Latest Post

Momen makan malam antara Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto/Ist 


SANCAnews.id – Makan malam antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto diyakini akan berdampak pada psikologi pendukung lawan, baik dari kubu Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan.


Bagaimana tidak, selain menjadi Menteri Pertahanan dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo kerap bertemu dengan Jokowi dalam posisinya sebagai Capres 2024. Apalagi, intensitas pertemuan Jokowi dan Prabowo lebih besar dibandingkan dengan Anies dan Ganjar.


"Secara politik ini jadi psikologis yang menakutkan bagi pendukung Ganjar dan Anies. Mereka akan beranggapan Pak Jokowi berpihak pada Prabowo. Asumsi itu yang akan muncul di kalangan Anies dan Ganjar," kata pengamat komunikasi politik, Arifki Chaniago kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (6/1).


Pandangan Arifki, sah-sah saja bila pendukung paslon lain menarasikan makan malam pada Jumat (5/1) itu sebagai bentuk penguatan dukungan Jokowi ke Prabowo.


"Mereka anggap dukungan Jokowi makin kuat ke Prabowo karena sering ketemuan. Narasi itu yang berkembang di kalangan Anies dan Ganjar," tutup Arifki. (*)


Kolase foto 


SANCAnews.id – Pengamat politik Rocky Gerung kembali mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.  


Rocky Gerung menilai bahwa Jokowi telah berbohong kepada orang -orang tentang IKN dengan mengklaim bahwa ada investor asing yang tertarik untuk berinvestasi dalam proyek tersebut.


Dalam video yang diunggah di kanal YouTubenya, Gerung mengulas berita yang menyebutkan bahwa dua investor dari dalam negeri, yakni PT Jarum dan Wings Group, telah mundur dari proyek IKN.  


Rocky Gerung menilai berita tersebut merupakan sinyal kuat bahwa investor asing juga telah hengkang dari proyek tersebut. 


"Semua perjanjian bisnis selalu ada first, second, dan layer-layer berikutnya. Itu yang ngomong sekarang orang baru, corporate secretary-nya. Itu artinya ada upaya untuk memberitahu lebih awal bahwa enggak ada kasak-kusuk. Itu artinya memang ada kasak-kusuk untuk hengkang," kata Rocky Gerung. 


Rocky Gerung menjelaskan bahwa investor asing sudah pasti akan mundur dari proyek IKN karena proyek tersebut tidak memiliki prospek yang jelas.  


Selain itu, ketidakpastian politik di Indonesia juga menjadi faktor yang mendorong investor asing untuk hengkang. 


"Jokowi kesulitan untuk mencari investor asing sehingga malaklah investor dalam negeri. Sebenarnya dipalak. Sama seperti kita tahu, perusahaan-perusahaan ini kadang kala pajak 2 tahun lagi disuruh bayar di depan gitu," kata Rocky Gerung. 


Rocky Gerung juga menilai bahwa mundurnya dua investor dari dalam negeri merupakan sinyal bahwa para taipan Indonesia sudah mulai mengikuti arah angin politik. 


Rocky Gerung memprediksi bahwa investor asing juga akan mengikuti arah angin politik tersebut. 


"Dalam situasi ketika Jokowi selalu dalam posisi lemah atau kalau dalam istilah Indonesia kapal karam, orang-orang itu mulai menyelamatkan diri masing-masing termasuk para investor. Mereka ini kan follow the power saja sebenarnya supaya selamat aset investasinya," kata Rocky Gerung. 


Rocky Gerung menilai bahwa Jokowi telah gagal dalam membangun IKN Nusantara.  Rocky Gerung memprediksi bahwa IKN Nusantara akan menjadi proyek gagal seperti proyek-proyek besar lainnya yang digagas oleh Jokowi. 


"Jokowi memang berupaya moles dirinya dengan cara memoles IKN, tapi dua-duanya bopeng. Wajah politik Jokowi bopeng, wajah investasi IKN juga bopeng," kata Gerung. (viva)


Yima Pemenangan AMIN Sumut adu mulut dengan petugas Dishub. (Tangkapan layar video) 


SANCAnews.id – Tim Kampanye Daerah (TKD) dari kandidat presiden pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar bertengkar dengan Petugas Dinas Perhubungan Kota Medan. Karena petugas Dishub mengempesi sejumlah ban mobil milik pengurus dan simpatisan TKD Amin, Kamis (4/1/2024) kemarin.


Keributan terjadi tepat di depan posko pemenangan Amin Sumut jalan Jenderal Sudirman, Kota Medan. Saat itu, TKD Amin Sumut sedang melakukan pengajian bersama ratusan orang.


Tiba tiba sejumlah petugas Dishub datang lalu mengempeskan 7 ban mobil yang terparkir di pinggir jalan Jendral Sudirman. Hal itu lantaran mobil mobil tersebut terparkir di pinggir jalan.


Dalam rekaman video terlihat sejumlah petugas berbaju Dishub terlibat adu mulut dengan tim pemenangan Amin Sumut.


Petugas Dinas Perhubungan mengatakan bahwa pihaknya bekerja atas perintah pimpinannya yakni Wali Kota Medan Bobby Nasution.


"Ini perintah dari pimpinan, dari walikota Medan, jangan salahkan kami, ini kami hanya menjalankan tugas," kata petugas Dishub dalam video yang kini viral. Video tersebut salah satunya dibagikan akun @AiraNtieReal di aplikasi X (twitter).


Salah satu mobil yang bannya dikempeskan adalah milik juru bicara Amin Sumut, Tumpal Panggabean. Dia dan para pemilik yang tidak senang dengan tindakan Dishub itu memprotes dan mendatangi petugas Dishub yang dinilai berlebihan hingga terlibat cekcok.


Juru Kampanye Amin Sumut, Syaiful Safri, membenarkan peristiwa itu. Kejadian berlangsung saat pihaknya melakukan kegiatan pengajian.


"Itu empat empat dikempeskan. 7 mobil berarti ada 27 ban yang kempes. Kami nilai itu sangat berlebihan. Lagian di sana tidak ada tanda larangan parkir dan ada petugas parkir dari kami," katanya kepada awak media.


Syaiful mengatakan, Dishub sempat berkeras dan mengatakan bahwa hal itu berdasarkan perintah walikota Medan.


"Iya memang katanya atas perintah walikota Kota Medan itu. Tapi jangan berlebihan seperti itu," kata Syaiful. (fajar)


Momen saat seorang pria misterius diduga hendak mengigit telinga Anies Baswedan di Tasikmalaya, Jawa Barat. (Foto: Tangkapan layar) 


SANCAnews.id – Penjaga anies baswedan membutuhkan pekerjaan ekstra. Kandidat presiden nomor 1 telah diserang oleh seorang pria misterius.


Dalam video viral terbaru, seorang pria yang mengenakan topi putih mendorong lebih dekat ke Anies yang berjalan di tengah-tengah pendukung yang berdesak-desakan.. 


Tiba-tiba pria misterius itu terlihat memeluk dan mengarahkan mulutnya ke telinga kiri Anies. Diduga hendak menggigit telinga mantan gubernur DKI Jakarta itu. 


Berikut para pengawal bertindak cepat. Mereka mendorong kepala pelaku sehingga tidak sampai melukai Anies. Anies juga tampak menyadari bahaya itu sehingga menghindar dengan cara merunduk. 


Pengawal dan pendukung Anies langsung mengamankan pria misterius tersebut. Insiden itu terjadi saat Anies Baswedan berkampanye di Ponpes Cipasung Tasikmalaya. 


“Kecintaan bapak, dedikasi bapak, antusias bapak ke Pak Anies, saya tidak menyalahkan. Tapi, tindakan yang bapak perbuat membahayakan keselamatan Pak Anies,” kata salah seorang pengawal Anies Baswedan. 


Terlihat pelaku menangis ketakutan dan terus minta maaf sambil mengaku salah. “Iya saya ngerti,” katanya. 


“Saya tanggung jawab,” lanjutnya. 


Ada yang menduga pria tersebut seorang penyusup yang ingin melukai Anies. Sebelumnya, seseorang berkaus Amin dan mengenakan topi putih juga sempat menampar Anies di tengah desak-desakan massa. 


Hingga saat ini Anies Baswedan maupun Timnas Amin belum memberikan respons terhadap kejadian tersebut. (herald)


Anggota Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN-PIM), Profesor Siti Zuhro/rmol 

 

SANCAnews.id – Mendekati pesta demokrasi 2024, semakin banyak bermunculan relawan yang mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan calon (paslon) tertentu.


Fenomena kerelawanan ini juga disoroti Anggota Dewan Nasional Gerakan Indonesia Maju (DN-PIM), Profesor Siti Zuhro, saat jumpa pers di Aula JKC, Jalan Warung Jati Barat No.30, Ragunan, Jakarta Selatan, Kamis (4/1).


"Tentang dukung mendukung itu wajar. Ada relawan contohnya seperti Obama, ada kelompok komunitas yang (punya slogan) Yes, We Can, tapi selesai pemilu, relawannya juga selesai," kata Siti Zuhro.


Tetapi menurut Siti Zuhro yang juga Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), fenomena relawan di Indonesia sangat berbeda dibandingkan negara lain.


"Di Indonesia ini relawan dipelihara untuk berlama-lama. Ini yang malah menimbulkan malapetaka atau bencana untuk Indonesia dan dampaknya pada fungsi partai," jelasnya.


Peran relawan yang sejatinya inisiasi masyarakat secara sukarela untuk menyuarakan hak berpartisipasi dalam berdemokrasi justru merugikan partai politik.


"Partai politik tidak bisa berjalan maksimal karena beberapa fungsinya sudah diambil oleh para relawan itu," pungkas Siti Zuhro. (rmol)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.