Jangan Sebar Narasi Pesimis, RR: Soeharto Pernah Dianggap Kuat Tapi Tumbang dalam Sebulan
SANCAnews.id – Narasi pesimistis tidak layak dibunyikan dari mulut
seorang aktivis. Sebab, narasi itu tidak akan bisa memperkuat kekuatan rakyat.
Ekonom senior DR. Rizal Ramli lantas mengambil contoh tumbangnya rezim Orde
Baru pimpinan Soeharto.
Kala itu, narasi bahwa Soeharto
adalah pemimpin yang kuat lantaran sudah menjabat 32 tahun muncul. Seolah tidak
ada celah untuk bisa menumbangkan Soeharto. Narasi-narasi ini justru membuat
rakyat semakin takut untuk menggelar aksi karena menilai kemungkinan Soeharto
tumbang sangat kecil
“Ah nggak mungkin Soeharto jatuh,
Soeharto sangat kuat, ekonomi kuat. Ah nggak mungkin begini begitu, rakyat kita
penakut,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (5/2).
Tapi nyatanya, ketika keberanian
itu sudah muncul dari kalangan aktivis, terbukti Soeharto tumbang hanya dalam
hitungan bulan. Aksi-aksi mahasiswa yang digalang di daerah-daerah terbukti
mampu membuat Soeharto melepas jabatan.
“Cuma butuh sebulan Soeharto
jatuh. Dimulai dari Makassar mahasiswa UMI, seminggu kemudian di Medan,
seminggu kemudian Jakarta hingga Solo, seminggu kemudian baru di Jakarta. Jatuh
tuh Soeharto,” sambungnya.
Padahal, lanjutnya, saat kali
pertama DPR diduduki mahasiswa, jumlah yang berpartisipasi tidak lebih dari 15
ribu orang.
Intinya, kata Menko Perekonomian
era Presiden Gus Dur itu, adalah keberanian. Jangan sampai pandangan-pandangan
pesimis merasuk dalam tubuh aktivis sehingga membuat mereka tidak berani
melangkah.
Dalam hal ini, dia meminta
masyarakat untuk berkaca pada pandangan Dalai Lama. Pemimpin Tibet itu
mengajarkan agar tidak pernah menganggap diri sebagai orang yang kecil.
“Seandainya kamu hanya seekor
nyamuk kecil, tapi setiap malam kamu ngoeng-ngoeng di dekat telinganya tuan
kamu, maka tuan kamu nggak akan bisa tidur,” tegas pria yang akrab disapa RR
itu.
Andai ada satu juta orang
Indonesia yang kompak untuk terus berteriak, maka bisa dipastikan presiden
tidak akan bisa tidur dengan nyenyak. Hal serupa baru-baru ini terbukti dalam
kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat oleh mantan Kadiv Propam Polri Ferdy
Sambo.
“Ratusan ribu rakyat
ngoeng-ngoeng di sosial media. Hasilnya, tokoh super kuat seperti Sambo
ditangkap dan diadili. Jadi, jangan biasa menyebarkan pesimisme, kita harus
aktif menyebarkan optimisme, rakyat akhirnya akan menang!” pungkasnya. (rmol)