Marak Dibicarakan Soal Politik Dinasti, Anies: Negara Ini Bukan Milik Satu Dua Keluarga
Anies Baswedan menanggapi isu politik dinasti yang menerpa keluarga Jokowi./nstagram @aniesbaswedan
SANCAnews.id – Anies Baswedan mengomentari isu politik
dinasti yang sedang bergulir di tengah-tengah masyarakat menjelang pemilu 2024.
Belakangan memang ramai diberitakan tentang isu politik
dinasti yang sedang dibangun oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Isu politik dinasti itu bermula, ketika Mahkamah Konstitusi
(MK) mengabulkan sebagian gugatan seorang mahasiswa UNSA tentang batas usia
minimum Capres-Cawapres pada Senin (16/10).
Terkabulnya gugatan nomor perkara 90/PUU-XXI/2023 itu
diyakini memberi jalan mulus bagi Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi Cawapres
mendampingi Prabowo pada Pilpres 2024.
Bahkan, disusul dikabulkannya gugatan tersebut, Mahkamah
Konstitusi yang diketuai oleh pamannya Gibran Rakabuming itu mendadak berubah
nama menjadi Mahkamah Keluarga (MK) di pencarian jejaring Google Maps.
Kemudian isu politik dinasti semakin mencuat, ketika
terbukti anak sulung presiden, Gibran, benar-benar menjadi Cawapres mendampingi
Prabowo.
Prabowo dan partai Koalisi Indonesia Maju resmi mengumumkan
Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres pada Minggu (22/10) yang lalu.
Menanggapi hal tersebut, Capres dari koalisi perubahan,
Anies Baswedan mengatakan, negara ini bukan milik segelintir keluarga saja.
“Negara ini adalah milik seluruh rakyat Indonesia, bukan
milik satu dua keluarga. Betul tidak?” kata Anies Baswedan pada akun
Instagramnya.
Hal itu Anies Baswedan sampaikan ketika ia menjenguk warga
Depok, sekaligus melakukan jalan sehat bersama para pendukungnya di Grand Depok
City, Sabtu (28/10).
Anies Baswedan melanjutkan, para pendiri Republik ini
mendirikan Indonesia bukan untuk keluarganya, tapi untuk seluruh rakyat
Indonesia.
“Kita bekerja untuk mengembalikan itu semua, dan kalau kita
ingat dulu para pendiri Republik ini mereka orang-orang yang terdidik. Mereka
memiliki semua kelebihan,” kata Anies di depan warga Depok.
“Tapi mereka mendirikan Republik bukan untuk keluarganya.
Mereka mendirikan Republik untuk seluruh anak Indonesia,” lanjutnya.
Sementara itu, Prabowo Subianto sendiri mempertanyakan apa
salahnya politik dinasti. Ia melihat hal ini dengan sudut pandang yang berbeda.
Prabowo mengatakan, selama bertujuan mengabdi untuk bangsa,
maka tidak ada yang salah. Oleh karena itu, tidak bisa segala sesuatu hanya
dipandang dari sisi negatif.
“Kalau dinastinya Pak Jokowi ini berbakti untuk rakyat,
kenapa? Salahnya apa? Jadi, pikir yang baiklah. Berpikir positif,” pungkasnya
pada Selasa (24/10). (jawapos)