Latest Post

Potret Mahfud MD saat berada di podium untuk menyampaikan pidato. (Instagram @mohmahfudmd)


SANCAnews.id – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD buka-bukaan soal korupsi di Tanah Air. Mahfud MD menyatakan, dari total koruptor di Indonesia, 84 persen di antaranya adalah lulusan perguruan tinggi.

 

Hal tersebut diungkapkan Mahfud MD saat memberikan orasi ilmiah di Universitas Negeri Padang (UNP) pada Minggu (18/12).

 

"84 persen dari semua koruptor di Indonesia ini adalah lulusan perguruan tinggi," ungkap Mahfud MD dihadapan para wisudawan.

 

Berdasarkan data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Mahfud menyebut bahwa jumlah koruptor saat ini 1300-an yang sudah ditangkap dan diadili.

 

"84 persen dari 1300 itu kira-kira ya 900 orang koruptor itu adalah sarjana," terangnya.

 

Meski begitu, pria asal Madura itu mengemukakan bahwa perguruan tinggi tidak gagal. Kendati, angka koruptor yang merupakan lulusan perguruan tinggi tersebut juga terbilang sangat tinggi.

 

Pasalnya, lulusan perguruan tinggi juga jauh lebih banyak, yakni lebih kurang 17,6 juta orang.

 

"Jadi 17,6 juta itu yang koruptor hanya 900 orang, kira-kira tidak ada 0,05 persen. Artinya, perguruan tinggi masih baik," kata pria kelahiran Sampang, Madura.

 

Mengenai adanya ratusan orang koruptor lulusan perguruan tinggi, pria yang sempat menjabat sebagai Hakim Konstitusi itu menilai bahwa koruptor hanya pintar dari segi otak, akan tetapi tumpul wataknya.

 

Di samping itu, Mahfud MD juga berpesan kepada para wisudawan UNP untuk patut bersyukur dan berbangga karena pendidikan Indonesia sudah cukup maju dengan segala kekurangannya. (jawapos)


Keluarga besar Presiden Joko Widodo/Net


SANCAnews.id – Anggapan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan membingungkan masyarakat, tidak sepenuhnya benar. Sebab ada pihak lain yang juga sama-sama membingungkan.


Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, jabatan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI yang diperolehnya dalam waktu 2 hari setelah menjadi anggota juga membuat bingung masyarakat.


"Ya sebenarnya, soal bingung membingungkan ini dilematik. Di satu sisi, kan Kaesang sendiri menjadi Ketum PSI, adalah peristiwa yang sangat mengagetkan. Dua hari pakai jaket, artinya seperti ninja lah, yang lompat-lompat seperti itu, jalan ninja karier politik Kaesang itu juga membingungkan rakyat sebetulnya," ucap Pangi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (18/12).


Terlebih, lanjut Pangi, Kaesang yang sebelumnya mengaku ogah terlibat dalam politik praktis dan lebih ingin fokus ke bisnis, malah mengikuti jejak ayah, kakak, dan kakak iparnya.


"Rakyat juga bingung, soal Kaesang itu yang dulu katanya konsisten jual martabak saja, dagang bisnis saja, supaya tidak ada konflik kepentingan, sekarang terjun ke politik tidak main-main, itu juga membuat rakyat bingung," terangnya.


Selain itu, lanjut Pangi, sikap politik Presiden Joko Widodo juga tidak konsisten terkait keluarganya yang tidak akan terlibat dalam politik praktis. Sebab faktanya, anak dan menantu Jokowi malah pelaku politik praktis.


"Itu juga inkonsistensi Presiden Jokowi, itu juga membuat rakyat bingung. Jadi bukan hanya Ganjar dan PDIP yang inkonsisten," ujarnya.


"Faktanya hari ini, Mas Bobby mau dijadikan gubernur (Sumut), Kaesang jadi ketum partai, Gibran jadi cawapres, semuanya punya konflik kepentingan, ini inkonsistensi Presiden Jokowi," tutupnya. (rmol)


Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Paus Fransiskus.


SANCAnews.id – Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Paus Fransiskus. Pertemuan tersebut berlangsung di Istana Apostolik, Vatikan, pada Senin (18/12) waktu setempat.

 

Dalam pertemuan yang berlangsung kurang lebih 15 menit itu, Megawati dan Paus Fransiskus juga membahas sejumlah hal yang menjadi perhatian dunia. Awalnya, Megawati dan juri Zayed Award bertemu dengan Paus Fransiskus untuk berdialog terkait penjurian Zayed Award for Human Fraternity tahun 2024. 

 

Usai pertemuan, Megawati dan delegasi Indonesia menggelar pertemuan khusus dengan Paus Fransiskus di salah satu ruangan Istana Apostolik atau Kepausan Vatikan. Megawati didampingi oleh Duta Besar Luar Biasa Indonesia untuk Tahta Suci Vatikan, Michael Trias Kuncahyono, Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR RI, Puan Maharani, Bendahara Umum DPP PDIP Olly Dondokambey dan Ketua PDIP. DPP Bidang Hukum, Yasonna Laoly.

 

Pertemuan antara Paus Fransiskus dengan Megawati dan rombongan berlangsung sangat hangat. Anggota Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Takhta Suci Vatikan, Romo Markus Solo Kewuta SVD pun berkesempatan menjadi penerjemah dalam pertemuan Paus Fransiskus dengan Megawati dan rombongan.

 

Paus Fransiskus dan Megawati pun berdialog membahas sejumlah hal yang menjadi perhatian. Di antaranya, soal kerukunan antar umat beragama dan ancaman perubahm iklim yang membahayakan alam dan manusia.

 

“Ketika saya bertemu dengan rombongan, memang beliau (Paus Fransiskus) meminta untuk supaya apa yang terjadi di Indonesia dalam kehidupan kerukunan beragama agar diteruskan,” kata Megawati.

 

Sementara, Puan Maharani yang turut ikut dalam pertemuan itu menyampaikan, bangsa Indonesia sangat menaruh perhatian serius dalam menjaga perdamaian dunia. Menurutnya, Megawati turut menyampaikan bagaimana climate change atau perubahan iklim sangat memengaruhi dunia.

 

“Dan kemudian, Paus Fransiskus memberikan masukannya bahwa kita sebagai sesama manusia harus sama-sama menjaga perdamaian, kemudian toleransi beragama tetap dijaga dan bagaimana dunia sekarang dan masa depan itu dijaga perdamaiannya,” ucap Puan menirukan pesan Paus Fransiskus.

 

Paus Fransiskus, kata Puan, juga mendorong agar Indonesia terus mempertahankan dan saling menjaga nilai toleransi antar umat beragama. Apalagi, Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia.

 

“Indonesia yang terdiri dari berbagai agama walaupun merupakan negara muslim terbesar, kami juga melakukan toleransi. Dan Paus Fransiskus menyampaikan bahwa hal itu harus tetap dipertahankan, dan kita harus sama-sama menjaga agar toleransi beragama dan perdamaian yang ada di dunia bisa tetap terjaga,” jelas Puan.

 

Puan juga menegaskan tidak ada pembicaraan soal politik dalam pertemuan Megawati dan Paus Fransiskus.

 

“Kita enggak bicara politik, kita bicara tentang bagaimana kita berama-sama menjaga perdamaian,” tegas Puan. (jawapos)


Mobil rombongan Anies yang mengalami kecelakaan di Aceh Timur/Ist

 

SANCAnews.id – Mobil rombongan Calon Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan, mengalami kecelakaan beruntun di Desa Paya Demam Dua, Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur, Minggu (17/12).

 

Insiden bermula saat mobil Mitsubishi bernomor polisi BK 8440 XE melaju dari arah Medan menuju arah Banda Aceh. Pada arah berlawanan, melaju kendaraan pengawalan milik Polri.

 

"Setiba di lokasi kejadian, mobil jenis Toyota Kijang Innova yang ikut rombongan, yang ada di iringan belakang, tiba-tiba mengerem," kata Dirlantas Polda Aceh, Kombes M Iqbal Alqudusy, kepada wartawan.

 

Alhasil, mobil rombongan lain yang ada di belakang ikut mengerem dan mencoba berbelok ke kanan, untuk menghindari tabrakan dengan Toyota Kijang Innova yang ada di depan. Mobil pengawalan pun menabrak Mitsubishi tronton dari arah berlawanan.

 

Nasib baik, tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Sementara itu rombongan utama tidak terlibat kecelakaan dan tetap menuju lokasi kegiatan di Masjid Ba'alawa, Aceh Timur.

 

"Rangkaian pengikutnya panjang, karena rombongan yang dari Aceh Utara juga bergabung. Mobil di belakang rangkaian utama ada sekitar 30 kendaraan," tandasnya.(rmol)


Rocky Gerung soroti video viral Prabowo Subianto mengumpat/ist 


SANCAnews.id – Pengamat politik, Rocky Gerung mengomentari potongan video yang beredar Prabowo Subianto mengatakan 'Ndasmu Etik' yang ramai diperbincangkan publik. Video yang beredar luas di media sosial itu, memperlihatkan Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto bilang 'ndasmu etik' di acara Internal Partai Gerindra. 


"Bagaimana perasaan Mas Prabowo? Soal etik, etik, etik. Ndasmu etik," kata Prabowo dalam video yang viral tersebut dikutip pada Sabtu (16/12/2023).  


'Ndasmu etik' diduga terkait dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Majelis Kehormatan MK (MKMK) soal batas usia capres-capres yang pada akhirnya MKMK memutuskan sanksi etik kepada mantan Ketua MK Anwar Usman. 


Diketahui, video itu diambil saat Partai Gerindra menggelar Rakornas di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat pada Jumat, 15 Desember 2023. 


Sementara itu, Rocky Gerung menanggapi soal viralnya video Prabowo Subianto mengatakan 'Ndasmu etik'.  


Bahasa umpatan yang dilontarkan oleh Prabowo itu artinya, Ndas, ndhas, atau endhas adalah bahasa jawa yang berarti 'kepala'. 


Melihat situasi tersebut, Rocky Gerung mengatakan bahwa debat pertama Capres itu membekas di publik. Sehingga bacaan Gerindra itu harus diselamatkan. 


"Semacam krisis yang memungkinkan Gerindra mengalami defisiensi di dalam legitimasi, dan pak Prabowo akan ingat terus bahwa peristiwa debat itu ada hal yang bagi dia kurang bisa dieksplisitkan di dalam waktu yang terbatas itu," ungkapnya dilansir Youtube Rocky Gerung Official. 


"Kan satu menit satu menit itu, karena itu dia saring lagi intipatinya lalu muncul di Rakernas, walaupun sebetulnya itu dari segi kepentingan internal, pak Prabowo pasti harus mengkonsolidasi partai supaya mampu untuk menerima fakta bahwa ada perdebatan, tetapi perdebatan itu sebetulnya keliru menurut versi Gerindra Prabowo," sambungnya. 


Rocky juga mengatakan bahwa kalau Rakernas bisa bocor maka artinya tidak ada disiplin di dalam partai Gerindra. Sehingga hal yang seharusnya diulas dulu, diedit dulu sebelum dipublikasi sudah terpublikasi duluan. 


"Ini bikin kacau juga tim Gerindra, kenapa tidak mampu mengendalikan bocornya satu strategi yang memungkinkan lawan politik justru mengeksploitasi itu," tuturnya, 


"Dan ternyata keterangan Pak Prabowo itu walaupun sedikit bercanda, itu artinya Prabowo tetap masih mengingat bahwa ada yang kurang ajar di di debat pertama, kira-kira begitu bahasa gaulnya," terangnya. Pengamat politik, Rocky Gerung. 


Kemudian, Hersubeno Arief yang memandu diskusi menyinggung soal branding dari Prabowo Subianto dari awalnya gemoy menjadi gemoysian. 


"Memang mudah juga untuk dilupakan karena timbunan isu akan menimbun juga isu Prabowo di debat kemarin, tetapi timbun menimbun isu juga perlu energi yang kuat, jangan sampai yang sudah ditimbun justru berulang di dalam putaran berikutnya," ungkapnya.


Lanjut Rocky mengatakan jika branding emosi sudah terlabeli ke Prabowo Subianto, ia bisa melanjutkan tradisi atau bahasa tubuh yang seperti itu. 


"Karena itu yang paralel dengan semua hal yang orang tahu tentang Prabowo kan, yang disebut Gemoy itu buatan aja yang ada di baliho tuh, atau dari TikTok," ungkapnya. 


"Tetapi watak dasar Prabowo yang ekspresif dan sugestif itu yang musti justru dieksploitasi, jadi gak perlu lagi Prabowo itu didampingi oleh tim yang berupaya untuk membuat dia jangan emosional nggak ada gunanya, semua jejak digital Pak Prabowo emosional kok, be yourself aja" tuturnya. 


Akademisi yang juga seorang filsuf ini mengungkapkan bahwa yang menjadi persoalan dari munculnya video viral tersebut adalah hal yang sebetulnya natural, tiba-tiba menjadi persoalan. 


"Karena Pak Prabowo dibikin tidak natural oleh para pelatihnya kan, ngapain Prabowo dibuat seolah-olah yang mampu menahan amarah, biarkan saja," ujarnya. 


"Justru itu yang kemarin 2019, membuat suara Gerindra juga naik itu, karena Prabowo secara ekspresif menyerang Jokowi kan, walaupun akhirnya masuk ke dalam kabinet," tuturnya. 


Tak lupa Rocky juga mengatakan bahwa Gerindra dikenal sebagai partai yang menjadi macan panggung, "Beda dengan Gibran, Gibran nggak mampu untuk mengekspresikan diri se-sugestif Pak Prabowo, jadi Gibran yang mestinya diolah wataknya atau direkayasa wataknya, Prabowo udah empat kali maju Pemilu ngapain direkayasa penampilan  kepribadiannya," ungkapnya. (tvone)


SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.