Latest Post


SANCAnews.id – Bakal calon presiden dari Partai NasDem Anies Baswedan mendapatkan nama Yohanes dari pemuka agama. Penyematan nama itu muncul dalam video yang diunggah oleh akun Twitter Komunitas Katolik Garis Lucu.

 

Pada video tersebut tampak Anies mendatangi sebuah rumah doa di Papua. Anies disambut oleh para pemuka agama setempat dan dikalungkan noken.

 

Setelah mendapatkan sambutan baik, sang pemuka agama kemudian memberikan nama Yohanes pada mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

 

“Anak kami Anies datang di Rumah Tuhan dengan nama Yohanes,” ucap sang pemuka agama dihadapan Anies Basawdan.

 


Video penyematan nama Yohanes itu sontak menjadi gorengan politik oleh berbagai pihah. Salah satunya direspons salah satunya politisi PDI Perjuangan Ruhut Sitompul.

 

“Bapak Yohanes AB semoga menjadi presiden RI yang pertama yang nonmuslim, paten, MERDEKA,” tulis Ruhut Sitompul dalam cuitannya. 

Bukan cuma Ruhut, pegiat media sosial Mazdjo Pray juga mengomentari Anies yang mendapat nama Yohanes.

 

“Selamat dengan nama baru yang sekarang melekat di bapak. Gimana rasanya pak jadi minoritas?” tutur Mazdjo.

 

“Memang heboh di dunia maya, pendukung Anies aja yang senyap. Mungkin juga kelabakan. Terutama pendukung jalur Petamburan,” tambahnya.

 

Politikus PSI, Guntur Romli juga berkomentar soal pemberian nama Yohanes pada Anies. Dia menyindir Anies yang dianggap tak berani mengucapkan natal. 

 

“Kok Yohanes Anies takut ngucapin selamat natal?”  tulis Guntur Romli.

 

Pada unggahan video dari Katolik Garis Lucu, berbagai warganet juga membubuhkan berbagai respons.

 

“Selamat atas dibaptisnya yang mulya bapak doktor Yohanes Anis baswedan,” komentar warganet.

 

“Salut disuruh apa aja mau,” tulis warganet di kolom komentar.

 

“Saya masuk ke rumah orang Jawa, dipanggil surip, senang saja tidak ada masalah. Pak anies masuk ke rumah orang Papua, dipanggil Yohannes, pasti senang senang saja, biasa,” timpal lainnya. (suara)


SANCAnews.id – Calon presiden (capres) dari Partai NasDem Anies Baswedan kembali menuai sorotan usai dikabarkan ditolak kedatangannya di Solo, Jawa Tengah pada Minggu (25/12/2022).

 

Diketahui, massa yang mengatasnamakan Masyarakat Kota Solo (MKS) tersebut menggelar unjuk rasa saat Anies Baswedan mengunjungi daerah tersebut.

 

Menanggapi penolakan massa tersebut, Ketua Relawan Perubahan Kamaludin Enuh buka suara. Kamaludin menilai aksi unjuk rasa menolak kedatangan mantan gubernur DKI Jakarta di Solo sebagai hal biasa dalam demokrasi.

 

Selain di Solo, ia mengaku, penolakan serupa terhadap Anies Baswedan juga terjadi di sejumlah daerah.

 

“Memang begini hidup di iklim demokrasi. Hak setiap orang berpolitik dan pasti kami hargai. Kita tidak bisa memaksakan orang untuk suka, apalagi memaksakan untuk mendukung Mas Anies di Pilpres 2024,” jelas Kamaludin dikutip dari Wartaekonomi.co.id--jaringan Suara.com, Senin (26/12/2022).

 

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Relawan Perubahan mempersilakan masyarakat Indonesia untuk menilai aksi penolakan ketika Anies menghadiri resepsi pernikahan putri pertama dosen di FEB Universitas Sebelas Maret (UNS).

 

“Yang jelas, di Republik Indonesia ini ada kebebasan berkumpul dan berserikat. Rekan-rekan Bawaslu juga sudah menyatakan tidak ada pelanggaran dalam kegiatan Mas Anies. Silakan rakyat menilai,” ulas Kamaludin.

 

Menurutnya, Relawan Perubahan meminta masyarakat menjaga suasana yang kondusif menjelang Pemilu 2024.

 

Kamaludin pun berharap agar polarisasi dan permusuhan antara pendukung pada Pilpres 2019 tidak terulang.

 

“Kami sangat berharap, ada suatu kesadaran untuk berdemokrasi dengan baik. Saling menghormati perbedaan itu baik dalam demokrasi. Enjoy saja, tapi jangan sampai memecah belah,” ungkap dia. (suara)


SANCAnews.id – Analis komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio alias Hensat berharap tidak ada lagi upaya menambah atau memperpanjang jabatan Presiden Jokowi. Harapan ini disampaikan Hendri Satrio menanggapi cuitan ekonom kawakan, Rizal Ramli.

 

Rizal Ramli sebelumnya mencuit tentang adanya upaya kudeta konstitusi untuk memainkan kembali isu penambahan atau perpanjangan jabatan presiden. Upaya itu disebut Rizal sudah dijalankan lewat pertemuan dewan kudeta konstitusi yang dihadiri para pejabat dan taipan.

 

Hendri Satrio berharap apa yang menjadi cuitan Rizal Ramli itu benar-benar tidak ada. Sebab jika itu benar adanya, founder KedaiKOPI ini menilai tindakan tersebut merupakan kejahatan.

 

"Ya semoga gak ada dewan-dewan kudeta konstitusi semoga gak ada. Makanya kan gua bilang kalau (ada) niat, itu jahat ya, mudah-mudahan gak ada," kata Hendri dihubungi, Selasa (27/12/2022).

 

Balas Cuitan Rizal Ramli

Sebelumnya, Hendri melalui akun Twitter @satriohendri menyampaikan hal serupa saat membalas cuitan Rizal Ramli.

 

"Teruntuk "Dewan (Niat) Kudeta Konstitusi": "Yang kalian lakukan itu... Jahat!" cuit Hendri.

 

Hendri meminta tidak ada lagi wacana tiga periode Jokowi yang kembali digaungkan. Menurut dia, wacana itu tidak patut dibunyikan kembali seperti yang sudah terjadi sebelumnya.

 

"Jangan ada lagi dengung-dengungan itu atas nama apapun termasuk demokrasi. Yang patut-patut saja, yang wajar wajar saja. Yang bisa disuarakan banyak kok, gak cuma tiga periode," kata Hendri.


Kudeta Konstitusi 

Diketahui, cuitan Rizal Ramli tentu selalu menuai sorotan publik. Kritikannya yang pedas menjadi alasan utama.

 

Terbaru soal ia memberikan cuitan soal kudeta konstitusi. Cuitan Rizal Ramli itu diunggah pada 23 Desember 2022 lalu.

 

"Kudeta Konstitusi dilaunch 9 bulan yll pakai hoax “Big Data” & PollingRp “Rakyat Super-Puas”. Kompak dilawan kawan2 pro-demokrasi. Gagal !Berikutnya naikkan Calon Boneka, Pangeran Tiktok — ndak ngangkat ! Sebulan lalu, pertemuan Dewan Kudeta Konstitusi putuskan putar lagi +3 thn!," tulis Rizal Ramli dikutip pada Selasa (27/12/2022).

 

Selain itu, Rizal Ramli juga memberikan data, bahwa pertemuan dewan kudeta konstitusi itu dilakukan di suatu tempat.

 

"Pertemuan Dewan Kudeta Konstitusi itu, dihadiri tokoh2 pejabat & taipan2 di pulau G putuskan akan buldozer ulang rencana perpanjangan jabatan 3 atau 5 tahun, dengan cara mendompleng gelombang “Kembali ke UUD45”. Orhestra sudah siap, partitur2 sdh dibagikan dan bandar siap bayar," tulisnya. (suara)


SANCAnews.id – Isu reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo sedang sangat memanas beberapa waktu belakangan, apalagi karena Jokowi seperti melempar kode mengiyakan kabar tersebut.

 

Namun isu reshuffle ini banyak dikaitkan dengan agenda politik. Menteri-menteri Partai NasDem diisukan siap didepak dari kabinet yang dikaitkan dengan memanasnya hubungan antara Jokowi dan Surya Paloh.

 

Isu reshuffle semakin panas dibahas setelah Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Syaiful Hidayat, menyentil kinerja dua menteri NasDem di kabinet yakni Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

 

Pernyataan Djarot ini menimbulkan beragam respons. Selain diserang balik oleh politikus Partai NasDem, pengamat politik Rocky Gerung ikut menanggapi isu tersebut.

 

Bahkan dengan tegas Rocky menyebut Jokowi saja yang sebaiknya di-reshuffle sebab tidak mampu menahkodai menteri-menterinya sehingga tak mampu bekerja dengan baik.

 

Hal ini seperti dikutip dari WartaEkonomi.co.id -- jaringan Suara.com, di mana Rocky menyoroti PDIP yang cuma mengincar menteri dari Partai NasDem.

 

"Tapi menarik ini, karena ternyata PDIP itu mengincar kelihatannya hanya dua menteri Nasdem. Memang diusulkan untuk bahasanya dievaluasi ya bukan di-reshuffle, tapi kita tahu lah arahnya kemana," ujar Rocky, dikutip pada Selasa (27/12/2022).

 

Perihal posisi Syahrul yang rentan dilengserkan, menurut Rocky adalah karena ribut-ribut stok beras hingga rencana impor. Bahkan konon Syahrul akan digantikan oleh eks Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang.

 

Ya ini Menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Nah kita tahu kalau Menteri Pertanian kan belakangan ini ribut-ribut soal stok dengan beras pemerintah ya," jelas Rocky.

 

"Menteri Pertanian ngotot bahwa panen melimpah tapi Menteri Perdagangan dan Bulog menyatakan cadangan beras kosong dan akhirnya pemerintah memutuskan untuk impor 500.000 ton beras," sambungnya.

 

Karena itulah Rocky mendorong Jokowi untuk mengungkap keburukan apa yang membuat kedua menteri NasDem tersebut harus dicopot dari kabinet.

 

"Karena kalau keburukan kebijakan ada di dua menteri itu, pasti ada lebih dari itu yang buruk (dalam kabinet)," ujar Rocky.

 

Menurut Rocky, gagalnya kinerja menteri tak lepas dari buruknya kepemimpinan Jokowi. Inilah masalah terbesar di mata Rocky.

 

"Ya kalau udah separuh menteri buruk kemudian tetap me-reshuffle separo dari kabinet artinya membatalkan legitimasi Presiden Jokowi. Jelas artinya Presiden Jokowi nggak bisa memimpin kabinet, itu kan masalahnya," ucap Rocky.

 

"Ya sudah kalau gitu jangan tanggung, PDIP sekaligus aja bilang reshuffle presiden-nya, ya kan," tegasnya menambahkan. (suara)


SANCAnews.id – Kicauan pegiat media sosial Ruhut Sitompul dinilai tidak pantas karena mengaitkan wafatnya Budayawan Betawi, Ridwan Saidi atau Babe Saidi dengan dukungan kepada Anies Baswedan.

 

Sebab, sikap Ruhut yang mengklaim Babe Saidi adalah sahabatnya, namun seperti merasa bersyukur akhirnya pendukung Anies meninggal dunia satu persatu.

 

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menuturkan bahwa setiap ada orang yang meninggal dunia seharusnya dihormati. Terlebih, Babe Saidi merupakan intelektual sekaligus budayawan asal Betawi yang telah memberi manfaat terhadap banyak orang di Tanah Air.

 

“Orang meninggal wajib dihormati. Apalagi tokoh yang banyak beri manfaat seperti Babe Ridwan Saidi. Jangan kebencian pada seseorang membuat tidak jernih berpikir bahkan komen yang tidak tepat,” kata Mardani kepada Kantor Berita Politik RMOLbeberapa saat lalu di Jakarta, Selasa (27/12).

 

Sebelumnya, Ruhut Sitompul berkicau dalam akun Twitter pribadinya @ruhutsitompul bahwa dirinya mengucapkan selamat jalan kepada Ridwan Saidi yang diklaim adalah sahabatnya dan telah tutup usia beberapa waktu lalu.

 

Namun, dalam kicauannya tersebut, Ruhut menyebut bahwa Ridwan Saidi merupakan pendukung salah satu bakal calon presiden sehingga ia bersyukur akhirnya satu pendukung Anies Baswedan meninggal dunia.

 

"Selamat jalan SahabatKu Bang RS, akhirnya Bakal Calon Presiden ga’benar pendukungnya satu persatu dipanggil yang Maha Kuasa Tuhan “Gusti Mboten Sare” MERDEKA," tulis Ruhut.

 

Cuitan Ruhut tersebut pun menuai kritik netizen. Banyak yang menilai kicauan Ruhut itu tak pantas dilakukan, sebab duka cita tidak bisa dicampur aduk dengan politik.

 

"Parah banget, udah meninggal masih aja dibawa2 politik. Gak ada nurani nya sama sekali si Ruhut ini," tulis @farhan**** dalam kolom komentar.

 

Budayawan Betawi, Ridwan Saidi atau pria yang akrab disapa Babe Saidi ini wafat di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Bintaro, Tangerang Selatan, Minggu (25/12), pukul 08.35 WIB.

 

Ridwan sendiri lahir pada 2 Juli 1942 di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Kepergiannya meninggalkan seorang istri bernama Yahma Wisnani, lima anak dan empat menantu serta lima cucu. (*)

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.