SANCAnews.id – Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS Mulyanto
menilai, pernyataan ASN peneliti BRIN yang mengancam akan membunuh warga
Muhammadiyah itu tidak cukup diakhiri dengan permintaan maaf. Karena pernyataan
tersebut dianggap sebagai tindakan intoleransi.
"Ini tidak bisa dibiarkan
dan tidak cukup dengan meminta maaf," kata Mulyanto kepada wartawan,
Selasa (25/4/2023).
Ia mengatakan, pernyataan seperti
itu keluar dari lembaga riset dan teknologi seperti BRIN, sangat disayangkan.
"Ini mencerminkan sikap
intoleran, radikal, dan penuh kebencian dan kekerasan. Berbeda dengan yang kita
harapkan dari peneliti BRIN, yakni sikap yang toleran, rasional, obyektif dan
berbasis ilmiah. Di sana kan berhimpun para ilmuwan dan teknolog,"
tuturnya.
Menurutnya, Kepala BRIN harus
mengambil tindakan tegas terhadap anak buahnya tersebut. Ia pun sebagai mitra
BRIN telah mengirimkan pesan kepada Kepala BRIN untuk turun tangan.
"Harus diperingatkan dan
ditegur keras. Kepala BRIN harus segera bertindak tegas. Saya sendiri sudah
mengirim kepada Kepala BRIN. Jawaban Kepala BRIN, segera akan diproses,"
katanya.
Adapun kekinian, Peneliti BRIN,
Andi Pangerang (AP) Hasanuddin akan disidang etik profesi terkait komentar
ancaman pembunuhan kepada warga Muhammadiyah melalui media sosial Facebook.
Sidang etik terhadap Hasanuddin
itu akan digelar oleh majelis etik ASN pada Rabu (26/4/2023) besok.
“Sesuai regulasi yang berlaku
BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN, dan setelahnya dapat dilanjutkan
ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai PP 94/2021,” kata Kepala BRIN Laksana
Tri Handoko dalam keterangannya, Selasa (25/4/2023).
Handoko menyampaikan permintaan
maaf kepada seluruh warga Muhamaddiyah atas perbuatan Hasanuddin itu.
"BRIN meminta maaf,
khususnya kepada seluruh warga Muhammadiyah atas pernyataan dan perilaku salah
satu sivitas BRIN, meskipun ini adalah ranah pribadi yang bersangkutan,” ujar
Handoko.
Sebelumnya, peneliti BRIN dan
LAPAN bernama AP Hasanuddin menulis sebuah komentar yang kontroversial melalui
akun Facebook-nya.
Komentar tersebut mengatakan
bahwa dia akan membunuh umat Muhammadiyah, dan telah menjadi viral di media
sosial seperti Facebook dan Twitter. Selain itu, AP Hasanuddin juga menantang
warganet untuk melaporkan dirinya ke pihak berwajib.
Selain itu, Thomas Djamaluddin,
seorang astronom dan peneliti yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala LAPAN
juga viral karena menulis tanggapan terkait penyelenggaraan Hari Raya Idul
Fitri Muhammadiyah yang berbeda dengan pemerintah. (suara)