Latest Post

 

SANCAnews.id – Tim gabungan pencarian dan pertolongan kembali berhasil menemukan 3 jasad korban pada Minggu (27/11). Penemuan jasad tersebut menambah data korban meninggal dunia sementara hingga pukul 17.00 WIB sebanyak 321 orang.

 

"Hari ini ditemukan 3 jenazah sehingga catatan kita semua, berarti dengan ditemukan 3, yang meninggal dunia menjadi 321 orang," ujar Kepala BNPB Letjen Suharyanto dalam konferensi pers Update Penanganan  Gempabumi Cianjur, Minggu (27/11).

 

Kemudian untuk korban hilang yang sebelumnya 14 orang berkurang menjadi 11 orang.

 

Suharyanto menjelaskan bahwa Satuan tugas gabungan juga telah berhasil mengidentifikasi titik pengungsian dengan akumulasi sebanyak 325 titik yang tersebar di 15 kecamatan.

 

Jumlah pengungsi 73.874 orang dengan rincian pengungsi laki-laki 33.713 orang dan pengungsi perempuan 40.161 orang.

 

Sementara untuk infrastruktur yang rusak berat 27.434 rumah, rusak sedang 13.070  dan rusak ringan 22.124 rumah, sehingga total rumah rusak sebanyak 62.628 rumah.

 

"Tentu saja data ini akan terus berkembang sesuai dengan oendataan tim di lapangan," kata Suharyanto.

 

BNPB, kata Suharyanto juga terus mendorong pendistribusian logistik secara bertahap kepada warga terdampak gempa di Kabupaten Cianjur.

 

Suharyanto juga memastikan lokasi pengungsian yang dilaporkan belum mendapat bantuan, akan segera terpenuhi kebutuhannya.

 

"Pendistribusian secara berjenjang mulai dari kepala desa sampai dengan kabupaten mudah-mudahan dapat menjadi lebih baik untuk proses distribusi bantuan," jelas Suharyanto.

 

Hari ini juga Minggu (27/11), Kepala BNPB kembali menyambangi pos pengungsian di Kecamatan Pacet dan Sukatani menggunakan sepeda motor. Dalam kesempatan itu, Kepala BNPB juga memberikan bantuan kepada warga mengungsi.

 

Terkait dengan relokasi warga yang rumahnya rusak berat, saat ini BNPB bersama instansi terkait secara pararel sedang melakukan pendataan.

 

"Untuk yang relokasi sudah mendapat lahan sekitar 2 hektar. Semoga minggu depan sudah mulai pembangunan," tandas Jenderal TNI bintang tiga itu.

 

Dirinya juga menambahkan, bagi warga yang ingin mengungsi ke rumah kerabat dan tetangga untuk sementara waktu, akan mendapatkan bantuan dana tunggu hunian sebesar Rp 500 ribu. (rmol)

 

SANCAnews.id – Gempa bumi guncang Pesisir Selatan, Sumatera Barat dengan magnitudo 4,6 sekitar pukul 18.37 WIB, Minggu (27/11/2022).

 

Menurut catatan BMKG | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa bumi tersebut merupakan gempa tektonik berlokasi di Muko-Muko, Bengkulu.

 

Dengan titik koordinat 1.56 Lintang Selatan (LS) dan 100.08 Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di darat pada 60 km Barat Daya Painan, Pesisir Selatan, Sumatera Barat pada kedalaman 35 km.

 

"Lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat patahan lokal," tulis BMKG melalui keterangan tertulis, Minggu 27 November 2022.

 

Adapun dampak dari gempa Muko Muko terasa II MMI di Padang dan Pesisir Selatan.

 

"Sejauh ini belum ada dampak kerusakan yang timbul dari dampak gempa tersebut," ungkap BMKG.

 

"Gempa Bengkulu itu tidak berpotensi Tsunami," beber data laporan BMKG. (suara)



SANCAnews.id – Sebagai pemimpin negeri, Presiden Joko Widodo sebaiknya tidak mengajarkan rakyat untuk melihat sosok atau figur dari bentuk fisik. Mantan walikota Solo itu perlu mengajari rakyat untuk melihat pemimpin dari perilaku, kompetensi, dan rekam jejaknya.

 

Begitu kata aktivis Kolaborasi Warga Jakarta, Andi Sinulingga menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang menyampaikan kriteria calon pemimpin ideal di hadapan puluhan ribu relawannya saat acara Gerakan Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta pada Sabtu (26/11).

 

Pernyataan Jokowi yang dimaksud adalah, bahwa pemimpin yang memikirkan rakyat adalah pemimpin yang rambutnya putih, dan wajah yang keriput.

 

"Sebagai kepala negara, sebagai pemimpin, Pak Jokowi tidak boleh mengajarkan rakyat untuk melihat sosok atau figur dari bentuk fisiknya, tak bagus itu, tak mendidik," ujar Andi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/11).

 

Selain itu, Andi pun juga berpesan kepada Jokowi, bahwa sebagai pemimpin negara, harusnya mengajarkan bangsa untuk memilih pemimpin yang benar.

 

"Pemimpin itu tergambar dari perilaku dan kompetensi yang bisa dilihat rekam jejaknya, bukan dari bentuk fisik tubuh orang," pungkas Andi. (*)


SANCAnews.id – Kabar tentang dana yang digelontorkan puluhan miliar rupiah dalam acara relawan Joko Widodo yang tergabung dalam Gerakan Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta dianggap sebagai tindakan yang nihil kemanusiaan. Sebab di tengah acara bermegah-megahan itu ada rakyat di Cianjur yang sedang berduka akibat gempa bumi.

 

“Lagian ngapain Jokowi ngomong calon pemimpin? Musim kampanye masih lama," ujar Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/11).

 

Muslim mengaku heran karena dalam acara yang digelar pada Sabtu (26/11) itu Jokowi sudah kampanye duluan di tengah massa bayaran seperti yang diberitakan media. Jokowi seperti ingin menggalang kekuatan lebih dulu dibanding yang lain.

 

“Diberitakan dana yang digelontorkan untuk mobilisasi masa bayaran di GBK mencapai puluhan miliar. Kenapa dana itu tidak digunakan untuk bantu korban rakyat yang menderita di Cianjur akibat karena Gempa?" kata Muslim.

 

Dengan begitu, Muslim menilai publik akan menganggap acara dengan memobilisasi massa di tengah duka rakyat sebagai acara yang nihil rasa kemanusiaan.

 

"Acara yang nihil rasa kemanusiaan. Tidak pantas dan patut karena ada rakyat Cianjur yang sedang berduka," pungkas Muslim. (*)


SANCAnews.id – Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengkritik acara relawan di Stadion Gelora Bung Karno yang dihadiri Presiden Joko Widodo.

 

Anggaran untuk memobilisasi relawan, menurut dia, dapat disumbangkan untuk korban gempa bumi di Cianjur.

 

"Lebih baik uang (yang) buat mobilisasi relawan kemarin, dipakai buat bantu korban bencana Cianjur. Bakal jauh lebih bermanfaat dan bermartabat," kata Herzaky, hari ini.

 

Herzaky mengatakan saat ini belum tiba waktunya untuk berkampanye.

 

"Tak perlulah sibuk kasih kode sana-sini untuk urusan capres 2024. Apalagi mengumpulkan relawan. Memangnya ini musim kampanye?" kata Herzaky.

 

Herzaky menanggapi pernyataan Presiden Jokowi dalam acara relawan yang menyebut ciri-ciri pemimpin yang layak untuk di pilih di pemilihan presiden 2024. Jokowi menyarankan untuk memilih pemimpin yang memiliki banyak kerutan di wajah hingga rambut berwarna putih semua (sebagai tanda memikirkan rakyat).

 

Menurut Herzaky, pemimpin yang memikirkan rakyat dapat dilihat dari rekam jejak, gagasan, ide serta karya untuk bangsa dan negara.

 

"Punya visi besar untuk negara ini. Sering berbagi pemikiran dan memberikan usulan solusi untuk permasalahan-permasalahan bangsa di berbagai forum ilmiah ataupun forum publik," kata Herzaky.

 

Herzaky menambahkan pemimpin yang memikirkan rakyat merupakan sosok yang berani menyuarakan harapan dan aspirasi rakyat di ruang publik dan membantu memperjuangkan nasib mereka. Pemimpin, juga harus mau duduk bareng dengan rakyat untuk mendengarkan keluhan mereka langsung.

 

"Bukan dari penampilan fisik ataupun jadi artis di medsos. Pencitraan joget sana sini seakan-akan dekat dengan rakyat. Tapi, saat rakyatnya ditindas, diintimidasi, ditekan, malah diam seribu bahasa," kata Herzaky.

 

"Bukan sibuk rekaman bagi bantuan ataupun foto-foto sendiri di lokasi bencana, tapi tak pernah mau dialog ataupun dengarkan keluhan rakyat yang sedang susah atau tertimpa bencana," Herzaky menambahkan. (suara)

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.