Latest Post

 

SANCAnews.id – Utang politik Anies Baswedan kepada Sandiaga Uno yang diungkap elit politik mencerminkan bahwa politik di Indonesia tidak bisa terhindarkan dari money politik atau politik uang.

 

“Ternyata, sebagian elite politik negeri ini masih menggunakan kampanye hitam untuk menghantam lawan politiknya. Politik zaman kuda makan besi masih digunakan di era keterbukaan ini,” kata pengamat politik Jamiluddin Ritonga kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (11/2).

 

Akibatnya, kata Jamiluddin, isu utang untuk menghancurkan reputasi Anies tampaknya tidak berhasil. Justru yang terjadi efek bumerang kepada pihak-pihak yang mengangkat isu tersebut.

 

“Kasus tersebut setidaknya menjadi pembelajaran bagi politisi dalam melemparkan isu. Tanpa kecermatan bermain isu, politisi itu akan dipermainkan isunya sendiri. Itu sangat berbahaya bagi dirinya sendirinya,” tutupnya. (*)


SANCAnews.id – Alasan relawan Ganjar Pranowo Mania (GP Mania) bubar sebelum proses pencalonan presiden diketok Komisi Pemilihan Umum (KPU) dinilai rasional dan beralasan kuat. Pasalnya, gubernur Jawa Tengah itu memang tidak mempunyai sesuatu yang dapat "dijual" pada Pilpres 2024 nanti, kecuali pencitraan.

 

Begitu kata Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menanggapi alasan GP Mania bubar, yang salah satunya karena Ganjar Pranowo dianggap minim gagasan.

 

Menurut Muslim, Ganjar merupakan sosok yang dibesarkan oleh lembaga survei. Posisinya selalu ditempatkan di tiga besar bersama Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Tapi soal gagasan, tidak pernah ada yang pernah mengukur ide-ide Ganjar andai jadi presiden RI.

 

"Tidak jelas alasannya, pokoknya 3 besar saja. Makanya dugaan survei bayaran tidak bisa ditepis. Sebab, Ganjar tidak punya prestasi yang dijual," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (12/2).

 

Pembubaran GP Mania, sambungnya, menjadi tamparan keras bagi Ganjar dan lembaga survei. Apalagi, Muslim melihat sudah banyak kritik terhadap prestasi Ganjar selama menjadi Gubernur Jawa Tengah.

 

"Ganjar juga sudah pasti tidak akan dilirik lagi oleh koalisi-koalisi," pungkas Muslim. (*)

 

SANCAnews.id – Tidak sepatutnya Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa mengumbar persoalan utang orang lain di ruang publik.

 

Begitu dikatakan netizen Abu Jibriel Panjaitan (aam_fuad) mengomentari unggahan Erwin Aksa di Twitter, Sabtu (11/2).

 

Awalnya, Erwin Aksa mengungkah satu kalimat berbahasa Inggris tentang menemukan jati diri.

 

"Terkadang, Anda menemukan diri Anda di antah berantah, dan terkadang, di antah berantah, Anda menemukan diri Anda sendiri," tulis Erwin.

 

Membalas cuitan itu, Abu Jibriel menyinggung soal sikap Erwin Aksa yang mengumbar perjanjian utang Anies Baswedan dari Sandiaga Salahuddin Uno saat keduanya berlaga di Pilkada DKI Jakarta 2017.

 

"Erwin kalau urusan perjanjian politik jangan dibuka di ruang publik, sensitif," kata Abu Jibriel.

 

Dia pun meminta Erwin Aksa berkaca diri sebelum mengumbar permasalahan pribadi lain.

 

"Apalagi loe kan juga punya keluarga, bisnis dan lain-lain pasti punya salah dan kekurangan, ngaca aja dech loe, jangan sok suci, sok bener dan paling hebat," tandasnya. (rmol)

 

SANCAnews.id – Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa sedang mempermalukan dirinya sendiri dengan mengungkit pinjaman uang Anies Baswedan dari Sandiaga Salahuddin Uno, saat keduanya maju di Pilkada DKI Jakarta 2017.

 

Begitu komentar Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali soal kegaduhan soal utang Anies kepada Sandiaga usai diungkap Erwin Aksa.

 

Padahal, dalam sebuah surat yang diduga bukti perjanjian utang itu, Anies meminjam uang kepada Sandiaga karena dana yang akan dipakai untuk kampanye sebagaimana dijanjikan Erwin Aksa tidak tersedia.

 

“Harusnya Pak Erwin malu dong, kalau surat itu betul dia (Erwin) yang berjanji, dia yang berkomitmen ke PKS dan Gerindra,”  kata Ahmad Ali kepada wartawan, Sabtu (11/2).

 

Maka dari itu, Ahmad Ali mengingatkan agar Erwin Aksa mengontrol pernyataannya di ruang publik agar tak terlalu jauh mempermalukan dirinya sendiri.

 

“Iya kan jadi permalukan diri sendiri. Jadinya Pak Erwin mempermalukan diri sendiri dong,” pungkasnya. (rmol)

 

SANCAnews.id – Manuver pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan citra mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar gagal menjadi calon presiden di Pemilu 2024, adalah satu hal yang sangat wajar terjadi.

 

Dikatakan pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin, manuver tersebut tidak lain karena Anies terlanjur disebut sebagai antitesa Presiden Joko Widodo.

 

“Anies ini kan, capres potensial. Dianggap sebagai antitesa Jokowi kan, artinya dianggap kuat dianggap potensial kan seperti itu,” ucap Ujang Komarudin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (11/2).

 

Menurutnya, Anies Baswedan bukan merupakan orang yang hebat dalam politik. Namun karena Anies muncul saat pemerintah saat ini kinerjanya kurang bagus, maka wajar dia dikritik dari berbagai sudut.

 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini, Anies yang sama sekali tidak mencerminkan rezim saat ini, akan mendapatkan kritik dan serangan itu sampai digelar Pilpres 2024.

 

“Ya, suka tidak suka hajar sana sini, dihabisi bila perlu tidak jadi nyapres, kalau nyapres pun dibuat kalah,” pungkasnya. (*)

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.