Latest Post

 

SANCAnews.id – Isu reshuffle kabinet yang belakangan mencuat ke publik ditegaskan tidak berkaitan dengan sikap politik Partai Nasdem yang telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024.

 

Bahkan Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny Gerrard Plate menegaskan isu reshuffle sama sekali tidak berkaitan dengan pernyataan politisi Nasdem, Zulfan Lindan yang menyebut Anies Baswedan sebagai antitesa Jokowi.

 

"Tidak ada urusan isu reshuffle (dengan pernyataan Zulfan Lindan). Presiden setiap saat dapat reshuffle kabinet. Itu kewenangan presiden,” tegas Plate di Nasdem Tower, Jalan Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (18/10).

 

Johnny justru heran isu reshuffle dikait-kaitkan dengan Nasdem. Sosok yang kini menjabat sebagai Menkominfo ini justru menyorot adanya menteri Presiden Joko Widodo yang diisukan bakal menjadi Capres 2024.

 

"Sekarang kalau kita baca situasi kan ada menteri yang berpotensi capres. Menteri yang bersangkutan mau fokus yang mana, menteri atau jadi capres?" sambungnya.

 

Pada dasarnya, perombakan kabinet murni hak prerogatif Presiden Joko Widodo. Oleh sebab itu, ia meminta kepada publik untuk tidak memprovokasi adanya isu reshuffle.

 

"Kenapa kita provoke masyarakat? Itu hal yang sudah semestinya berlangsung dan berjalan,” imbuhnya. (rmol)



SANCAnews.id – Partai Nasdem saat ini sudah memasuki tahap ketiga dalam kerangka persiapan menghadapi Pemilu 2024, setelah tahapan sebelumnya yaitu mengumumkan Anies Baswedan sebagai capres yang diusungnya dan sekaligus memberikan kewenangan penuh untuk memilih cawapresnya.

 

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem, Johnny G. Plate menjelaskan, tahap ketiga ini ialah melakukan koordinasi bersama-sama dengan partai-partai yang akan berkoalisi.

 

"Proses politiknya tentu yang dilakukan koordinasi bersama-bersama dengan partai-partai koalisi dan masih panjang jalannya, masih jauh, waktu masih cukup. Yang dibilang it's time itu adalah capres," ujar Johnny saat ditemui di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa sore (18/10)

 

"Sedangkan membentuk koalisi dan menentukan cawapres masih punya cukup waktu. Karena menentukan cawapres nanti harus dibicarakan dengan parpol koalisi. Harus sama," sambungnya menegaskan.

 

Johnny mengatakan, dalam mementukan paket capres-cawaprs tidak saja terkait dengan relasi kerja antara capres dan cawapres yang akan maju di Pilpres 2024 mendatang saja. Akan tetapi, dijelaskan Menteri Komunikasi dan Informatika ini, juga harus memperhatikan segi elektoral pasangan yang akan diusungnya di Pilpres 2024.

 

"Kombinasinya bagaimana bisa menghasilkan elektoral yang lebih kuat dari waktu ke waktu sampai dengan pilpres nanti," katanya.

 

Selain itu, Johnny juga menyampaikan pentingnya respon masyarakat terhadap pasanga calon yang akan diusung barisan Nasdem nanti, yang pada intinya apakah bisa membawa perbaikan bagi bangsa dan negara ke depan.

 

"Maka capres dan cawapres ini juga harus sama dalam visi pembangunan negara tahun 2024-2029 dengan profil tantangan yang luar biasa, potensi tantangan luar biasa akibat dari perubahan geopolitik dan pandemi yang sampai saat ini masih berjalan," demikian Johnny menandaskan. (rmol)




SANCAnews.id – Pengamat politik Rocky Gerung melempar komentar terhadap sikap PDIP yang semakin gencaar menyerang ke beberapa parpol, terutama kepada NasDem yang baru saja mendeklarasikan Anies Baswedan dan Partai Demokrat yang sudah lama jadi rivalnya.

 

Menurut Rocky Gerung, ada kepanikan di tubuh PDIP yang terlihat dari sikap Sekretaris Jenderalnya, Hasto Kristiyanto. Ia menilai, Hasto kini mulai bermain politik dengan menyerang personal kader lawannya.

 

"Hasto makin lama dianggap begitu brutal dalam berpolitik. Sekjen akan dikesankan sebagai seseorang yang brutal. Hasto juga ajaib, politik kok jadi soal personal," ucap Rocky, dikutip Selasa (18/10/2022).

 

Rocky melihat adanya kepanilkan dalam kubu PDIP yang membuat Hasto bersikap berlebihan. Kepanikan tersebut diduga muncul karena elektabilitas PDIP yang makin menurun. Di saat yang bersamaan, nama Anies Baswedan makin hari makin unggul didukung untuk maju dalam Pilpres 2024.

 

"Saya menduga ada survei yang datanya itu menunjukkan penurunan PDIP di beberapa wilayah yang dikuasai Demokrat," tutur Rocky.


PDIP merespons kepanikan tersebut dengan membuat segala sesuatu dipersoalkan guna memecah konsentrasi perpolitikan saat ini. Seperti diketahui, belakangan ini Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto diduga menyerang NasDem dan Demokrat.

 

Terbaru, Hasto membawa secara personal urusan politik dengan menyebutkan hubungan Emil Dardak dari Partai Demokrat yang kurang baik dengan kepala daerah PDIP di Jawa Timur. Padahal, dengan Gubernur Khofifah Indar Parawansa, kepala daerah di Jawa Timur mengaku tidak ada masalah.

 

"Jadi partai penekan akhirnya, padahal sebetulnya menunjukkan partainya sendiri sedang tertekan," kata Rocky.

 

Padahal, PDIP seharusnya membenahi internalnya. "PDIP juga banyak betul yang harus dipersoalkan, internalnya bahkan," tandasnya. (suara)


 

SANCAnews.id – Sebagai lulusan dokter gigi, Kamaruddin Simanjuntak menuding Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo, berlagak bodoh di persidangan perdana.

 

Pengacara korban Brigadir Joshua, Kamaruddin Simanjuntak, geregetan melihat istri Sambo, Putri Candrawathi, di persidangan perdananya Senin (17/10).

 

Putri Candrawathi tampak terlihat pilon atau berlagak bodoh saat ditanya majelis hakim perihal isi dakwaan yang dibacakan jaksa terkait kasus pembunuhan Brigadir Joshua.

 

“Itu pura-pura tidak mengerti,” kata Kamaruddin saat dihubungi pojoksatu.id, Selasa (18/10/2022).

 

Kamaruddin juga menilai ekspresi Putri Candrawathi di persidangan berlagak seperti orang bodoh. Padahal Putri merupakan lulusan dokter gigi.

 

Padahal, kata dia, terdakwa Putri Candrawathi mengetahui kejadian sebenarnya dibalik dugaan pelecehan seksual yang diklaim terjadi di Magelang Jawa Tengah.

 

“Dia Putri berlagak pilon (bodoh),” tandasnya.

 

Sebelumnya, Putri Candrawathi mengaku tak mengatahui sama sekali isi dakwaan yang dibacakan jaksa di persidangan di PN Jaksel.

 

Pasalnya, selesai jaksa membacakan dakwaan terhadap Putri Candrawathi, jaksa kemudian menanyakan seputaran isi dakwaan yang telah dibacakan.

 

“Saudara sudah mengerti dengan dakwaan jaksa penuntut umum tadi,” tanya majelis hakim kepada Putri di PN Jaksel, Senin (17/10/2022).

 

“Mohon maaf yang mulia saya tidak mengerti,” jawab Putri.

 

Jaksa penuntut umum kemudian membacakan kesimpulan dakwaan Putri Candrawathi. Namun ditanyakan kembali kepada terdakwa Putri Candrawathi, yang bersangkutan tetap saja tidak mengerti isi dakwaan tersebut.

 

“Bagaimana saudara Putri Candrawathi sudah mengerti,” tanya majelis hakim.

 

“Mohon maaf yang mulia saya tetap tidak mengerti,” jawab Putri.

 

Majelis hakim kemudian menyarankan terdakwa untuk konsultasi dengan tim kuasa hukumnya.

 

“Silahkan konsultasi dengan penasihat hukum saudara,” ucap majelis hakim. (pojoksatu)



SANCAnews.id – Bharada Richard Eliezer meminta pacar korban Brigadir Joshua, Vera Simanjuntak, dan ibu Joshua, Rohani Simanjuntak, dihadirkan di persidangan.

 

Keinginan Bharada Richard Eliezer ini disampaikan dalam sidang perdana yang digelar Selasa (18/10) di PN Jaksel. Pria kelahiran 14 Mei 1998 ini berharap keluarga Brigadir Joshua dihadirkan di persidangan berikutnya.

 

Bharada Eliezer melalui pengacaranya Ronny Talampessy juga meminta saksi Kuwat Maruf, Putri Candrawathi, Ferdy Sambo dan Bripka Ricky Rizal untuk dihadirkan.

 

“Kami mohon kepada yang mulia melalui jaksa penuntut umum (JPU) untuk menghadirkan saksi bernama Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Ricky Rizal Wibowo, dan Kuat Ma’ruf,” ujar kuasa hukum Bharada E, Ronny Talapessy di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (18/10/2022).

 

Permintaan tersebut disampaikan karena ingin menjunjung asas peradilan yang cepat sehingga meminta kehadiran empat tersangka tersebut sebagai saksi di persidangan.

 

“Sesuai dengan asas peradilan cepat kami mohon untuk waktunya tiga hari ke depan,” ucap Ronny.

 

Ronny juga mengaku menerima semua dakwaan yang disampaikan JPU.

 

“Kami menerima semua dakwaan. Menurut kami dakwaan sudah tepat dan jelas. Kami memutuskan tidak mengajukan eksepsi,” kata Ronny Talapessy.

 

Total ada 12 orang saksi yang diminta pengacara Bharada Richard Eliezer untuk bisa dihadirkan di persidangan untuk memberikan kesaksian kasus tewasnya Brigadir Joshua.

 

Pihak pengacara Bharada E meminta keluarga Joshua dihadirkan di sidang berikutnya, antara lain ayah Joshua yaitu Samuel Hutabarat, ibu Joshua yaitu Rohani Simanjuntak, dan pacar Brigadir Joshua yaitu Vera Maretha Simanjuntak.

 

Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santosa menyebutkan bahwa kehadiran Ferdy Sambo Cs memang dibutuhkan dalam persidangan. Namun kehadiran seluruhnya tidak dapat ditentukan dalam waktu dekat.

 

“Tapi waktunya tidak sekarang, tidak dalam waktu dekat ini. Kita periksa saksi semua dari awal,” kata Iman.

 

Menurut majelis hakim yang diketuai Wahyu Iman Santoso, sidang akan dilanjutkan Selasa pekan depan 25 Oktober 2022 dengan agenda pemeriksaan saksi. Terkait saksi dari keluarga Joshua, hakim memberikan alternatif agar dihadirkan melalui Zoom.

 

“Saksi bisa Zoom, silahkan koordinasi dengan PN Jambi. Bisa diperiksa secara Zoom di PN Jambi,” kata majelis hakim kepada JPU soal ibu dan pacar Brigadir Joshua di persidangan ini. (pojoksatu)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.