Latest Post

 


SANCAnews.id – Pelaku penghina Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal ijazah palsu ditangkap di Bali. Selain itu, pelaku yang diketahui bernama Harris Syahputra Damanik, 41 juga ditemukan puluhan video lainnya.

 

Diketahui pelaku yang sudah berusia 41 tahun tersebut ditangkap di salah satu warung di kawasang Kuta, Badung, Bali.

 

Polisi membenarkan pelaku yang berupa sosok pria ditangkap karena menghina Jokowi. Diketahui Pelaku berasal dari Desa Simpang Gambus Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara.

 

Dari interogasi pelaku mengaku jika akun YouTube Harus Raja Record adalah miliknya. Polisi juga mengamankan puluhan video lainnya yang ternyata dibuat di Bali.

 

Salah satu video tersebut, terdapat penghinaan pada Jokowi soal ijazah palsu. Pelaku mengungkapkan jika video tersebut dibuat sebagai pelampiasan amarah terhadap kejadian yang berlangsung nasional.

 

Polisi pun mengungkapkan pelaku mengaku menyesal atas video-video yang telah dibuatnya. Karena itu, pelaku tidak ditahan.

 

Polisi memastikan jika pelaku sudah membuat video permohonan maaf dan berjanji tidak lagi mengulang perbuatannya tidak terpuji tersebut. (suara)



SANCAnews.id – Ada kegalauan yang diperlihatkan Joko Widodo menuju akhir masa jabatannya sebagai Presiden Indonesia.

 

Kegalauan Presiden Jokowi terlihat pada narasi-narasi pidato yang kerap mewanti-wanti masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih Presiden 2024.

 

"Di beberapa kesempatan panggung politik tanah air, sambutan presiden menitikberatkan soal jangan sampai salah pilih pemimpin yang diasosiasikan dengan calon presiden di 2024 nanti," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (28/11).

 

Bagi Silaen, kegalauan presiden tidak berlebihan. Sebab di era pemerintahannya, Jokowi sedang rajin melakukan pembangunan dari pinggiran demi pemerataan kehidupan masyarakatnya. Tugas ini tentu tidak mudah dan membutuhkan waktu lama.

 

Apa yang Presiden Jokowi khawatirkan cukup beralasan kuat karena punya pengalaman real saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

 

Saat itu, Jokowi memprioritaskan program mengatasi banjir, yakni normalisasi. Namun saat ia digantikan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, program tersebut tidak dilanjutkan dan justru diganti dengan istilah naturalisasi.

 

"Inilah yang menjadi salah satu kekhawatiran Jokowi di akhir masa jabatannya. Sebab presiden Jokowi tidak mau pembangunan yang telah dia gagas dan kerjakan jadi mangkrak ketika penerusnya bukan figur yang segaris dengan visi misi Jokowi," tutup Silaen. (*)


SANCAnews.id – Agus Nurpatria, terdakwa kasus obstruction of justice baru mengetahui bahwa narasi tembak menembak yang menewaskan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat adalah skenario palsu dari terdakwa Hendra Kurniawan.

 

Keterangan itu disampaikan sang eks Kaden A Ropaminal Divisi Propam Polri ketika menjadi saksi dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (28/11/2022).

 

Sebelum sama-sama meringkuk di penempatan khusus (Patsus) Mako Brimob Polri, Agus mendapat panggilan masuk dari Hendra. Dengan sedikit mengumpat, Hendra memberi tahu kepada Agus bahwa Ferdy Sambo telah membikin cerita bohong.

 

"Gus, kita dikadalin," ucap Agus menirukan percakapan saat itu.

 

"Beliau sempat mengumpat juga," tambahnya.

 

"Maksudnya apa, pak, dikadalin?," timpal Ronny Talapessy, kuasa hukum Bharada E atau Richard Eliezer.

 

"Dibohongi," ucap Agus.

 

Senanda dengan Hendra, Agus mengaku turut mengumpat. Bahkan, dalam sambungan telepon itu, Agus menyebut kalau Sambo sangat tega berbuat hal demikian.

 

"An**g, ka***ret, masa kita dikadalin, Bang. Tega sekali, sih, Bang," beber Agus kepada Hendra sebagaimana percakapan saat itu.

 

"Jadi saudara saksi sebelum dipatsuskan, saudara saksi mendapatkan informasi saudara Hendra Kurniawan dikadalin?" tanya Ronny.

 

"Siap," ucap Agus.

 

Agus juga mengaku kecewa atas apa yang dilakukan oleh eks Kadiv Propam Polri tersebut. Kekecewaan itu seketika diaktualisasi Agus melalui sebuah umpatan.

 

"Saya kecewa," beber Agus.

 

"Kecewa? Apa rasa kecewa dari saksi apa? Reaksi dari saksi?" tanya Ronny.

 

"Itu tadi, Pak, saya sempat mengumpat 'an**ng', 'ka**ret', masa kita dikadalin." (suara)

 

SANCAnews.id – Tim gabungan pencarian dan pertolongan kembali berhasil menemukan 3 jasad korban pada Minggu (27/11). Penemuan jasad tersebut menambah data korban meninggal dunia sementara hingga pukul 17.00 WIB sebanyak 321 orang.

 

"Hari ini ditemukan 3 jenazah sehingga catatan kita semua, berarti dengan ditemukan 3, yang meninggal dunia menjadi 321 orang," ujar Kepala BNPB Letjen Suharyanto dalam konferensi pers Update Penanganan  Gempabumi Cianjur, Minggu (27/11).

 

Kemudian untuk korban hilang yang sebelumnya 14 orang berkurang menjadi 11 orang.

 

Suharyanto menjelaskan bahwa Satuan tugas gabungan juga telah berhasil mengidentifikasi titik pengungsian dengan akumulasi sebanyak 325 titik yang tersebar di 15 kecamatan.

 

Jumlah pengungsi 73.874 orang dengan rincian pengungsi laki-laki 33.713 orang dan pengungsi perempuan 40.161 orang.

 

Sementara untuk infrastruktur yang rusak berat 27.434 rumah, rusak sedang 13.070  dan rusak ringan 22.124 rumah, sehingga total rumah rusak sebanyak 62.628 rumah.

 

"Tentu saja data ini akan terus berkembang sesuai dengan oendataan tim di lapangan," kata Suharyanto.

 

BNPB, kata Suharyanto juga terus mendorong pendistribusian logistik secara bertahap kepada warga terdampak gempa di Kabupaten Cianjur.

 

Suharyanto juga memastikan lokasi pengungsian yang dilaporkan belum mendapat bantuan, akan segera terpenuhi kebutuhannya.

 

"Pendistribusian secara berjenjang mulai dari kepala desa sampai dengan kabupaten mudah-mudahan dapat menjadi lebih baik untuk proses distribusi bantuan," jelas Suharyanto.

 

Hari ini juga Minggu (27/11), Kepala BNPB kembali menyambangi pos pengungsian di Kecamatan Pacet dan Sukatani menggunakan sepeda motor. Dalam kesempatan itu, Kepala BNPB juga memberikan bantuan kepada warga mengungsi.

 

Terkait dengan relokasi warga yang rumahnya rusak berat, saat ini BNPB bersama instansi terkait secara pararel sedang melakukan pendataan.

 

"Untuk yang relokasi sudah mendapat lahan sekitar 2 hektar. Semoga minggu depan sudah mulai pembangunan," tandas Jenderal TNI bintang tiga itu.

 

Dirinya juga menambahkan, bagi warga yang ingin mengungsi ke rumah kerabat dan tetangga untuk sementara waktu, akan mendapatkan bantuan dana tunggu hunian sebesar Rp 500 ribu. (rmol)

 

SANCAnews.id – Gempa bumi guncang Pesisir Selatan, Sumatera Barat dengan magnitudo 4,6 sekitar pukul 18.37 WIB, Minggu (27/11/2022).

 

Menurut catatan BMKG | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa bumi tersebut merupakan gempa tektonik berlokasi di Muko-Muko, Bengkulu.

 

Dengan titik koordinat 1.56 Lintang Selatan (LS) dan 100.08 Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di darat pada 60 km Barat Daya Painan, Pesisir Selatan, Sumatera Barat pada kedalaman 35 km.

 

"Lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat patahan lokal," tulis BMKG melalui keterangan tertulis, Minggu 27 November 2022.

 

Adapun dampak dari gempa Muko Muko terasa II MMI di Padang dan Pesisir Selatan.

 

"Sejauh ini belum ada dampak kerusakan yang timbul dari dampak gempa tersebut," ungkap BMKG.

 

"Gempa Bengkulu itu tidak berpotensi Tsunami," beber data laporan BMKG. (suara)

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.