BRIN Hentikan Sistem Peringatan Tsunami, Susi Pudjiastuti 'Menangis', Netizen: Tak Punya Akal Sehat
SANCAnews.id – Kabar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang
menghentikan sistem peringatan tsunami memicu sorotan. Salah satunya datang
dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti.
Melalui akun Twitternya, Susi
tampak 'menangisi' berita seputar penghentiaan sistem peringatan tsunami oleh
BRIN dengan menggunakan emoji tangisan.
Adapun judul berita yang
dikomentari pemilik Susi Air ini adalah "BRIN Hentikan Sistem Peringatan
Tsunami", di mana berita itu diunggah oleh koran.tempo.co.
"(Emoji menangis),"
tulis Susi di akun Twitter resminya seperti dikutip Suara.com, Kamis
(2/2/2023).
Respons Susi meski hanya dengan
menggunakan emoji, namun langsung menarik atensi warganet. Tak sedikit dari
mereka yang menumpahkan 'uneg-uneg'-nya di kolom komentar cuitan Susi.
Warganet turut menyoroti nasib
warga pesisir dengan dihentikannya sistem peringatan tsunami oleh BRIN. Bahkan
ada seorang warganet menulis kekhawatirannya terkait keluarganya yang tinggal
di daerah rawan bencana.
Banyak juga yang menuliskan
beragam kritikan terkait kinerja BRIN selama ini. Selain itu, warganet turut
mengkritisi nasib dunia riset dan inovasi di Tanah Air yang dinilai semakin
mundur, alih-alih maju.
"Negara kita sangat
menyedihkan ya buk. Beragama katanya tapi tidak punya akal sehat,"
komentar warganet.
"Kalau sistem early warning
tsunami di Indonesia masih ada kekurangan, seharusnya diberikan dukungan untuk
terus diperbaiki. Bukan program pengembangan dan pemeliharaannya
dihentikan," kritik warganet.
"Aku mau nangis bacanya,
keluargaku tinggal di daerah rawan. Bagi mereka mungkin bakal cuma jadi
angka-angka statistik, tapi bagi orang lain itu sebagian hidupnya. Jahat emang
pajabat-pejabat negeri ini. Ga ada otak," curhat warganet.
"Asli BRIN saat ini lembaga
paling menjengkelkan, parah! Dibubarkannya Eijikman, LIPI dilebur, riset
Kkncur, uang ke DPR, sekarang hentikan sistem peringatan tsunami," tambah
yang lain.
"Kenapa sih yang
memanfaatannya dirasakan rakyat selalu di otak-atik pemerintah? Apa pemerintah
kehabisan uang? Potongin aja tuh gaji pejabat-pejabat kita, toh kebijakannya
selama ini juga memberatkan rakyat," semprot warganet.
"Kalau BRIN nggak mampu
menangani operasional early warning system ini, harusnya didelegasikan pada
badan lain yang mampu, tapi jangan disetop programnya, kalau perlu BRIN-nya aja
yang disetop," saran warganet.
"Ini kan negara kepulauan,
dikelilingi laut, termasuk dalam jalur ring of fire. Apa sudah tidak ada
orang-orang pintar untuk digaji di pemerintahan kita ya? Aneh sekali ya
Bu," sentil warganet. (suara)