Latest Post

 

SANCAnews.id – Pegiat media sosial sekaligus loyalis Anies Baswedan, Bachrum Achmadi menyindir kinerja penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dalam menangani banjir di Ibu Kota.

 

Bachrum mulanya bertanya mengenai orang yang mengatakan bahwa kinerja Heru Budi Hartono selama 3 bulan menjabat setara dengan kinerja mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selama 5 tahun.

 

"Muncung siapa tempohari bilang 3 bulan kerja pj Heru setara 5 tahun kerja Anies?" ucapnya dikutip NewsWorthy dari Twitter @bachrum_achmadi, Senin (27/2).

 

Padahal sampai sekarang DKI masih dilanda banjir, sehingga ia menyindir bahwa mendukung Heru Budi tentu boleh, namun tidak boleh berlebihan, karena sampai sekarang masalah banjir belum bisa dientaskan.

 

"Masih mau ngebacod juga? Kok sekarang Jakarta masih dikepung banjir woy… Dukung boleh aja, tapi jangan gelap mata kayak orang idiot gitu lah!" ujar Bachrum.

 

Sekadar informasi, pada Jumat (24/2/2022) genangan air merendam akses menuju ruko dan perkantoran di Jalan Kelapa Hibrida Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, sejak pagi, dan belum juga surut selama 7 jam.

 

Banjir menggenangi Jalan Kelapa Hibrida Raya dari arah Kepala Gading menuju ke arah Sukapura, setidaknya sekitar 100 meter rusa jalan telah tergenangi air yang meluap dali kali, dan ketinggiannya mencapai 50 sentimeter.

 

Melansir dari Kompas, para pengendara motor terlihat kesulitan saat melintas di jalanan yang tergenang bajir, bahkan tidak sedikit motor yang mogok ketika nekat melintasi genangan air.

 

Sedangkan para pengendara mobil masih aman saat melewati genangan air, meskipun harus melajukan kendaraannya secara perlahan. (*)


 

SANCAnews.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan data banjir terkini per pukul 15.00 WIB, Senin (27/2/2023). Setidaknya, ada 109 RT yang wilayahnya hingga kini terendam banjir dan menyebabkan ratusan jiwa mengungsi.

 

"BPBD mencatat genangan yang sebelumnya terjadi di 5 ruas jalan dan 104 RT, saat ini menjadi 3 ruas jalan tergenang dan 109 RT atau 0,358 i 30.470 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangannya.

 

Banjir ini terjadi akibat hujan yang terus mengguyur wilayah DKI sepanjang 26-27 Februari 2023. Ketinggian banjir juga cukup bervariasi, mulai dari 40 CM, 1 meter hingga ada yang mencapai hampir 2 meter.

 

Menurut informasi BMKG, memang ada sejumlah wilayah yang dilanda hujan dengan intensitas sangat lebat seperti di wilayah Sunter Hulu (105 mm), Stasiun Iklim Banten (105 mm), dan Pompa Arcadia, Jakarta Selatan (100 mm).

 

Sementara, wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya diterpa hujan dengan intensitas lebat (50-100) mm/hari) hingga menyebabkan kenaikan status siaga Pintu Air Manggarai, Pos Angke Hulu, dan Pos Sunter Hulu, dan Pintu Air Karet menjadi Siaga 3 (Waspada), serta genangan di wilayah DKI Jakarta.

 

Isnawa mengatakan bahwa BPBD DKI Jakarta sudah mengerahkan personel untuk memonitor kondisi banjir di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, dan Dinas Gulkarmat.

 

Sejumlah instansi terkait juga tengah melakukan penyedotan banjir dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. Ia menyebut air ditargetkan dapat surut dalam waktu cepat.

 

Sebagai informasi, berikut rincian jumlah pengungsi yang dirilis oleh BPBD DKI, diantaranya:

 

Pengungsi - Kelurahan Kedaung Kaliangke terdiri dari 25 KK (93 jiwa di Masjid Jami Al Fudhola), dan 57 KK (80 jiwa di Mushola At Taubah). Kelurahan Kedoya Utara, terdapat 31 KK (72 jiwa di Masjid Al Hidayah).

 

Baca Juga: Mohon Jangan Kaget! Pengunduran Diri Rafael Dikaitkan-kaitkan dengan Kelompok Mafia Pajak dan Buku Hitam Ferdy Sambo

 

Baca Juga: Jejak Mario Dibongkar Habis,Sok Jagoan, Sering Ngajak Gelut Gegara Cemburu Buta, Pernah Dicekek Terus Dibeginikan Untung Dipisahin!

 

Kemudian Kelurahan Kembangan Utara terdapat 15 KK (22 jiwa di Musholla Nurul Muslimin). Dan Kelurahan Kampung Melayu terdapat 2 KK (7 jiwa di SDN Kampung Melayu 01 Pagi).

 

Adapun, data wilayah yang masih terdampak banjir adalah sebagai berikut:

 

Jakarta Barat terdapat 37 RT yang terdiri dari:

Kel. Kembangan Utara

- Jumlah: 3 RT

- Ketinggian: 50 s.d 110 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi

 

Kel. Kembangan Selatan

- Jumlah: 3 RT

- Ketinggian: 70 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi

 

 

Kel. Tegal Alur

- Jumlah: 3 RT

- Ketinggian: 40 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi

 

Kel. Rawa Buaya

- Jumlah: 10 RT

- Ketinggian: 35 s.d 120 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Angke

 

Kel. Kedaung Kaliangke

- Jumlah: 4 RT

- Ketinggian: 40 s.d 60 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Angke

 

Kel. Duri Kosambi

- Jumlah: 6 RT

- Ketinggian: 30 s.d 78 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & Luapan Kali Angke

 

Kel. Kedoya Selatan

- Jumlah: 6 RT

- Ketinggian: 25 s.d 55cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & Luapan Kali Pesanggrahan

 

Kel. Kedoya Utara

- Jumlah: 2 RT

- Ketinggian: 55 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & Luapan Kali Pesanggrahan

 

Jakarta Selatan terdapat 16 RT yang terdiri dari:

Kel. Cilandak Timur

- Jumlah: 2 RT

- Ketinggian: 55 s.d 70 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Krukut

 

Kel. Jati Padang

- Jumlah: 2 RT

- Ketinggian: 45 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan PHB Pulo

 

Kel. Pejaten Timur

- Jumlah: 3 RT

- Ketinggian: 80 s.d 150 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Ciliwung

 

Kel. Kebon Baru

- Jumlah: 1 RT

- Ketinggian: 25 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Ciliwung

 

Kel. Manggarai

- Jumlah: 3 RT

- Ketinggian: 40 s.d 50 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Ciliwung

 

Kel. Rawajati

- Jumlah: 4 RT

- Ketinggian: 40 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Ciliwung

 

Kel. Pengadegan

- Jumlah: 1 RT

- Ketinggian: 20 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Ciliwung

 

Jakarta Timur terdapat 56 RT yang terdiri dari:

Kel. Cililitan

- Jumlah: 1 RT

- Ketinggian: 125 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Ciliwung

 

Kel. Cawang

- Jumlah: 13 RT

- Ketinggian: 30 s.d 175 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Ciliwung

 

Kel. Balekambang

- Jumlah: 1 RT

- Ketinggian: 90 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Ciliwung

 

Kel. Bidara Cina

- Jumlah: 11 RT

- Ketinggian: 40 s.d 180 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Ciliwung

 

Kel. Kampung Melayu

- Jumlah: 27 RT

- Ketinggian: 30 s.d 160 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Ciliwung

 

Kel. Cipinang Muara

- Jumlah: 2 RT

- Ketinggian: 40 s.d 50 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Sunter

 

Kel. Jatinegara Kaum

- Jumlah: 1 RT

- Ketinggian: 20 cm

- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Sunter

 

Jalan Tergenang terdapat 3 ruas jalan:

1. Jl. Sungai Begog, Kel. Semper Timur, Kec. Cilincing ,Kel. Semper Timur, Jakarta Utara

Ketinggian: 30 cm

2. Jl. Sakti VII ( Halaman SDN 02 Pagi), Kel. Petukangan Selatan, Jakarta Selatan

Ketinggian: 25 cm

3. Jl. Perumahan Green Garden RW. 04 ( Depan MCD ) Kel. Kedoya Utara , Jakarta Barat

Ketinggian: 15 cm. (populis)

 

SANCAnews.id – Sejumlah wilayah di Jakarta terendam banjir dengan ketinggian yang bervariatif akibat hujan lebat yang terjadi pada Senin (27/2). Bahkan, di Bidara Cina dan Cawang ketinggian air mencapai 180 cm.

 

Namun, banjir yang merendam Jakarta hari ini seperti kurang mendapat sorotan dan pemberitaan. Hal ini, jauh berbeda ketika Jakarta masih dipimpin Anies Baswedan.

 

Menurut pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, setiap persoalan seharusnya dipandang secara objektif.

 

"Jangan karena Anies, Jakarta banjir jadi rame, tapi ketika Pj Gubernur (Heru Budi Hartono) diam-diam saja," kata Ujang saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL.

 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu melanjutkan, banjir yang terjadi hari ini seolah-olah bukanlah suatu masalah dan terjadi permakluman.

 

"Heru kalau enggak bagus kita kritik. Kalau bagus kita apresiasi, ini yang harus dikembangkan," pungkasnya.

 

Hingga pukul 17.00 WIB, BPBD mencatat genangan yang sebelumnya terjadi di 3 ruas jalan dan 104 RT, saat ini menjadi 4 ruas jalan tergenang dan 118 RT atau 0,387 persen dari 30.470 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta. (rmol)

 

SANCAnews.id – Penerbitan Keppres 17/2022 tentang Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu memuat misteri politik tersembunyi yang harus diwaspadai. Keppres tersebut memungkinkan jadi jalan pintas pemberian maaf atau rehabilitasi terhadap pelanggaran HAM Berat seperti peristiwa pengkhianatan G30S PKI tahun 1965.

 

"Ini misteri politik tersembunyi yang perlu diwaspadai," kata Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Barat, Syafril Sofyan kepada redaksi, Senin (27/2).

 

Pandangan Syafril yang tergabung dalam KAMI Lintas Provinsi, rekam jejak kebangkitan PKI sudah terlihat sejak lama. Hal ini didasarkan dari indikasi neo komunisme tetap melakukan kegiatan.

 

Keppres 17/2022 pun ditengarai sebagai pintu masuk pemerintah meminta maaf kepada PKI, termasuk memberikan ganti rugi kepada para pengikut dan antek-antek PKI yang dianggap korban pelanggaran HAM.

 

Atas keberadaan Keppres 17/2022, KAMI Lintas Provinsi pun menyatakan beberapa sikap. Pertama, masyarakat, khususnya TNI diminta waspada terhadap kebangkitan paham neo komunisme dengan kedok penegakan hak-hak asasi. PKI, kata KAMI Lintas Provinsi, bukanlah korban, melainkan pelaku kejahatan berat HAM.

 

Kedua, KAMI Lintas Provinsi mengecam dan menolak tindakan pemerintah melalui Keppres 17/2022 jika meminta maaf serta memberi kompensasi ganti rugi kepada pengikut atau keluarga PKI.

 

"Ini tentu merupakan kegiatan melanggar Pancasila dan Konstitusi (TAP MPR dan UUD 1945). Jika pemerintah, dalam hal ini Joko Widodo tetap melakukannya, maka tindakan tersebut jelas dan tegas melanggar konstitusi. Sudah pantas dimakzulkan," tegas KAMI Lintas Provinsi.

 

Masyarakat serta aparat penegak hukum juga diimbau waspada dan bertindak tegas terhadap munculnya bahaya laten PKI dalam setiap adanya upaya menghidupkan ajaran-ajaran komunisme, marxisme dan leninisme di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. (rmol)

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.