Mental Masih Masalah, DPR Minta Kualitas Kades Ditingkatkan Terkait Perpanjangan Jabatan 9 Tahun
SANCAnews.id – Wakil Ketua Komisi II DPR RI Yanuar Prihatin mengkritik perpanjangan masa jabatan kepala desa (kades) menjadi 9 tahun. Yanuar menilai keputusan tersebut harus diikuti dengan peningkatan kualitas aparatur desa.
"Perpanjangan jabatan kepala
desa harus diikuti dengan langkah nyata Pemerintah pusat untuk meningkatkan
kualitas aparatur desa," kata Yanuar dalam keterangan tertulis yang
diterima di Jakarta, Sabtu.
Dia menilai kualitas sumber daya
manusia (SDM) menjadi problem terbesar di pemerintahan desa saat ini, di luar
wacana perpanjangan masa jabatan kades yang kini sedang bergulir.
"Kita harus serius menata
sistem yang kokoh untuk membangun kualitas manusia di desa. Sayangnya,
Pemerintah tidak cukup serius tentang soal ini," imbuhnya.
Menurut dia, kucuran dana desa
yang besar melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi (Kemendes PDTT) selama ini tidak diimbangi dengan program
sistematis dan fokus dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk membangun
kualitas aparatur desa.
Akibatnya, lanjut dia, dana desa
secara umum belum mempercepat pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa
karena cara pandang kepala desa maupun perangkat desa lebih tertuju pada
pembangunan infrastruktur fisik.
"Ketika Pemerintah pusat
mendorong ke arah pemberdayaan ekonomi, wirausaha, dan bisnis lokal, aparatur
desa masih kebingungan bagaimana cara untuk memulai dan melangkahnya,"
jelasnya.
Dia menggarisbawahi bahwa hal
tersebut merupakan problem dari kualitas SDM dan bukanlah problem keterbatasan
sumber daya ekonomi.
"Bahwa dalam beberapa kasus
terjadi penyimpangan dana desa oleh kepala desa, maka ini hanya bukti bahwa
kualitas mental kepala desa masih bermasalah, tidak ada kaitannya dengan masa
jabatan," tuturnya.
Oleh karena itu, perpanjangan
masa jabatan kepala desa harus dilihat dalam perspektif lebih luas, menyeluruh,
dan cocok untuk percepatan kemajuan desa.
"Pelatihan-pelatihan yang bersifat teknis-teknokratik tidak cukup, harus naik satu tingkat melalui pelatihan berbasis character building dan pemberdayaan pikiran," ujar Yanuar. (suara)