Latest Post

Presiden Joko Widodo bersama Prabowo Subianto/Net 


SANCAnews.id – Puluhan menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) akan mengundurkan diri secara massal yang dinilai hanya sekedar isu untuk mengintimidasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) jelang pemilu 2024. Sebab, salah satu calon presiden dan wakil presiden yang diusung Jokowi berpotensial menang.


Demikian analisa Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL melalui telepon, Jumat (19/1).


“Saya melihatnya ini menggertak Jokowi. Keliatannya kubu 02 leading bisa menang. Maka dia akan diguncang dulu Jokowi yang mendukung Prabowo-Girban,” kata Ujang.


“Untuk mengganggu tren survei Prabowo-Gibran yang nyaris menembus 50 persen, diganggu agar Prabowo-Gibran bisa dikalahkan,” imbuhnya.


Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini menilai, isu bakal mundurnya 15 menteri Jokowi ini masih berkaitan dengan wacana pemakzulan atau impeachment Presiden.


“Kalau menteri mundur kan pemerintahan gak stabil. 15 menteri mundur itu saya melihat isu saja,” ujar Ujang.


Di sisi lain, Ujang meyakini bahwa isu pengunduran menteri kabinet Jokowi tidak akan terjadi. Sebab menurutnya, para menteri akan berpikir ulang untuk mundur dari kekuasaannya sebagai menteri.


“Saya melihat tidak ada yang berani mundur. Karena menteri-menteri itu kalau mundur juga bisa dikasuskan juga, bisa bermasalah juga di KPK,” jelasnya.


“Ya kalaupun mundur juga Jokowi menggantikan, karena kalau di koalisi Prabowo-Gibran itu kalau gak salah kekuatannya 45 persen lah di parlemen, masih cukup kuat. Masih stabil dalam konteks pemerintahan,” demikian Ujang.


Viral di media sosial mengenai kabar 15 menteri bakal mundur dari kabinet Joko Widodo (Jokowi). Hal tersebut kali pertama disampaikan oleh Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri.


Faisal mengatakan bahwa kurang lebih terdapat 15 menteri dalam Kabinet Indonesia Maju (KIM) yang tengah berencana untuk hengkang meninggalkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Di antaranya ada Menkeu Sri Mulyani dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.


“Saya dengar Bu Sri Mulyani yang paling siap untuk mundur," ujar Faisal dalam acara Political Economic Outlook 2024 yang diunggah di akun YouTube Progresif Idn pada Senin (15/1). (*)


17 tahun Aksi Kamisan di depan Istana Merdeka, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (18/1)/rmol 


SANCAnews.id – Aksi Kamisan kembali digelar kelompok masyarakat sipil. Memperingati ke-17 tahun aksi ini digelar di depan Istana Merdeka, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis sore (18/1).


Berdasarkan pantauan Kantor Berita Politik RMOL di depan Istana Merdeka, ratusan pengunjuk rasa hanya berdiri dan tidak bersuara sama sekali.


Massa aksi yang kompak berpakaian hitam membawa sejumlah poster dan spanduk, sembari menggenggam payung hitam bertuliskan "Tragedi Talangsari 7 Februari 1989".


Massa di bagian paling depan, membawa poster bertuliskan "Jokowi Bohong" dan poster angka serta huruf yang dipegang satu persatu oleh massa aksi yang tersusun menjadi tulisan "17 Tahun Aksi Kamisan".


Tak cuma itu, terdapat foto-foto tokoh pergerakan nasional yang hilang akibat Tragedi Talangsari, dan belum kunjungan ditemukan hingga hari ini.


Di samping jejeran foto korban tragedi HAM tersebut, juga dipampang foto wajah sejumlah purnawirawan TNI yang diduga sebagai pelaku pelanggaran HAM berat di era sebelum reformasi.


Mereka di antaranya Wiranto, Prabowo Subianto, Hendropriyono, Try Sutrisno, dan Sutiyoso. Massa aksi kamisan hingga detik ini masih terus berdatangan, dan langsung bergabung dalam barisan.


"Mari bergabung dalam barisan, maju ke depan. Tujuh belas tahun kita berdiri di Istana, aksi diam ini tak akan berhenti di sini. Mari kita terus ramaikan Aksi Kamisan ini," ujar salah satu orator mengimbau. (*)


Seorang guru asal Papua mengkritik capres nomor urut 2 Prabowo Subianto di depan capres nomor urut 1 Anies Baswedan 


SANCAnews.id – Video seorang guru bahasa Inggris di Papua tiba-tiba viral di media sosial. Dalam video tersebut, seorang guru bernama Michael Jitmau asal Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya melontarkan kritik terhadap calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto.


Kritik tersebut ia sampaikan di hadapan calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan. Dalam kritiknya, ia menilai Prabowo belum mampu menyelesaikan permasalahan di Papua dengan baik saat ini. Apalagi, kata dia, jika nanti Prabowo terpilih menjadi presiden.


“Dia melihatnya sebagai persoalan (di Papua) separatisme. Seharusnya tidak. Sebab, ada hal spesifik yang justru perlu diatasi,” kata Michael dikutip pada Jumat (19/1/2024). 


Michael juga menyinggung soal pendekatan militer yang diambil pemerintah saat menangani masalah di tanah Papua. 


“Prabowo jangan pakai cara militer seperti di Timor Leste untuk selesaikan masalah di Papua. Itu tidak bagus,” kata dia. 


Lalu, Anies pun bertanya apa keinginan pemuda itu. Dia pun menjawab terdapat permasalahan psikologi yang harus ditangani oleh pemerintah. 


“Masalah psikologi itu harus diselesaikan dengan masyarakat secara baik-baik. Terutama yang berkaitan dengan keadilan,” ujarnya.  


Michael juga mengeluhkan soal stigma separatis yang kerap dituduhkan. 


“Semua terima kami bisa hidup dalam kebhinekaan, tapi selalu ada stigma separatis dan cara militer untuk mengeliminasi kami orang Papua,” kritik dia. 


Dia pun membeberkan contoh masalah separatis di beberapa negara seperti Inggris dan Skotlandia. Menurutnya, persoalan tersebut dapat diatasi melalui pendekatan yang lebih diplomatis. (tvone)


Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti menyebut bagaimana aparat akan menjaga netralitas jika presiden dan kabinetnya tidak benar-benar netral, Kamis (18/1/20024). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV) 


SANCAnews.id – Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti menyebut bagaimana aparat akan menjaga netralitas jika presiden dan kabinetnya tidak benar-benar netral.


Pernyataan Ikrar tersebut disampaikan dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Kamis (18/1/2024) bertema Membaca Netralitas Kabinet Jokowi.


Ikrar menjawab pertanyaan host Kompas Petang tentang pendapatnya mengenai netralitas dari kabinet Jokowi saat ini.


“Saya harus berterus terang ya, bahwa ya bagaimana kemudian aparat desa ataupun jajaran ASN di bawah ataupun juga TNI Polri di bawah bisa netral kalau  baik presiden maupun anggota kabinetnya benar-benar tidak netral,” bebernya.


“Khususnya dalam menggunakan kekuasan, baik itu kekuasaan ekonomi, misalnya kayak penggunaan bansos untuk politik atau kampanye.”


Ketidaknetralan tersebut, lanjut dia, juga dalam penggunaan kekuasaan eksekutif dalam mendapatkan dukungan masyarakat.


“Dan juga misalnya penggunaan juga kekuasaan eksekutif di dalam misalnya mendapatkan dukungan dari rakyat pada tingkatan yang di bawah.”


“Kalau kita lihat, Pak Airlangga ini bukan satu kali ini saja melihat beliau mengatakan seperti itu, tapi juga Menteri Predagangan Zulkifli Hasan, Pak Airlangga sendiri berkali-kali mengatakan bahwa bansos itu ngomongnya harus terima kasih kepada Presiden Jokowi,” tambahnya.


Mengenai hal itu, Ikrar kemudian juga mempertanyakan apakah pembagian bansos tersebut menggunakan uang pribadi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).


“Pertanyaan saya, emangnya itu duitnya pribadi Presiden Jokowi? Kan nggak ya,” tambahnya.


“Itu adalah kebijakan pemerintah untuk menanggulangi, membantu rakyat miskin melaui bantuan langsung tunai itu ya, kalau dulu namanya bantuan langsung tunai atau BLT.”


Ikrar juga memastikan bahwa bansos pun dipolitisasi.


“Ya udah pastilah ya (politisasi bansos), apalagi kalau Anda tahu, bansos yang terkait dengan perubahan iklim, ini juga diperpanjang sampai pertengahan tahun ini,” tuturnya menjawab pertanyaan mengenai adanya politisasi bansos. 


“Kemudian juga ada juga bansos tentang bencana alam juga diberikan kepada daerah-daerah yang terkena  angin puyuh atau angin yang di wilayah utara Indonesia, termasuk Sulawesi Utara,” katanya. (kompas)


Pimpinan Pondok Pesantren Darud Da'wah Wal Irsyad (DDI) Mangkoso, Prof. Dr. H. Muh. Faried Wadjedy, Lc., MA (Foto: Tangkapan layar video X) 


SANCAnews.id – Video Pimpinan Pondok Pesantren Darud Dakwah Wal Irsyad (DDI) Mangkoso, Prof.Dr.H.Muh. Faried Wadjedy, Lc., MA menangis tersedu-sedu di acara yang dihadiri calon presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan yang menjadi sorotan di media sosial. Netizen yang terharu pun mendoakan Anies menjadi presiden.


Calon presiden nomor urut 01 yang didukung Nasdem, PKS, PKB, dan Partai Ummat, Rabu pekan lalu menghadiri HUT ke-85 Pondok Pesantren DDI Mangkoso di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.


Anregurutta, Kiai Faried Wadjedy dalam kesempatan itu memanjatkan doa agar Anies terpilih menjadi presiden. Saat berdoa, ia terdengar menahan air mata, seolah harapannya benar-benar tulus ingin melihat Anies memimpin negara ini.


“Ya Allah jadikanlah Pak Anies sebagai presiden,” ucapnya dengan nada bergetar.


Dalam video yang dibagikan luas di medsos, Kiai Faried Wadjedy kemudian terlihat menangis saat Anies maju ke podium untuk berbicara. Sang Kiai tampak menyeka air matanya menggunakan tisu.


“Bukan tangisan Buzzer berbayar. Tapi tangisan ketulusan dan harapan kepada pak Anies Rasyid Baswedan untuk bisa memimpin Indonesia,” tulis akun X @BangPino__ yang membagikan video itu di X.


Netizen yang menyaksikan itu mengaku ikut terharu. “Bikin aku malu nemenin anak-anak sarapan sambil meleleh. Doa kita pagi ini. Ya Allah ijinkan kami memiliki pemimpin yg beradab baik, yg cerdas dan memiliki visi unt membawa Indonesia adil dan makmur, Aamiin,” ujar @Diana_fajarwati.


“Dalam air matanya ada doa tulus yang sering terucap. Semoga terkabulkan,” tambah @devina_ryan.


“Jadi ikut-ikutan nangis. Ya Allah jadikanlah pak Anies Rasyid Baswedan Presiden RI 2024 – 2034 .. Aamiin Ya Robbal’Aalamiin,” ujar @DewiRahmiSs.


“Ya Allah, apa yang beliau rasakan sama seperti aku yang berharap ada perubahan,” kata @nurabiram.


Pengguna X bernama @dheniema mengatakan dirinya tidak bisa membayangkan kalau Anies benar terpilih dan dilantik menjadi Presiden RI.


“Amin.. disaat pelantikan pak Anies nanti, akan tumpah tangis dari ratusan juta rakyat indonesia karna demokrasi indonesia terselamatkan,” ujarnya.


Tapi ada juga yang mengungkapkan kekhawatiran. “Kita selalu memohon kepada Alloh SWT semoga pak @aniesbaswedan ditakdirkan menjadi presiden RI. Namun kekhawatiran tetap ada, dengan melihat kebanyakan pemilih di pelosok dan pedesaan masih terpengaruh politik uang.. Istilah “wani Piro” sangat sulit di hilangkan,” ujar @nibnasfawas.


Warganet lain menimpali bahwa mereka yakin mayoritas rakyat akan mendukung Anies, khususnya karena di belakang pasangan AMIN banyak sekali tokoh-tokoh bangsa. Termasuk HM Jusuf Kalla yang juga hadir di DDI Mangkoso.


“Yakinlah Insya Allah 01 akan susah dilawan, calon pemimpin/pemimpin seperti Anies jangan disia siakan, mari jadi saksi hidup akan pemimpin yang amanah di negeri ini,” tulis @RamboJr02. (herald)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.