Latest Post


SANCAnews.id – Beredar video pria diduga Rocky Gerung tertangkap kamera tengah dirangkul wanita muda sat menonton konser Dewa 19.

 

Dalam video yang beredar viral di laman sosial media, tampak suasana konser Dewa 19 di JIS yang berlangsung, Sabtu 4 Februari 2023.

 

Saat semua penonton tengah asyik menyanyi, kamera di JIS memperlihatkan seorang pria dengan kaos berkerah tampak dirangkul seorang wanita muda dengan rambut panjang.

 

Video saat si wanita merangkul pria yang diduga Rocky Gerung itu kemudian ditampilkan di layar besar yang berada di panggung utama konser Dewa 19.

 

Sadar disorot kamera dan ditampilkan ke layar besar di panggung konser, sontak saja si wanita langsung melepaskan rangkulanya.

 

"Ada yang kaget gaes di konser Dewa 19," tulis postingan video tersebut.

 

Video ini kemudian diunggah ulang oleh akun Instagram @terang_media.

 

"Warganet dibuat penasaran dengan seorang pria yang diduga Rocky Gerung berada di tribun penonton bersama wanita cantik saat nonton konser Dewa 19 di JIS," tulis caption unggahan akun IG tersebut.

 

Postingan ini pun ramai dikomentari oleh para warganet.

 

"wanita adalah fiksi," tulis salah satu netizen.

 

"Abang dan add ade itu mah anggapan nya," sambung akun lainnya.

 

"Cieeee...Jomblo tua sok ganteng," timpal akun lainnya.

 

"Kayaknya Adek ketemu Gede," jawab netizen lainnya. (suara)



 

SANCAnews.id – Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Gus Umar alias Muhammad Umar Syadat Hasibuan menyentil pernyataan penceramah Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) yang menyebut warga NU imannya lebih kuat dari orang Muhammadiyah terkait peringatan bahaya rokok dari pemerintah.

 

Gus Umar mempertanyakan maksud dari pernyataan Gus Miftah tersebut. "Entah apa maksud miftah bicara ini? cuit Gus Umar di linimasa Twitternya, dikutip Sabtu (4/2/2023).

 

Menurutnya, pernyataan penceramah yang banyak dikenal netizen sebagai ulama gaul itu membuat NU yang tidak salah kemudian dirundung.

 

"Ucapan spt ini yg bikin NU dibully pdhl NU gak salah apa2," tegas Gus Umar.

 

Dia juga mengingatkan Gus Miftah untuk menjaga lisannya. "Hidup klu sok hebat ya ngene. Jaga lisanmu miftah," pungkas Gus Umar.

 

Sebelumnya, viral pernyataan Gus Miftah dalam video yang beredar di media sosial. Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman tersebut menyebut orang NU masuk surga lebih dulu dibanding Muhammadiyah.

 

"Muhammadiyah mengharamkan, NU memakruhkan. Tapi bagi orang NU, rokok bisa menjadi haram, jika dirokok oleh orang yang punya penyakit jantung, ketika ibu-ibu hamil, maka menjadi haram. Tapi selama tidak, makruh (hukumnya), Muhammadiyah haram," ujarnya.

 

Hal itulah, bebernya, sehingga ia mengatakan NU masuk surganya terlebih dulu dibanding Muhammadiyah.

 

"Kenapa? Karena imannya orang NU lebih kuat. Kenapa orang Muhammadiyah mengharamkan rokok? karena takut peringatan pemerintah rokok membunuhmu. Sementara orang NU tidak percaya. Yang membunuh bukan rokok, tapi malaikat Izroil," bebernya. (kontenjatim)

 

SANCAnews.id – Sentilan keras dilayangkan mantan Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Fuad Bawazier kepada Menkeu Sri Mulyani lantaran dianggap menyepelekan jumlah utang Indonesia. Menurutnya, Sri Mulyani perlu mengoreksi rasa optimis yang berlebih soal kemampuan negara membayar utang.

 

Diingatkan Fuad Bawazier bahwa utang Indonesia sudah tembus Rp 7.733 triliun. Utang mengalami penambahan Rp 6 triliun per hari terhitung sejak November 2022 hingga Desember 2022.

 

“Dengan ‘meyakinkan’ Menkeu Sri Mulyani menyatakan bahwa kita sanggup bayar utang Rp 7.733 T. Tapi nyatanya Sri Mulyani tidak pernah bayar utang itu dari dananya sendiri. Kenapa? Ya karena tidak mampu bayar itu,” kata Fuad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (5/2).

 

Dia mengurai, dari pendapatan negara, kini sudah 40,8 persen untuk membayar cicilan utang pokok dan bunganya. Maka dari itu, pemerintah mengambil utang baru untuk membayarnya.

 

“Itupun sudah dibantu BI Rp 600T. Tapi BI kini sudah tidak mau lagi. Makanya pemerintah membayar cicilan dan bunga itu dengan utang baru. Tapi sampai kapan? “ tutupnya. (*)

 

SANCAnews.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkejut ketika tahu bahwa perusahaan BUMN sekelas Garuda Indonesia, belum mengakomodir aturan penggunaan jilbab secara permanen, bagi para pramugari.

 

Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas mendesak pihak maskapai pelat merah tersebut untuk segera mengakomodir itu, karena jika tidak dilakukan sama saja Garuda Indonesia telah melanggar kebebasan beragama.

 

“Jadi Garuda semestinya menghormati kebebasan bagi setiap pemeluk agama terutama dari agama-agama yang diakui di negara ini untuk memakai pakaian sesuai dengan ketentuan dari ajaran agama dan kepercayaan yang mereka ikuti,” ujar Anwar Abbas di Jakarta, Sabtu (4/3/2023).

 

Menurutnya, Garuda harus hadir untuk menjamin tegaknya kemerdekaan setiap orang untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah serta memakai busana sesuai dengan ketentuan yang ada dalam agamanya dan kepercayaannya itu.

 

“Dan kalau PT Garuda berbuat di luar itu maka berarti pihak manajemen PT Garuda belum Paham dan belum mengerti dengan baik tentang isi dan amanat yang ada dalam konstitusi dan kita tentu saja tidak mau hal itu terjadi di negeri ini,” imbuhnya.

 

Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai aneh adanya larangan penggunaan jilbab bagi para pramugari, mengingat beberapa instansi pemerintah lainnya tidak pernah melarang soal penggunaan jilbab.

 

“Sampai sekarang ini nggak ada larangan berjilbab, itu nggak ada. Bukan lagi di polisi, di tentara, juga sudah orang berjilbab dan di mana-mana, perguruan tinggi, di mana-mana. Jadi kalau ada larangan berjilbab, agak aneh, barangkali. Saya nggak cek, perlu diteliti itu,” kata Ma’ruf Amin dalam keterangannya, seperti dikutip dari YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia, Sabtu (4/2/2023).

 

Diketahui, muncul desakan agar pramugari maskapai Garuda diperbolehkan menggunakan jilbab saat bertugas sebagai awak kabin. Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade menyebut, adanya aturan maskapai yang membatasi pramugari memakai jilbab menimbulkan resah.

 

Sebab, menurutnya, di kehidupan sehari-hari, di luar tugas sebagai awak kabin, para pramugari tersebut menutup auratnya dengan berjilbab. Andre meminta Dirut PT Garuda Indonesia beserta jajarannya segera mengevaluasi peraturan tersebut.

 

“Saya mengusulkan kepada Garuda, meski Gerindra bukan partai Islam tapi Gerindra memahami aspirasi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Kami ingin memperjuangkan, meminta Pak Dirut beserta jajaran untuk mengevaluasi aturan bagaimana tata cara berpakaian busana muslim bagi awak kabin yang ingin melaksanakan kewajibannya sebagai umat Islam menutup aurat dengan memakai jilbab,” kata Andre, Senin (5/12/2023). (inilah)

 

SANCAnews.id – Narasi pesimistis tidak layak dibunyikan dari mulut seorang aktivis. Sebab, narasi itu tidak akan bisa memperkuat kekuatan rakyat. Ekonom senior DR. Rizal Ramli lantas mengambil contoh tumbangnya rezim Orde Baru pimpinan Soeharto.

 

Kala itu, narasi bahwa Soeharto adalah pemimpin yang kuat lantaran sudah menjabat 32 tahun muncul. Seolah tidak ada celah untuk bisa menumbangkan Soeharto. Narasi-narasi ini justru membuat rakyat semakin takut untuk menggelar aksi karena menilai kemungkinan Soeharto tumbang sangat kecil

 

“Ah nggak mungkin Soeharto jatuh, Soeharto sangat kuat, ekonomi kuat. Ah nggak mungkin begini begitu, rakyat kita penakut,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (5/2).

 

Tapi nyatanya, ketika keberanian itu sudah muncul dari kalangan aktivis, terbukti Soeharto tumbang hanya dalam hitungan bulan. Aksi-aksi mahasiswa yang digalang di daerah-daerah terbukti mampu membuat Soeharto melepas jabatan.

 

“Cuma butuh sebulan Soeharto jatuh. Dimulai dari Makassar mahasiswa UMI, seminggu kemudian di Medan, seminggu kemudian Jakarta hingga Solo, seminggu kemudian baru di Jakarta. Jatuh tuh Soeharto,” sambungnya.

 

Padahal, lanjutnya, saat kali pertama DPR diduduki mahasiswa, jumlah yang berpartisipasi tidak lebih dari 15 ribu orang.

 

Intinya, kata Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu, adalah keberanian. Jangan sampai pandangan-pandangan pesimis merasuk dalam tubuh aktivis sehingga membuat mereka tidak berani melangkah.

 

Dalam hal ini, dia meminta masyarakat untuk berkaca pada pandangan Dalai Lama. Pemimpin Tibet itu mengajarkan agar tidak pernah menganggap diri sebagai orang yang kecil.

 

“Seandainya kamu hanya seekor nyamuk kecil, tapi setiap malam kamu ngoeng-ngoeng di dekat telinganya tuan kamu, maka tuan kamu nggak akan bisa tidur,” tegas pria yang akrab disapa RR itu.

 

Andai ada satu juta orang Indonesia yang kompak untuk terus berteriak, maka bisa dipastikan presiden tidak akan bisa tidur dengan nyenyak. Hal serupa baru-baru ini terbukti dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat oleh mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.

 

“Ratusan ribu rakyat ngoeng-ngoeng di sosial media. Hasilnya, tokoh super kuat seperti Sambo ditangkap dan diadili. Jadi, jangan biasa menyebarkan pesimisme, kita harus aktif menyebarkan optimisme, rakyat akhirnya akan menang!” pungkasnya. (rmol)

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.