Latest Post


SANCAnews.id – Kader Partai Kebangkitan Bangsa Umar Hasibuan atau Gus Umar menyoroti pernyataan Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade yang menuding Anies Baswedan hingga saat ini belum berpamitan dengan Prabowo Subianto dan meminta izin ikut Pilpres 2024.

 

Dia menyinggung sikap Presiden Jokowi saat menjadi capres.

 

Hal itu disampaikan Gus Umar dalam akun Twitter pribadinya, pada Rabu 8 Februari 2023.

 

"Emang wkt jokowi jd capres pamit ?," ujar Gus Umar dikutip Newsworthy.

 

Emang wkt jokowi jd capres pamit ?https://t.co/fveYUUIG5t

 

— Haji Umar Hasibuan (@Umar_Syadat770) February 8, 2023

Sebelumnya, Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan secara terang-terangan soal sikap tidak santun Anies Baswedan ke Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

 

Hal tersebut disampaikannya melalui sebuah diskusi di salah satu stasiun televisi.

 

Ia mengatakan bahwa Anies Baswedan tidak memiliki sopan santun sebab eks Gubernur DKI Jakarta tersebut tidak pamit ke Prabowo setelah diusung di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

 

“Mohon maaf ya, Mas Anies kami usung kami dukung dan kami bantu pembiayaannya, pamit pun tidak sama sekali dengan Pak Prabowo dan Partai Gerindra,” ucap Andre dalam video yang beredar. (*)




 

SANCAnews.id – Pengamat politik Rocky Gerung menyebut bahwa ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh ajaib lantaran tiba-tiba mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres Partai Nasdem pada tahun 2022 silam.

 

Namun, belakangan ia menyebut bahwa Surya Paloh kini gamang dengan keputusan memilih Anies Baswedan jadi Capres Partai NasDem.

 

"Secara sama-samar, agak gamang juga kawan kita satu ini ya, tapi itu memang konsekuensi dari Surya Paloh yang dengan teknik sliding tekel tiba-tiba Anies sudah ada di depan gawang (jadi Capres NasDem)", ucap Rocky dikutip dari perbincangannya dengan wartawan senior, Hersubeno Arif di channel YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (9/2/2023).

 

Ia melanjutkan bahwa orang akan curiga karena Surya Paloh tiba-tiba mengasuh Anies Baswedan yang ketika dideklarasikan masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.

 

"Itu agak ajaib memang dan mungkin ada semacam teknik atau strategi lain untuk kemudian ditinggalkan, kan kira-kira begitu pikirannya," papar Rocky.

 

Bahkan Rocky menyebut Surya Paloh itu bisa menjadi ekstrim satu ke ekstrim yang lain.

 

"Hal itu akan menimbulkan skeptism bahwa Surya Paloh sebetulnya mengumpan Anies untuk mengukur apakah dia mampu mengendalikan politik," ucapnya.

 

Ia juga menyebut bahwa Surya Paloh bisa saja melepas Anies Baswedan ketika dia sudah kehabisan dimensi moral.

 

"Walau sudah hilang dimensi moral, maka dia pasti akan lepas Anies Baswedan tuh karena dianggap mendingan transaksi pragmatis daripada dimensi moral," papar Rocky.

 

Mantan Dosen UI ini menyebut bahwa pernyataan mantan Sekjen NasDem itu terkait perubahan Surya Paloh bisa saja terjadi.

 

"Perubahan bisa terjadi (Anies dilepas NasDem)," imbuh Rocky,

 

Namun, Surya Paloh musti menghitung akibat jika Anies Baswedan betul-betul didepak dari Capres NasDem.

 

"Akibatnya jika benar itu terjadi (Anies dilepas NasDem) tentu partai Surya Paloh itu akan ditinggalkan oleh orang itu dan Anies mungkin 'Ya udah nggak apa-apa keluar NasDem." (wartaekonomi

 

SANCAnews.id – Ada penjelasan yang berbeda di balik rumor tentang pinjaman uang sebesar Rp 50 miliar oleh Anies Baswedan kepada Sandiaga Salahuddin Uno saat maju di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Rumor ini dikembangkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa dalam podcast Akbar Faisal beberapa waktu lalu.

 

“Mas Anies Baswedan tadi pagi via telpon minta saya menyampaikan hal-hal terkait perjanjian pada saat Pilgub Jakarta kepada teman-teman wartawan,” ujar pendiri lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio kepada Kantor Berita Politik RMOL di Hotel Novotel Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (7/2).

 

Dalam perbincangannya dengan Anies, sosok yang karib disapa Hensat ini mendapatkan pengakuan bahwa memang ada perjanjian utang piutang dengan Sandiaga Uno.

 

“Memang ada perjanjian pinjaman yang kemudian sudah selesai karena Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memenangkan Pilgub DKI Jakarta tahun 2017,” urainya.

 

Ia menegaskan, perjanjian sebenarnya antara Anies dan Sandiaga memang memastikan utang piutang akan dibayarkan apabila mereka berdua kalah di Pilgub DKI Jakarta tahun 2017.

 

“Maka Anies Baswedan harus mengembalikan pinjaman itu (kalau kalah). Tapi kalau menang, selesai. Jadi artinya tidak perlu dikembalikan pinjaman itu,” demikian Hensat menambahkan. (*)

 

SANCAnews.id – Nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto muncul di tengah ramainya pembahasan utang Anies Baswedan sebesar Rp50 miliar ke Sandiaga Uno.

 

Hal ini disebut-sebut akan mengganggu elektabilitas Anies Baswedan di tengah kepercayaan diri bacapres dari Partai NasDem tersebut.

 

Hal ini tidak lepas dari latar belakang politik dari tiga sosok kunci dalam geger utang Anies Baswedan ini. Apa yang dimaksud Rocky Gerung yakni, baik Anies Baswedan dan Sandiaga Uno adalah kader dari Paabowo.

 

"Mereka semua kan kader Pak Prabowo sebetulnya. Sandi kader Prabowo, Anies kader Pak Prabowo. Erwin waktu itu, dengan sikap spartannya, juga salah satu pro Prabowo Sandi waktu itu (Pilpres)," kata Rocky.

 

Menurut Rocky, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Erwin Aksa Mahmud memiliki hak untuk mengungkapkan utang Anies Baswedan.

 

Elektabilitas Anies Baswedan

Pengamat Politik Rocky Gerung memprediksi soal utang-piutang ini bisa menjegal Anies dalam langkahnya menuju Pilpres 2024.

 

Dalam bincang-bincang bersama Jurnalis Senior Hersubeno Arief di kanal Youtube Rocky Gerung Official yang diunggah Rabu (8/2/2023) utang Anies dinilai sebagai paradoks.

 

“Anies terus menerus melambung nilai jualnya, tapi utangnya dipersoalkan karena bisa mengganggu etikabilitas,” ujang Rocky dalam konten Youtube yang berjudul 'ADA PRABOWO DI BALIK RIBUT-RIBUT UTANG 50 M ANIES KE SANDIAGA' itu.

 

Terlebih, Anies dikenal memiliki etika moral yang bersih. Dengan begitu, jika persoalan utang ini tak selesai, moralitas Anies bisa runtuh.

 

Ancaman lainnya, imbuh Rocky Gerung, adalah adanya Sandi dan Prabowo Subianto dalam kabinet Presiden Joko Widodo. Jokowi barangkali merasa khawatir terhadap kiprah Anies yang mulai masuk dan naik daun sebagai Capres 2024. Jokowi bisa saja membaca kelemahan Anies soal utang dan memanfaatkan Sandi dan Prabowo yang ada di pihaknya.

 

Hal ini juga menyangkut kontribusi Gerindra yang memenangkan Anies dan Sandi dalam Pemilu Gubernur 2018. Saat itu, akar rumput Gerindra jelas-jelas menyokong Anies, bahkan Prabowo yang menjabat Ketua Umum Gerindra diisukan mengetahui perjanjian utang antara Anies dan Sandi. Namun, Prabowo sendiri enggan mengungkit-ungkit apa yang telah berlalu.

 

Walau demikian, Rocky Gerung membeberkan analisis lain soal goyahnya koalisi yang menyokong Anies sebagai capres. Bisa jadi setelah ini akan ada pertemuan tertutup antara Nasdem yang mengusung Anies dengan Prabowo mewakili Gerindra.

 

“Tidak pernah ada satu kepastian terhadap Anies dari Nasdem, bisa saja ada reorganisasi koalisi, yang paling gampang nego-nego Anies magang aja jadi wakil presiden dari Prabowo,” imbuh Rocky dalam

 

Rocky Gerung juga menyebut Anies Baswedan sebagai 'tawanan' dari banyak pihak. Pasalnya,

 

"Anies ini tawanan dari banyak pihak," kata Rocky.

 

Terpisah, Sandi memberikan keterangan soal utang Anies saat menghadiri perayaan Satu Abad NU di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023).

 

Sandiaga menegaskan, dirinya melanjutkan pembicaraan soal utang Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu tersebut. Keputusan ini diambil setelah berkonsultasi dengan keluarga dan melaksanakan salat istikharah.

 

"Setelah saya salat istikharah, setelah saya menimbang, berkonsultasi dengan keluarga, saya tidak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini," beber Sandi.

 

Lebih lanjut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan ia memilih untuk fokus menatap masa depan dan meminta publik untuk optimistis melihat ke depan. Ketika disinggung bagaimana hubungannya saat ini dengan Anies, Sandi mengaku dirinya baik-baik saja dan tetap bersahabat dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu. (suara)


SANCAnews.id – Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto, menyentil Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang geram dengan status Indonesia yang menjadi raja ekspor ikan dunia tetapi sekaligus menjadi importir tepung ikan nomer satu dunia.

 

Dia mengaku heran Jokowi masih sering kaget padahal sudah menjabat selama delapan tahun. Hal itu disampaikan Gigin dalam akun Twitter pribadinya, pada Rabu 8 Februari 2023.

 

"8tahun berkuasa masih sering kaget negara masih impor berbagai jenis pangan termasuk untuk ternak. Kok dia gak kaget ketika indeks persepsi korupsi negaranya anjlok," ujar Gigin dikutip Newsworthy.

 

Sebelumnya, Presiden Jokowi menilai masih banyak potensi sumber daya alam (SDA) laut yang belum diolah secara maksimal.

 

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (6/2/2023).

 

“Jangan lupa yang namanya SDA laut kita, akan memberikan nilai tambah yang besar kalau kita hilirkan. Ingat bahwa 2/3 Indonesia ini adalah air, adalah laut, adalah samudera. Luas lautan 3,52 juta kilometer persegi. Besar sekali. Potensinya belum kita apa apakan,” ujarnya.

 

Jokowi memberikan contoh komoditas rumput laut. Indonesia merupakan eksportir nomor 1 rumput laut tapi bahan mentah.

 

“Kalau RRT itu importir nomor 1 rumput laut dia tidak menjadi produsen rumput laut. Tetapi kita lihat kita ini hanya eksportir nomor 3 karagenan, agar-agar atau komponen yang membuat bahan kekentalan. Hanya nomor 3,” kata Jokowi.

 

“RRT tadi importir rumput laut nomor 1 dan sekaligus eksportir nomor 1 karagenan. Ini yang harusnya kita tiru. Kita harusnya menjadi eksportir nomor 1 bahan mentah tapi juga eksportir nomor 1 karagenan. Harusnya seperti itu dan nilai tambah yang ada di sini akan melompat,” lanjutnya.

 

Kemudian, lanjut Jokowi, Indonesia juga menjadi eksportir nomor 1 untuk jenis ikan tuna, cakalang, dan tongkol. Indonesia juga menjadi importir nomor 1 tepung ikan.

 

“Lucu sudah, dorong keluar kemudian kita impor lagi dalam bentuk tepung ikan. Apa gak bisa kita menghilirkan ini, mengindustrialisasikan ikan kita menjadi tepung ikan? Sesulit apa? Apa sulit banget sih. Ndak,” kata Jokowi. (*) 


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.