Latest Post

 

SANCAnews.id – Dokter Eva Sri Diana Chaniago atau dipanggil Dokter Eva mengkritik Kemenkes yang melakukan kajian untuk menetapkan booster kedua atau dosis keempat sebagai syarat mudik Lebaran.

 

Dia mempertanyakan manfaat booster kedua sebab pandemi sudah selesai. Hal itu disampaikan Dokter Eva dalam akun Twitter pribadinya, pada Selasa 7 Februari 2023.

 

"Mmg utk apa lagi booster kedua ini? Pandemi sudah usai, skrg apa targetnya? Virus bermutasi terus, apa masih manfaat itu vaksin?," ujar Dokter Eva dikutip Newsworthy.

 

"Mohon terangkanlah @KemenkesRI Vaksin itu biayanya besar, sudah bukan kebutuhan darurat, Baiknya dihemat uang negara, agar hutang jgn nambah lg," sambungnya.

 

Diketahui, pemerintah sejauh ini sedang menggencarkan vaksinasi booster kedua, meski antibodi penduduk terhadap SARS Cov-2 diklaim mencapai 99 persen pada awal tahun ini. Namun, belum dijelaskan jika vaksinasi keempat atau booster kedua bisa menjadi syarat perjalanan atau lainnya.

 

“Tentang Ramadhan atau Idul Fitri apakah vaksinasi ini jadi syarat mungkin nanti kita kaji paling baiknya kayak gimana,” kata Kepala Bagian Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan Syarifah Liza Munira, di Jakarta.

 

Menurut dia, akan ada banyak pertimbangan lainnya apabila menjadikan vaksinasi sebagai syarat perjalanan. Ihwal vaksinasi, dia menyebut ada pertimbangan, seperti social distancing hingga anjuran mengenakan masker.

 

“Jadi vaksinasi ini salah satu cara dan utama. Tapi, masih banyak hal lain yang jadi bagian preventif Covid-19,” kata dia. (wartaekonomi).



SANCAnews.id – Belakangan ini, publik tengah dihebohkan dengan isu bahwa Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan punya utang senilai Rp50 miliar kepada Sandiaga Uno.

 

Utang kepada Sandiaga itu disebut terjadi pada saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.

 

Meski utang tersebut kemudian dibahas ke publik, emak-emak pun buka suara. Mereka mempertanyakan sumbangan yang pernah dilakukan pada Sandiaga Uno dan Prabowo Subianto pada 2019.

 

Suara emak-emak ini disampaikan akun @Muhammad_Saewad.

 

Pada Pilpres 2019 silam, Prabowo Subianto kemudian maju sebagai capres didampingi Sandiaga Uno.

 

Dalam masa kampanyenya, dukungan dari masyarakat juga datang dalam bentuk iuran dana terutama kalangan emak-emak.

 

"Ada yang tau, Bagaimana kelanjutan nasib 'Dana sumbangan emak-emak sbg bentuk dukungan kepada PS Sandi'. Apa dikembalikan? atau Diikhlaskan??" tulisnya lewat akun media sosial Twitter, dikutip Selasa (7/2/2023).

 

Beberapa di antaranya mengaku kecewa telah ikut menyumbang. Sayangnya emak-emak kemudian kecewa karena pasangan ini kemudian ikut dalam barisan pemerintahan saat ini.

 

"Saya nyumbang juga. Yg didapat yaa kekecewaan. Karna tidak bisa memperjuangkan kecurangan masif yg dilakukan Pak Kidi dan gerombolan, justru Pak Wowo dan Pak Sandi malah masuk dalam 1 kolam dengan Pak Kidi. Jatuhlah harga diri oposisi kami," keluh salah satu warganet.

 

"Infaq kita ikhlaskan saja ustaz, masalah amanah tanggung jawab yang kita amanahi," tulis lainnya.

 

Warganet lain, sambil me-mention akun Prabowo dan Sandi, dengan blak-blakan menagih kejelasan sumbangan dana tersebut.

 

"Tuh Pak Bowo dan Pak Sandi, gimana nasib dana sumbangan emak-emak bentuk dukungan pada kalian dulu? Mau dikembaliin di dunia atau dihitung di akhirat?" cuit salah satu warganet yang mengaku kalangan emak-emak. (kontenjatim)


 

SANCAnews.id – Anggota Densus 88 Antiteror Polri Bripda HS disebut membunuh Sony Rizal Taihitu (56), seorang sopir taksi online, di Depok, Jawa Barat, karena ingin mencuri mobil korban.

 

Hal itu disampaikan kuasa hukum keluarga Sony, Jandri R Berutu, setelah mendapatkan informasi soal perkembangan penyelidikan dari penyidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

 

"Motifnya yang pasti bahwa berdasarkan informasi penyidik, disampaikan motifnya memang niat untuk mencuri kendaraan," ujar Jandri kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (7/2/2023).

 

Jandri menduga, aksi pembegalan telah direncanakan secara matang oleh pelaku, sebelum pembunuhan terjadi.

 

Sebab, pelaku meminta diantar oleh korban ke lokasi tujuan tanpa memesan secara resmi di aplikasi taksi online. Pelaku langsung menghampiri korban yang berada di pinggir jalan.

 

"Tetapi kalau secara pribadi, secara orang hukum, kami menganalisis ini memang sudah direncanakan," kata Jandri.

 

"Memang yang pertama, dia melakukan pemesanan itu memang secara offline, bukan online. Jadi memang motifnya seperti itu, sehingga tidak terdeteksi oleh perusahan aplikasi," sambung dia.

 

Selain itu, Jandri menduga, pelaku juga sudah menentukan tempat yang dirasa aman untuk mengeksekusi korban. Pelaku juga telah menyiapkan pisau untuk membunuh korban.

 

"Alamat yang dituju itu juga bukan alamat dia, jadi sepertinya memang dia sudah memahami betul, daerah itu memang aman untuk melakukan eksekusi," kata Jandri.

 

"Nah kemudian dia juga sudah mempersiapkan berupa alat yang digunakan untuk membunuh si korban," pungkas dia.

 

Untuk diketahui, aksi pembunuhan tersebut terjadi di Perumahan Bukit Cengkeh 1, Cimanggis, Depok, pada 23 Januari 2023.

 

Saat itu, Sony ditemukan warga dalam kondisi yang sudah terkapar di samping mobil Avanza merah bernomor polisi B 1739 FZG di Jalan Nusantara, RT 006 RW 015, sekitar pukul 04.20 WIB.

 

Setelah dilakukan penyelidikan awal oleh jajaran Polres Metro Depok, kasus tersebut dilimpahkan ke Polda Metro Jaya.

 

Penyelidikan kemudian dilanjutkan oleh penyidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

 

Setelah dua pekan sejak peristiwa itu terjadi, kepolisian akhirnya mengungkapkan sosok pembunuh tersebut kepada keluarga korban.

 

"Tadi kami sudah tanyakan ke penyidik, informasinya pelaku masih aktif sebagai anggota Polri yang disebut adalah dari Densus 88, inisial HS," ungkap Jundri.

 

Menurut Jundri, informasi soal identitas pelaku diperkuat dengan temuan barang bukti berupa dompet di mobil korban.

 

Di dalam dompet tersebut terdapat sejumlah kartu identitas atas nama pelaku, termasuk di antaranya kartu anggota Polri.

 

"Barang-barangnya pelaku itu masih tertinggal di dalam mobil, berupa identitas pelaku, kemudian pisaunya, kemudian tas ransel, termasuk kartu identitas itu (kartu anggota Polri)," ungkap Jundri.

 

Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Tommy Haryono membenarkan bahwa pelaku ialah Bripda HS, anggota Densus 88 Antiteror.

 

"Anggota Densus, Mas. Anggota bermasalah lebih tepatnya," ujar Tommy saat dikonfirmasi, Selasa.

 

Tommy belum membeberkan secara terperinci soal penangkapan Bripda HS maupun motif dari pembunuhan tersebut.

 

Tommy hanya menegaskan bahwa saat ini Bripda HS sudah ditahan di Ruang Tahanan (Rutan) Mapolda Metro Jaya.

 

"Sekarang sudah ditahan," kata Tommy. (kompas)


SANCAnews.id – Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan partainya berada di jalur politik yang lurus dan pantang berkhianat. Dia menyatakan, Gerindra juga tidak mau memainkan politik tipu-tipu.

 

“Ada yang mengatakan, politik itu kotor, silahkan. Kita memilih politik yang bersih, politik yang lurus,” kata Prabowo kepada wartawan di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2023).

 

Lebih lanjut, Prabowo meminta seluruh kader Gerindra agar memberikan contoh sifat negarawan dan ksatria, serta menunjukkan perilaku yang benar sebagai politisi Gerindra.

 

“Kita harus memberi contoh bahwa ikut politik bersama Gerindra itu adalah politik yang lurus, politik yang benar, politik yang tidak pernah mau berkhianat, tidak pernah mau menipu,” ujar Prabowo.

Prabowo mengaku tak masalah jika dirinya sering dikhianati. Sebab, yang terpenting dirinya tidak pernah mengkhianati orang lain.

 

“Ada yang mengatakan Prabowo sering dibohongi, Prabowo sering dikhianati, tidak ada masalah. Yang penting adalah Prabowo tidak bohong dan tidak berkhianat,” tandasnya.

 

Prabowo lantas menekankan kepada para kadernya agar tetap mengutamakan keadilan dan kemakmuran bagi Indonesia. Dia tidak mau ada rakyat yang kesulitan mendapatkan pekerjaan hingga kelaparan.

 

“Kita tidak mau ada warga kita, saudara kita, yang bingung tidak bisa bekerja kalau dia tidak bisa bekerja, bagaimana dia bisa cari makan dan obat untuk anak dan istrinya? Itu cita-cita Partai Gerindra,” ujarnya. (indozone)

 

SANCAnews.id – Pernyataan Sandiaga Uno yang membenarkan adanya perjanjian tertulis antara Prabowo Subianto dan Anies Baswedan berbuntut panjang. Dia dinilai tengah melancarkan serangan kepada mantan pasangannya itu di Pilgub DKI 2017.

 

Pengamat politik Refly Harun menduga, Sandiaga sengaja 'menyerang' Anies untuk mendapatkan posisi cawapres pendamping Ganjar Pranowo. Refly mengatakan bahwa Sandiaga bisa saja ditunjuk sebagai cawapres Ganjar atau Prabowo.

 

"Jatah bagi Sandi sesungguhnya wapres. Jadi wapresnya Ganjar atau wapresnya Prabowo, tergantung siapa yang akan diendorse oleh istana. Tidak mungkin bagi Sandiaga Uno untuk masuk lagi ke slot Anies karena mereka berasal dari rumpun yang sama," ujar Refly Harun dalam kanal YouTube-nya.

 

"Saat ini maka dalam tanda kutip menyerang Anies Baswedan adalah bagian dari upaya Sandiaga Uno untuk memberikan kontribusi agar dilihat bahwa bekerja. 'Saya tidak hanya diam saja menunggu jatah wapres Ganjar', mungkin begitu," jelasnya.

 

Lebih lanjut, Refly Harun juga menilai bahwa serangan-serangan yang dilakukan Sandiaga ialah upaya untuk mendelegitimasi Anies Baswedan.

 

"Serangan-serangan kepada Anies adalah upaya melakukan delegitimasi karena dia sedang mencari slot di luar Anies," tambah Refly Harun.

 

"Dan sangat mungkin slot itu adalah ke Ganjar Pranowo karena Sandiaga uno dengan jaringan pemilu di 2019 paling tidak masih banyak mengikat atau memikat orang-orang di pedesaan," imbuhnya. (kontenjatim)

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.