Singung Tumbangkan Orde Baru, Anggota BPK Ajak Mahasiswa Rapatkan Barisan
SANCAnews.id – Perananan mahasiswa dalam proses pembangunan bangsa
pra reformasi 1998 menjadi contoh konkret untuk bisa diterapkan di masa kini,
mengingat saat ini diperlukan gerakan mahasiswa yang berubah dari gerakan moral
menjadi kembali ke gerakan politik.
Hal itu disampaikan mantan
aktivis mahasiswa era 80-90an yang kini menjadi anggota 6 BPK-RI, Pius
Lustrilanang, saat Kuliah Umum dan Bedah buku "Aldera: Potret Gerakan
Politik Kaum Muda 1993-1999", di Auditorium Widya Sabha Universitas
Udayana Kampus Jimbaran, Bali, Jumat (6/1).
"Karena rezim (Orde Baru)
yang kita lawan (saat itu) harus dilawan dengan serius pula, bukan dengan
demonstrasi sporadis tapi dengan pengorganisasian yang terstruktur," ujar
Pius.
Salah satu bentuk gerakan politik
mahasiswa, disebutkan Pius, muncul pada tahun 1993 dimana lahir apa yang
dinamakan Aliansi Demokrasi Rakyat (Aledera) dengan tujuan khusus membangun
demokratisasi, menggalang kekuatan rakyat, menggalang kekuatan LSM, dan
berkolaborasi dengan semua partai.
Pius berpendapat, kondisi politik
saat ini mesti dilawan oleh kaum pelajar yang dalam hal ini mahasiswa. Sebab
menurutnya, pemerintahan yang dipimpin oleh Joko Widodo sebagai Presiden RI
telah mempelihatkan kinerja yang tak lagi memikirkan masyarakat banyak.
"Tapi gerakan mahasiswa hari
ini ya mungkin hanya akan muncul ketika terjadi kebuntuan di parlemen. Ketika
UU Omnibuslaw ada buntu, ya mahasiswa turun. Tapi saya percaya, nanti kalau ada
kebuntuan lagi, ya gerakan mahasiswa akan muncul lagi," tuturnya.
"Dan meskipun ada wacana
tiga periode, tapi dalam forum ilmiah ini, saya juga berhak mewacanakan bahwa
perlu 20 tahun untuk memperjuangkan demokrasi yang telah melahirkan banyak
partai politik, kebebasan pers, dan kebebasan berpendapat," demikian Pius
menyinggung
Acara tersebut juga dihadiri
Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng.,IPU
beserta jajarannya dengan nara sumber Prof. Dr. Drs. I Gusti Putu Bagus Suka
Arjawa, M.Si (Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik) dan Dr. Desak Putu Dewi
Kasih, S.H., M.Hum (Wakil Dekan I Fakultas Hukum), yang dihadiri sekitar 3000
mahasiswa Universitas Udayana. (rmol)