Dari Washington hingga Roma, Aksi Dukung Palestina Menggema di Dunia
Unjuk rasa pro Palestina di Roma, Italia.
SANCAnews.id – Dari Washington, Milan hingga Paris, puluhan ribu demonstran pro-Palestina melakukan unjuk rasa pada Sabtu (4/11), menyerukan penghentian bombardir Israel terhadap Gaza, Palestina.
Unjuk rasa ini mencerminkan meningkatnya kegelisahan atas melonjaknya jumlah korban sipil dan penderitaan akibat konflik Gaza-Israel yang sedang berlangsung.
Para demonstran di negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis menyatakan kekecewaan terhadap pemerintah negara mereka yang mendukung Israel membombardir Gaza. Israel bahkan kian intensif menyerang pemukiman, rumah sakit, ambulans, kamp pengungsian, hingga kampus di Palestina.
Di AS, ribuan orang berkumpul di ibu kota negara itu, Washington DC, untuk memprotes pemerintahan Joe Biden yang mendukung aksi Israel menyerang besar-besaran di Gaza, hingga ribuan warga sipil jadi korban.
"Palestina akan merdeka," teriak para demonstran yang mengenakan keffiyeh hitam-putih saat bendera Palestina berukuran besar dikibarkan oleh massa yang memenuhi Pennsylvania Avenue, jalan menuju Gedung Putih, seperti dilansir The New Arab, Minggu (5/11).
Aksi unjuk rasa ini juga membawa tiruan lusinan kantong jenazah kecil berwarna putih dengan nama anak-anak yang terbunuh oleh rudal Israel berjajar di jalan. Para demonstran turut memegang tanda-tanda yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.
Presiden AS Joe Biden berada di Pantai Rehoboth, Delaware, pada akhir pekan dan tidak mengomentari tentang aksi protes besar-besaran itu.
Dalam percakapan singkat dengan wartawan saat meninggalkan Gereja Katolik Roma St. Edmond pada Sabtu (4/11), Biden menyatakan ada kemajuan dalam upaya AS untuk membujuk Israel agar menyetujui jeda kemanusiaan. Biden hanya menjawab "ya" ketika ditanya apakah ada kemajuan soal upaya itu.
Di Paris, ribuan pengunjuk rasa menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan beberapa di antaranya meneriakkan "Israel, pembunuh!"
Spanduk di truk sound-system di Paris berjalan melalui jalan-jalan yang basah oleh hujan bertuliskan: "Hentikan pembantaian di Gaza." Para pengunjuk rasa, banyak yang membawa bendera Palestina, meneriakkan "Palestina akan hidup, Palestina akan menang."
Para pengunjuk rasa juga mengkritik Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan meneriakkan: "Macron, kaki tangan (Israel)."
Pihak berwenang Prancis telah melarang beberapa pertemuan pro-Palestina sebelumnya karena adanya klaim mengenai kekacauan publik, karena kekhawatiran atas meningkatnya sentimen anti-Palestina.
Prancis akan menjadi tuan rumah konferensi kemanusiaan internasional mengenai Gaza pada tanggal 9 November 2023 untuk mengoordinasikan bantuan bagi wilayah kantong tersebut.
Di ibu kota Rumania, ratusan orang berkumpul di pusat Bukares, banyak yang mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan "Selamatkan anak-anak Gaza."
Di Milan, Italia, unjuk rasa pro-Palestina dihadiri sekitar 4.000 orang dan ada juga unjuk rasa yang dihadiri beberapa ribu orang di Roma.
Selain negara-negara Barat, negara-negara seperti Iran, Pakistan dan Senegal, para pengunjuk rasa juga turun ke jalan untuk memprotes serangan Israel di Jalur Gaza.
Di Teheran, Iran, para demonstran berkumpul di depan bekas kedutaan AS sambil meneriakkan "Ganyang AS" dan "Ganyang Israel", sementara warga Iran mengecam Washington atas dukungan kuatnya terhadap Israel.
Para pengunjuk rasa di Iran menyebut pemboman Israel di Gaza sebagai "genosida", sementara 4 November juga menandai pengambilalihan kedutaan AS pada tahun 1979.
Di Lahore, para pedagang Pakistan berkumpul dalam jumlah besar sambil memegang bendera Palestina dan plakat bertuliskan "Selamatkan Gaza".
Di luar masjid agung di ibu kota Senegal, Dakar, sekitar 200 orang berkumpul untuk mendukung rakyat Palestina.
Aksi Bela Palestina di Monas, Jakarta
Di Indonesia, Aksi Bela Palestina berlangsung di Monas, Jakarta Pusat pada Minggu (5/11) pagi WIB. Banyak tokoh nasional yang datang dalam aksi kemanusiaan itu untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Demonstrasi pro-Palestina telah berlangsung sejak awal konflik, di mana menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina telah mencapai 9.448 orang, termasuk pembunuhan 3.900 anak-anak oleh Israel.
Lebih dari 1.400 orang di Israel sebagian besar terbunuh setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang juga ditawan kelompok militan Palestina itu. (cnni)