Kritik Anies Terkait Kebijakan Jokowi Subsidi Mobil Listrik Diberikan Kepada Kelas Menengah Atas
SANCAnews.id – Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan, Anies
Baswedan secara terang-terangan mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo yang
kerap mendorong pembelian mobil listrik. Ia menilai hal ini bukanlah solusi
bagi masalah kemacetan dan polusi udara.
Ia juga menyinggung pemberian
subsidi bagi masyarakat yang membeli mobil listrik. Sebab, pembeli kendaraan
berbasis energi terbarukan itu bukanlah dari kalangan masyarakat menengah ke
bawah, tapi kalangan atas atau orang kaya.
Hal ini disampaikan Anies saat
berpidato dalam acara deklarasi relawan Amanat Indonesia (Anies) di Tennis
Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2023).
"Solusi menghadapi masalah
lingkungan hidup apalagi soal polusi udara, bukanlah terletak di dalam subsidi
untuk mobil listrik yang pemilik-pemilik mobil listriknya adalah mereka-mereka
yang tidak membutuhkan subsidi," ujar Anies.
Lebih lanjut, Anies menyebut
sebenarnya emisi karbon yang dihasilkan mobil listrik lebih besar ketimbang
kendaraan umum yang menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM). Pasalnya, kendaraan
pribadi hanya bisa menampung sedikit orang.
"Emisi karbon mobil listrik
perkapita perkilometer sesungguhnya lebih tinggi daripada emisi karbon bus
berbahan bakar minyak Kenapa itu bisa terjadi? Karena bis memuat orang banyak
sementara mobil memuat orang sedikit," ucapnya.
Tak hanya itu, Anies menyebut
pembelian mobil listrik bukan berati menghilangkan penggunaan kendaraan
berbahan bakar fosil. Jumlah kendaraan malah akan semakin banyak dan memenuhi
jalanan hingga yang menjadi penyebab kemacetan.
"Ditambah lagi pengalaman
kami di Jakarta, ketika kendaraan pribadi berbasis listrik dia tidak akan
menggantikan mobil yang ada di garasinya, dia akan menambah mobil di jalanan,
menambah kemacetan di jalanan," tuturnya.
Karena itu, ia mengatakan
seharusnya pemerintah fokus pada mendorong penggunaan angkutan umum yang
berbasis listrik. Dengan cara ini, maka masalah polusi udara dan kemacetan bisa
teratasi karena jumlah kendaraan pribadi berkurang.
"Karena itulah kita ingin
dorong ke depan insyallah jalan-jalan tol yang sekarang sudah dibangun secara
amat baik oleh pemerintahan hari ini ke depannya dipenuhi oleh kendaraan
kendaraan umum berbasis dengan listrik ke depan," pungkasnya. (suara)