengingkari Allah, demikian pula terhadap azab akhirat yang dijanjikan untuk orang-orang yang kafir."


Azab-azab Allah SWT yang nyata di dunia tenggelamnya Raja Fir'aun karena mengaku Tuhan.


Kemudian turunnya azab kepada Kaum Ad' karena mendustakan atau mengingkari kebenaran Nabi Saleh alaihisalam.


Tewasnya Raja Namrud hanya dengan sebuah serangga di era kenabian Ibrahim akibat mengaku sebagai Tuhan.


Turunnya azab Allah kepada kaum Nabi Luth akibat berbuat tidak senonoh, menyukai sesama jenis.


Mereka yang bersama Nabi dan Rasul jumlahnya hanya sedikit dan dijanjikan Allah akan senangan dunia dan akhirat.


"Mereka tidak akan sedih dan putus asa diwaktu menemui Allah terhadap sesuatu yang telah luput dari mereka, karena mereka telah yakin seyakin-yakinnya bahwa semua yang datang itu adalah dari Allah.


"Mereka yakin bahwa Allah selalu menjaga dan memelihara mereka. Allah swt berfirman: Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih, dan para malaikat akan menyambut mereka (dengan ucapan), "Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu." (al-Anbiya'/21: 103) Orang-orang yang mengikuti Rasul dan mengerjakan amal yang saleh, tidak akan bersedih hati bila ditimpa musibah, seperti meninggalnya anak atau salah satu anggota keluarganya, musnahnya sebagian atau seluruh hartanya, atau mereka ditimpa penyakit dan sebagainya.


"Mereka akan tabah dan sabar menghadapinya, apa saja yang terjadi tidak akan mempengaruhi iman, amal, akhlak dan moral mereka. Sebaliknya orang-orang yang kafir akan putus asa dan bersedih hati karena sesuatu cobaan yang kecil dari Allah. Allah swt berfirman: Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfudh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri. (al-hadid/57: 22-23). (disway)


Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat ditemui awak media di Kantor Balai Kota Solo, Kamis (18/1/2024) 


SANCAnews.id – Memilih irit bicara Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dalam menanggapi permintaan dirinya mundur dari jabatan kepala daerah yang diembannya. Hal ini terlihat saat Gibran ditemui awak media di Kantor Balai Kota Solo, Kamis (18/1/2024).


"Terima kasih atas masukannya," kata Gibran seperti dikutip Inilahjateng.com di Kantor Balai Kota Solo, Kamis (18/1/2024).


Lebih lanjut, Gibran juga enggan banyak berkomentar ketika ditanya awak media mengenai belum adanya peraturan wali kota yang dibutuhkan sebagai turunan aturan operasional sejumlah peraturan daerah (perda). Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini hanya menjanjikan langkah evaluasi.


"Nanti kita evaluasi. Ya segera," kata Gibran.


Diketahui, Gibran kembali menjalankan tugasnya sebagai wali kota Solo setelah tiga hari cuti pada Senin (15/1/2024) hingga Rabu (17/1/2024). Gibran cuti agar bisa menjalani kampanye terkait statusnya sebagai calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2.


Namun, pengajuan cuti tersebut mendapat sorotan dari Ketua Fraksi PDIP DPRD Solo, YF Sukasno. Sukasno meminta Gibran Rakabuming Raka mundur dari jabatannya sebagai Wali Kota Solo.


Menurut Sukasno, secara regulasi wali kota mengajukan cuti itu sah-sah saja. Hanya saja dengan intensitas kegiatan Pemkot yang begitu padat dan warga butuh pelayanan maksimal. Namun ternyata beberapa kali wali kota cuti sehingga sangat mempengaruhi kinerja eksekutif.


Menurut Sukasno, wali kota cuti tak menyalahi regulasi. Hanya saja, langkah Gibran sudah beberapa kali mengambil cuti kemungkinan akan berpengaruh terhadap kegiatan Pemerintah Kota (Pemkot Solo) yang begitu padat seiring pelayanan maksimal yang dibutuhkan warga.


"Karena apa pun eksekutif yang namanya kepala daerah itu sangat penting. Jadi menurut saya kalau tidak efektif lebih baik mas wali mundur walau di aturan memang tidak diharuskan mundur," kata Sukasno, Selasa (16/1/2024).


Dia membeberkan, tidak maksimalnya kinerja eksekutif antara lain bisa dilihat dari belum adanya perwali yang dibutuhkan sebagai turunan aturan operasional sejumlah perda. Hal ini dinilai terjadi akibat kesibukan Gibran Rakabuming Raka yang masih berstatus wali kota Solo sekaligus cawapres nomor urut 2.


"Itu seperti perda ketenagakerjaan, pajak dan retribusi. Itu menyebabkan tidak efektif, banyak perwali yang tidak jadi," ungkapnya.


Oleh karena, Sukasno menegaskan, cuti yang dijalani Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebabkan terganggunya aktivitas pemerintahan. (inilah)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.