Latest Post

Ulama kondang Miftah Maulana Habiburrohman atau Gus Miftah keluarkan ancaman keras setelah difitnah berikan uang supaya tidak memilih Anies Baswedan-Muhaimin.


SANCAnews.id – Ulama kondang Miftah Maulana Habiburrohman atau Gus Miftah menanggapi beredarnya video bertajuk Miftah Tertangkap Aksi Diduga Suap Pesantren untuk Mendukung Capres 02.


Gus Miftah dengan tegas membantah dirinya tidak pernah memberikan uang sejumlah apapun kepada siapapun untuk menyuap pesantren guna mendukung capres 02 tersebut.


“Bukan saya yang amplopin Abah Kirun, malahan saya yang diamplopin sama panitia. Nitip untuk yayasan supaya diberikan kepada anak-anak pondok,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (20/12/2023). 


Gus Miftah mengaku difitnah oleh akun Yotube tersebut, padahal dalam pertemuannya dengan Abah Kirun, itu terjadi pada 2 November di Hilalum Gajah, Kabupaten Demak dalam acara pengajian. 


Acara pengajian tersebut, dihadiri oleh Abah Kirun sebagai bintang tamu dan Gus Miftah sebagai pemberi ceramah. 


“Bukan saya amplopin Abah Kirun, saya WA-an sama Abah Kirun ketawa-ketawa,” jelasnya. 


Gus Miftah juga mengunggah dalam akun Instagramnya @gusmiftah, memberikan waktu untuk pemilik akun Youtube Indonesiana News TV menunjukkan niat baik. 


“Untuk anda akun Youtube INDONESIANA NEWS TV, fitnah Anda sudah keterlaluan dan melampaui batas. Saya tunggu niat baiknya atau dengan terpaksa saya menempuh jalur hukum,” tulis Gus Miftah diakun Instagramnya.


Dalam video tersebut, priyayi kondang dari Jawa Timur Abah Kirun mengembalikan amplop ke Gus Miftah. 


Di video itu mengatakan Gus Miftah memberikan uang agar kiai atau tokoh agama yang hadir, agar tidak mendukung pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN). 


Sebelumnya, Gus Miftah juga difitnah dengan mengatakan Anies Baswedan tidak beretika. “Padahal saya tidak pernah mengatakan itu, saya chattingan sama mas Anies Ketawa-ketawa, kata Mas Anies biasalah urusan politik,” ungkap Gus Miftah. (tvone)


Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) adalah perkumpulan keluarga korban penculikan aktivis pada tahun 1997-1998 menolak untuk mendukung capres Prabowo. 


SANCAnews.id – Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) merupakan perkumpulan keluarga korban aktivis penculikan tahun 1997-1998 yang menolak mendukung calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.


"Seperti diketahui dalam Pilpres 2014 dan 2019 keluarga korban penculikan dan penghilangan paksa aktivis pro demokrasi 1997-1998 yang tergabung dalam IKOHI menyatakan menolak untuk memilih calon presiden Prabowo Subianto," kata Sekjen IKOHI, Zaenal Muttaqin, Kamis (21/12/2023).


Salah satu alasan menolak mendukung Capres Prabowo lantaran jawaban Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut menganggap isu pelanggaran HAM adalah isu musiman.


"Karena itu dalam Pilpres 2024 nanti IKOHI menyerukan untuk ke-3 kalinya mari #KalahkanCapresPelanggarHAM di kotak suara," tuturnya.


"Pada tahun 2006 hasil penyelidikan Pro Justicia Komnas HAM menyatakan kasus tersebut dilakukan oleh Tim Mawar Kopassus yang dikomandani oleh Letnan Jenderal Prabowo Subianto," sambung dia.


Kemudian dari hasil tersebut merupakan proses hukum dan kelanjutan dari keputusan sidang Dewan Kehormatan Perwira (DKP) ABRI pada 1998 yang memberhentikan dengan tidak hormat Prabowo Subianto.


Sebelumnya, pada debat perdana di sesi tanya jawab antar pasangan calon. Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengungkapkan sejumlah kasus pelanggaran HAM di masa lalu. Kemudian dia mengajukan dua pertanyaan untuk Prabowo.


"Kalau Bapak (Prabowo) di situ apakah akan membuat pengadilan HAM dan membereskan rekomendasi DPR?" ucap Ganjar dalam debat perdana capres di KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12) malam. 


"Pertanyaan kedua, di luar sana menunggu banyak ibu-ibu. Apakah bapak bisa membantu di mana kuburnya yang hilang agar mereka bisa berziarah?" tanya dia.


Pertanyaan tersebut pun langsung dijawab Prabowo. Dia mengatakan, dirinya sudah berkali-kali memberikan jawaban. 


"Apa lagi yang mau ditanya kepada saya? Saya sudah jawab berkali-kali tiap 5 tahun kalau polling saya naik ditanya lagi soal itu," sambung Prabowo.


"Jadi masalah HAM jangan dipolitisasi, Mas Ganjar," ucapnya. (tvone)


Capres nomor urut 1 Anies Baswedan bersilaturahmi bersama para santri dan kyai di Pondok Pesantren Ar Risalah Lubuklinggau, Sumatra Selatan, Senin (18/12/2023)


SANCAnews.id – Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Hal ini terkait dengan dugaan pelanggaran kampanye karena mengejek calon presiden lainnya, yakni Prabowo Subianto. Pelaporan tersebut dilakukan oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai Advokat Pengawal Demokrasi (APD). 


Perwakilan APD, Yayan S mengatakan, Anies dilaporkan ke Bawaslu berdasarkan pidatonya pada agenda "Silaturahmi Ulama Se-Jambi Bersama Anies Baswedan" beberapa waktu lalu. Menurut dia, Anies menyebut Prabowo ada dalam pidatonya yang mengungkit debat calon presiden pertama. 


"Awalnya Anies menanyakan kepada para ulama yang hadir apakah menonton Debat Perdana Capres. 'Kebetulan dua hari yang lalu debatnya soal hukum. Ikut ndak lihat debat kemarin? Nobar. Emang sepak bola.... Untung enggak ada meja di situ', katanya yang disambut tawa para ulama yang hadir," ujar Yayan dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (21/12).

 

Atas pernyataan capres dari Koalisi Perubahan itu, Yayan menduga bahwa hal itu telah melanggar larangan dalam Kampanye Pemilu seperti yang tertera dalam Pasal 280 (1) huruf c Jo. Pasal 52 Undang-Undang Pemilu.

 

Selain itu, ia juga menduga Anies telah melakukan pelanggaran kampanye seperti dalan Pasal 72 ayat (1) huruf c Peraturan KPU No. 20 Tahun 2023 Tentang Kampanye Pemilu. 

 

"Oleh sebab itu, kami Advokat Pengawal Demokras (APD) dengan ini melaporkan Sdr. Anies Baswedan dalam kedudukannya sebagai Capres Peserta Pemilu ke hadapan Bawaslu agar terhadap dirinya dilakukan penyidikan, pemeriksaan, dan mengadili sesuai dengan tugas dan kewenangannya," ucap Yayan.

 

"Serrta slanjutnya memutus laporan ini dengan menyatakan Anies Baswedan bersalah, dan kemudian memberikan rekomendasi atas kesalahannya sesuai dengan ketentuan dan aturan hukum yang berlaku," pungkasnya. (jawapos)


Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas) membuka acara Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang. Ia sempat mengungkapkan berkelakar soal perubahan sikap akhir-akhir ini tepatnya di tahun politik. 


SANCAnews.id – Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas) membuka Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang. Ia mengungkapkan tentang perubahan sikap yang terjadi belakangan ini, terutama di tahun politik.


"Saya keliling daerah, Pak Kiai. Sini aman, Jakarta nggak ada masalah, yang jauh-jauh ada lho yang berubah. Jadi kalau salat Maghrib baca, 'waladholin... ', Al-Fatihah baca 'waladholin..' Ada yang diem sekarang, pak. Lho kok lain," ujar Zulhas. 


"Ada yang diem sekarang banyak, saking cintanya sama Pak Prabowo itu," imbuhnya. 


Adapun yang dimaksud Zulhas, kelanjutan surat Al-Fatihah itu seharusnya adalah "Amin" yang dibaca bersamaan imam dan makmumnya. 


Kemudian Zulhas juga mengatakan ada yang duduk tahiyat menunjuk menggunakan dua jari. 


"Kalau tahiyatul akhir awalnya gini (menunjukan jari telunjuk), sekarang jadi gini (menunjukkan dua jari, telunjuk dan tengah)," ujar Zulhas bercanda. 


Pernyataan Zulhas memantik kegeraman dari para ulama. Ustaz Hilmi Firdausi sampai-sampai istigfar melihat kelakuan ZUlhas. 


"Ini sudah kebablasan pak. Syariat sholat bukan utk bahan bercandaan. Tapi apa benar ada pendukung Pak PS yg tdk amin dan merubah jari tahiyat menjadi dua ? Masa harus mengorbankan ibadahnya hanya demi Pilpres ? Astaghfirullah," katanya lewat akun X. (tvone)


Ketua Dewan Syuro Partai Ummat Amien Rais/Ist 


SANCAnews.id – Ketua Dewan Syuro Partai Ummat Amien Rais pun jengkel saat melihat pidato Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) yang menjadikan gerakan membaca dan sholat sebagai lelucon demi mengkampanyekan Prabowo Subianto.


Amien yang juga mantan mertua Zulhas menilai lelucon tersebut tidak boleh dilontarkan hanya karena alasan duniawi.


"Ada yang terlalu menghamba kepada manusia, hingga tega dan sampai hati membuat lelucon tentang gerakan dan bacaan sholat. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. #lawankezaliman #amienrais," kata Amien di X.


Para followers-nya pun turut mendukung pernyataan Amien Rais bahwa apa yang dilakukan Zulkifli memang tidak pantas diucapkan.


@Kang_Sholihin: Mantan besan panjenengan ini sudah tersesat Pak Amin, Astaghfirullohal adzim


@AkasiaUsman: Saya rasa itu bukan kelucon itu sudah pelecehan tasyaut menunjuk dgn satu jari dia buat dua jari, dan ketika mengucapkan Aamiin harus diam atau Ya Robbal Alamin ini masalah ibadah tdk bileh dibuat main main. Di tegur saja si Zulhasan dan yg lain itu.


@Ojolsang3: Orang seperti itu masih mau dipakai oleh PAN pak amien? Bahaya pak! Bisa-bisa nanti mereka juga mengganti nama bapak jadi Qobul Rais. Saking phobia nya dengan kata "Amin"


@FiNfie777: innalillahi wa inna ilaihi roji’uun..Semoga Allah segera kan laknatNya atas dirinya dan keluarganya sehina-hinanya laknat, karena dia telah menghinakan syariat Islam tentang sholat!…aamiin yaa robbal’alaamiin.


Sebelumnya, dalam sebuah video terlihat Zulkifli Hasan bicara di sebuah acara Kementerian Perdagangan bahwa ada orang karena saking fanatik mendukung Prabowo, gerakan dan bacaan shalat berubah, dan tentu yang dimaksud Zulhas adalah jadi bahan guyonan atau lelucon.


"Saya keliling daerah, Pak Kiai. Sini aman, Jakarta nggak ada masalah, yang jauh-jauh ada lho yang berubah. Jadi kalau salat Maghrib baca, ‘waladholin… ‘, Al-Fatihah baca ‘waladholin..’ Ada yang diem sekarang, pak. Lho kok lain," kata Zulkifli.


"Ada yang diem sekarang banyak, saking cintanya sama Pak Prabowo itu,” imbuhnya.


Tak hanya itu, lanjut Zulhas, bahwa di gerakan terakhir dalam shalat, bahkan ada yang tak mau menunjukan satu jari, sebagaimana orang shalat pada umumnya.


"Itu kalau tahiyatul akhir awalnya gini (menunjukan jari telunjuk), sekarang jadi gini (menunjukkan dua jari, telunjuk dan tengah),” ujar Zulhas ditanggapi tertawa dari penonton. (wartaekonomi)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.