Latest Post


SANCAnews.id – Telah berjasa besar untuk memenangkan dan mengawal Joko Widodo selama dua periode, menjadi alasan yang tepat jika Surya Paloh dan Partai Nasdem mengambil langkah oposisi saat ini.

 

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, jika hari ini Surya Paloh dan Nasdem ambil langkah oposisi merupakan sikap yang tepat. Argumentasinya, Surya Paloh dan Nasdem telah berjasa besar untuk memenangkan dan mengawal Jokowi selama dua Periode.

 

"Dengan segala dukungan dan pengorbanan, tapi nyatanya negara tidak mengalami perubahan yang substansial sebagai negara bangsa yang merdeka dan berdaulat," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (13/11).

 

Sehingga kata Muslim, jika hari ini Surya Paloh dan Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) untuk perubahan dan memperbaiki negeri ini sudah tepat.

 

"Dan Nasdem sudah tepat jika berada di luar pemerintahan lebih efektif untuk kawal perubahan dan perbaikan negeri ini," pungkas Muslim. *

 

SANCAnews.id – Kehadiran mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan di sela-sela acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali menarik perhatian publik.

 

Anies mendapat kehormatan menyambut Dutabesar Amerika Serikat untuk Indonesia, Ambassador Sung Yong Kim. Keduanya pun saling berdiskusi membahas persoalan dalam negeri dan global.

 

Penampilan Anies di KTT G20 ini pun membuat Aktivis Kolaborasi Warga Jakarta, Andi Sinulingga terpukau.

 

"Kok bisa ya Anies ketemu dubes USA di sela-sela acara G20 Bali, di jamu makan segala," kata Andi Sinulingga seperti dikutip redaksi melalui akun Twitter miliknya, Senin (14/11).

 

Ketakjuban Andi terhadap Anies cukup beralasan karena status Anies saat ini sudah tidak menduduki jabatan di pemerintahan.

 

"Harusnya kan Anies dah gak punya panggung lagi setelah tak Gubernur DKI lagi," kata Andi bernada sindiran.

 

Dalam rangkaian G20, Anies juga mendapat kehormatan diundang sebagai pembicara dalam acara Bloomberg NEF Summit. Kegiatan ini merupakan salah satu side event di G20 dan B20, di Nusa Dua, Bali.

 

Anies lantas berbagi pengalaman tentang berbagai upaya yang telah dilakukan di Jakarta selama 2017-2022 dalam menghadapi perubahan iklim. (rmol)



SANCAnews.id – Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tampil di salah satu Forum KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G-20 di Provinsi Bali. Demokrat memuji.

 

Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan, tampilnya Anies sebagai pembicara membuktikan kapasitas dan kompetensinya yang diakui di internasional.

 

"Ya itu adalah pengakuan Bloomberg forum menurut saya pengakuan dunia, bahwa ada pemimpin daerah yang berhasil," ucap Herman kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (15/11).

 

Herman mengatakan, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil telah membuktikan kemampuan mereka di tingkat internasional sebagai kepala daerah yang mempunyai kontribusi dalam perbaikan lingkungan.

 

"Ada mas Anies Baswedan ada pak Ridwan Kamil, ini adalah pemimpin daerah yang dianggap mampu untuk bisa berkontribusi apalagi terhadap memperbaiki lingkungan sekitarnya," kata dia.

 

"Bagaimana mengurangi emisi gas, membangun dengan yang berwawasan lingkungan ya ini merupakan pengakuan bangsa-bangsa lain terhadap kinerja pimpinan daerah," tandas Herman.

 

Adapun, eks Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan diundang panitia untuk menjadi salah satu pembicara dalam acara G20 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Sabtu (12/11/2022).

 

Anies diminta panitia untuk menjadi salah satu narasumber terkait kepemimpinannya di Provinsi DKI Jakarta, khususnya terkait pengendalian emisi karbon.

 

"Sebuah kehormatan diundang sebagai pembicara dalam acara Bloomberg NEF Summit, salah satu side event di G20 dan B20, di Nusa Dua, Bali,” kata Anies melalui akun Instagram, @aniesbaswedan Selasa (15/11/2022).

 

Anies menilai Jakarta telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 26 persen pada tahun 2020. Menurutnya, angka itu bahkan melampaui target penurunan 30 persen pada 2030. Dia mengatakan, pencapaian luar biasa di Jakarta dimungkinkan berkat tiga prinsip yang selalu dipegangnya.

 

"1. Selesaikan dari akar masalahnya: mengubah kota yang tadinya car oriented development menjadi transit oriented development. 2. kolaborasi adalah kunci: kami berkolaborasi dengan berbagai organisasi, pemangku kepentingan, dan mengajak warga kota terlibat juga. 3. Evidence-based policy: pengambilan kebijakan harus selalu berdasarkan pada data dan ilmu pengetahuan," tulis Anies. (kumparan)


SANCAnews.id – Presiden Joko Widodo dianggap bukan seorang pemimpin yang dibanggakan di tingkat nasional. Untuk itu, Jokowi tidak pantas menjadi Sekjen PBB seperti yang disampaikan oleh politisi PDI Perjuangan.

 

"Jualan dalam negeri saja sudah tidak laku. Apakah PDIP mau dagangin Jokowi untuk Sekjen PBB?" ujar Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (15/11).

 

"Maaf ya, bahasa Inggris belepotan, dan tidak tercermin seorang pemimpin yang dibanggakan di tingkat nasional saja susah, jadi nasional pride, apalagi untuk tingkat internasional," imbuhnya.

 

Karena, menurut Muslim, Jokowi hanya modal pencitraan murahan. Bahkan, negara dan bangsa Indonesia sering dipermalukan di forum-forum internasional di era Jokowi ini.

 

"Ekonomi demokrasi, hukum, dan indeks kehidupan rakyat terpuruk. Pemimpin yang tidak gubris suara rakyat. Gimana mau diusung ke kancah internasional? Sangat payah dibanding dengan Presiden Indonesia sebelumnya," tuturnya.

 

"Jadi saran saya, mimpi PDIP usulkan Jokowi sebagai Sekjen PBB itu disimpan saja," pungkas Muslim. *


SANCAnews.id – PDI Perjuangan tampaknya masih menyimpan banyak ambisi terhadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Ini tak terlepas dari legacy sang presiden yang dianggap sangat luar biasa.

 

Mengutip Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Ketua DPP PDIP Said Abudullah menyebut bahwa Presiden Jokowi sangat layak dijadikan Sekretaris Jenderal Peserikatan Bangsa-Bangsa atau Sekjen PBB.

 

Menurutnya, Jokowi pantas didorong menjadi Sekjen PBB jika pensiun menjadi presiden, di mana ini akan terjadi kurang dari dua tahun lagi.

 

"Karena legacy yang luar biasa, layak sekali bila Pak Jokowi dijadikan Sekjen PBB, jika sudah pensiun sebagai presiden," kata Said di Gedung DPR Senayan, Jakarta pada Senin (14/11/2022).

 

Pernyataan Said sendiri mengacu pada keinginan Jokowi yang ingin balik ke kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah, begitu selesai mengemban tugas sebagai orang nomor satu di Indonesia.

 

Ketua Banggar DPR ini menilai, Jokowi selama menjabat sebagai presiden selalu mendorong pemerintahan untuk serius menghadapi perubahan iklim. Contohnya adalah kebijakan pemakaian kendaraan listrik yang terus digalakkan demi mengurangi emisi.

 

"Secara konstitusional per 20 Oktober 2024, Pak Jokowi akan mengakhiri masa jabatannya sebagai presiden dengan legacy yang luar biasa," tambahnya.

 

Sebagai informasi, Presiden Jokowi sempat mengutarakan keinginannya untuk pulang kampung dalam wawancara eksklusif dengan The Economist, yang ditayangkan melalui kanal YouTube media Inggris tersebut, Minggu (13/11/2022).

 

Dalam wawancara tersebut, Presiden Jokowi menyatakan ingin kembali menjadi rakyat biasa dan tinggal di Solo bersama keluarganya.

 

"Saya akan kembali ke Solo, sebagai rakyat biasa," ungkap Jokowi terkait rencana setelah selesai menjabat sebagai presiden. (suara)

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.