Latest Post


SANCAnews.id – Usai memulai keributan dengan petugas di pesawat Turkish Airline menuju Jakarta, seorang penumpang pria asal Indonesia, Muhammad John Jaiz Boudewijn terpaksa diamankan dengan kondisi wajah yang babak belur.

 

Berdasarkan video yang beredar, John diminta untuk tertib saat pesawat mengudara. Namun karena diduga dalam pengaruh alkohol, dia justru menyerang pramugara di kabin pesawat.

 

Alhasil, perkelahian tersebut telah menghambat keberangkatan pesawat Turkish Airlines yang seharusnya pukul 21.05 WIB, berubah menjadi pukul 22.05 WIB.

 

Situasi yang kacau itu juga memaksa pesawat untuk mendarat darurat di Bandara Kualanamu, Medan pada Selasa (11/10).

 

Belum lama ini, John diketahui berprofesi sebagai pilot di maskapai Batik air. Pihak Lion Air Group telah membenarkan klaim tersebut.

 

"Penumpang laki-laki berinisial MJ (48) adalah benar salah satu karyawan Lion Air Group," kata Corporate Communications Strategic Lion Air Group, Danang Mandala pada Rabu (12/10).

 

Lion Air Group menegaskan, John sedang tidak dalam posisi bertugas untuk kepentingan profesi dan perusahaan, dalam hal ini yang bersangkutan melakukan perjalanan untuk keperluan pribadi. (rmol)


 

SANCAnews.id – Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, memprediksi presiden Joko Widodo alias Jokowi tidak akan melakukan reshufle kabinet meskipun partai NasDem telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden.

 

Ujang menyebutkan bahwa posisi menteri dari Partai Nasdem yang saat ini berada di Kabinet Indonesia Bersatu bakal aman.

 

Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh Ujang Komarudin 

"Surya Paloh telah menyatakan komitmennya untuk mengamankan Jokowi hingga Oktober 2024. Jadi kelihatannya Presiden Jokowi tidak akan mencopot menteri-menteri dari NasDem," kata Ujang kepada Tribunnews, Selasa 11 Oktober 2022.

 

Ujang Komarudin mengatakan, komitmen Jokowi dan Nasdem adalah saling bersinergi selama lima tahun.

 

Jadi kecil kemungkinan akan ada reshuffle pasca ditetapkannya Anies Baswedan sebagai calon presiden untuk Pilpres 2024.

 

Baca juga: Kepada Kader yang Mbalelo, Nasdem: Tunjukkan Kebijakan Anies yang Hanya Berpihak ke Satu Golongan!

 

"Itukan komitmen lima tahunan antara Jokowi dan Nasdem. Jadi kecil kemungkinan Presiden Jokowi mereshufle kabinet dari NasDem," tandasnya.

 

Kalau komitmen lima tahunan, lanjut dia, berarti kecil kemungkinan Jokowi mereshuffle.

 

Menurut Ujang sebuah kerugian jika Jokowi mereshuffle menteri dari partai Nasdem.

 

Karena, kalau dilakukan, artinya Jokowi ingkar janji atas komitmen yang telah dibuat.

 

"Karena rugi juga, jika Jokowi mereshuffle menteri Nasdem artinya ingkar janji karena komitmen koalisi tersebut hingga 2024," katanya.

 

Lulusan Doktor Ilmu Politik di Universitas Indonesia ini berikan pandangannya jika Jokowi mereshuffle menteri dari Partai NasDem.

 

"Jika Tuhan mengizinkan Anies dan NasDem menang. Lalu capres dan cawapres yang didukung Jokowi kalah, lantas Jokowi minta perlindungan kepada siapa? Itukan bahaya juga, karena akan dicari-cari kesalahannya dan tidak aman," tutupnya.

 

Maka dari itu, menurut Ujang berkompromi dan membiarkan kader Nasdem tetap menjadi menteri kabinet pemerintahan Jokowi merupakan kompromi yang biasa saja dalam berpolitik.

 

Adi Prayitno: Keputusan NasDem melukai pemerintah 

Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan langkah politik Partai Nasdem cukup melukai perasaan pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo (Jokowi). Oleh karena berani mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024.

 

Menurut Adi, hal itu menjadi berbeda ketika Partai Nasdem mendeklarasikan nama lain. Oleh karenanya sindiran dari politisi PDIP terhadap Partai Nasdem pun menguat. 

 

“Ini the one and only untuk NasDem dan Anies Baswedan,” kata Adi dalam acara Adu perspektif Total Politik yang berlangsung daring, Selasa (11/10/2022) malam.

 

Menurut Adi, hubungan ke depan Jokowi dengan Partai Nasdem pasti kurang harmonis. Karena Partai Nasdem tak mampu menjaga perasaan Presiden Jokowi yang masih berkuasa.

 

“NasDem berada di koalisi pemerintah, tiba-tiba ngusung calon presiden yang mazhabnya berbeda dengan Jokowi, dengan PDIP, dengan pemerintah, plus dengan keseluruhan koalisi pemerintah saat ini,” ucapnya.

 

“Suka tidak suka, Anies ini kan adalah satu-satunya orang di luar kekuasaan politik saat ini, yang selalu dihadap-hadapkan dengan Jokowi, dengan penguasa,” lanjutnya.

 

Adi lantas mengutip perkataan Ketua DPP PDIP Said Abdullah. Ketua Banggar DPR RI ini menyebut bahwa PDIP tidak akan berkoalisi dengan siapapun yang mencemari masjid dan tempat ibadah untuk kepentingan politik kekuasaan.

 

“Kutipan Pak Said masih aktual dan cukup viral sampai sekarang,” ucapnya.

 

Menurutnya, pernyataan Said Abdullah berkaitan erat dengan deklarasi Anies Baswedan oleh Partai NasDem.

 

Meski tidak dikatakan langsung, Adi beranggapan setiap peristiwa politik bisa multitafsir.

 

“Satu teks politik seperti pernyataan Pak Hasto dan pernyataan Pak Said itu mengandung begitu banyak pesan politik yang bisa kita tafsirkan," ujarnya.

 

“Tapi muara dari ini semua omongan Pak Said, Pak Sekjen soal biru yang lepas dari Jokowi ujung-ujungnya satu, pada NasDem yang sudah mendeklarasikan Anies sebagai kandidat capres 2024, bukan yang lain. Itu clear,” kata Adi Prayitno.

 

Hasil Survei LSI 

Sementara itu, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru mengenai simulasi pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk pilpres 2024.

 

Hasilnya, pasangan Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto. Pasangan itu unggul di pemilih yang tinggal di desa.

 

Di segmen pedesaan yang angka populasi respondennya mencapai 71,2 persen, ada 31,4 persen orang yang memilih pasangan Ganjar - AH.

 

Sementara yang memilih Prabowo - Puan berada di angka 24 persen, Anies - AHY 18,8 persen. Sebaliknya, para pemilih yang tinggal di kota memiliki populasi responden sebesar 28,8 persen.

 

Mereka mayoritas lebih banyak mendukung pasangan Anies - AHY dan berada di angka 32,6 persen. Pasangan lain, Ganjar - Airlangga berada di angka 26,5 persen dan Prabowo - Puan di 23,5 persen.

 

Direktur LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menyimpulkan populasi padat menjadi penting bagi capres dan cawapres di pemilihan presiden 2024 nanti.

 

"Segmen pedesaan menjadi kantong yang harus diperebutkan karena di situ tempat majority pemilih berada saat ini," kata Adjie di konferensi pers hasil survei Pasangan Capres - Cawapres Paling Populer dan Prospeknya, Senin (10/10/2022).

 

Menurut Adjie, mengetahui pemilih dari desa dan kota juga penting karena bisa mengetahui sejauh mana penetrasi pasangan capres dan cawapres.

 

"Mengapa ini penting? Kita ingin mengukur sejauh mana penetrasi pasangan capres. Apakah merata di daerah perkotaan dan pedesaan atau hanya kuat di segmen tertentu," ujarnya

 

Sebelumnya, LSI merilis hasil survei berjudul “Pasangan Capres - Cawapres Paling Populer dan Prospeknya”.

 

Survei tersebut menghasilkan tiga pasang presiden dan wakil presiden. Di antaranya adalah pasangan Ganjar Pranowo - Airlangga Hartarto (Ganjar-AH), Prabowo Subianto – Puan Maharani (Prabowo – Puan), dan Anies Baswedan – Agus Harimurti Yudhoyono (Anies – AHY).

 

Survei nasional ini dilakukan pada 11 hingga 20 September 2022, dengan metode riset kualitatif. Survei nasional menggunakan 1200 responden di 34 Provinsi di Indonesia. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview).

 

Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar +/- 2,9 persen. Riset kualitatif dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview.

 

Peluang Tiga Kekuatan Pilpres 2024:

 

Poros I

 

Capres: Ganjar Pranowo

 

Cawapres: Airlangga Hartarto

 

Golkar:

 

85 kursi

 

Jumlah suara: 17.229.789

 

(12,31 persen)

 

PAN:

 

44 kursi

 

Jumlah suara: 9.572.623

 

(6,84 persen)

 

PPP:

 

19 kursi

 

Jumlah suara: 6.323.147

 

(4,52 persen)

 

Poros II

 

Capres: Prabowo Subianto

 

Cawapres: Puan Maharani

 

PDIP:

 

128 kursi

 

Jumlah suara: 27.503.961

 

(19,33 persen/bisa mengusung sendiri)

 

Gerindra:

 

78 kursi

 

Jumlah suara: 17.596.839

 

(12,57 persen)

 

PKB:

 

58 kursi

 

Jumlah suara: 13.570.970

 

(9,69 persen)

 

Poros III

 

Capres: Anies Baswedan

 

Cawapres: Agus Harimurti Yudhoyono/Sandiaga Uno

 

Nasdem:

 

59 kursi

 

Jumlah suara: 12.661.792

 

(9,05 persen)

 

Demokrat:

 

54 kursi

 

Jumlah suara: 10.876.057

 

(7,77 persen)

 

PKS:

 

50 kursi

 

Jumlah suara: 11.493.663

 

(8,21 persen) (wartakota)



SANCAnews.id – Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem, Effendy Choirie atau Gus Choi menanggapi adanya pelabelan 'Nasdrun' terhadap partainya usai mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).

 

Menurutnya, lumrah jika muncul pandangan positif atau negatif dalam politik.

 

"Dalam hidup ini tidak bisa cari orang baik semua, pasti ada ada orang tukang usil, iri, dengki, sirik, sombong, tukang fitnah, merasa benar sendiri, dan lain-lain. Itu memang warna dunia," ujar Gus Choi saat dihubungi, Selasa (11/10/2022).

 

Menurutnya, narasi positif ataupun negatif itu cermin dari hati dan pikiran orang atau kelompok yang bersangkutan. Sehingga, Partai Nasdem tidak mempermasalahkan adanya pelabelan Nasdrun tersebut.

 

Begitu juga sebaliknya yang negatif cermin dari hati dan pikiran. Karena itu bagi Nasdem tidak ada masalah, ngomong apapun mereka, buruk atau baik berakibat pada mereka sendiri," ujar Gus Choi.

 

"Nasdem akan terus melangkah dan berjalan, bahkan berlari sesuai dengan keyakinan dan pilihan politiknya. Setelah itu silakan rakyat yang memilih dan kita buktikan hasil Pemilu 2024," sambungnya.

 

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh memutuskan untuk mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Untuk memenangkannya, membutuhkan strategi, kerja keras, dan kesabaran.

 

"Untuk menang bagaimana? Nah ini pertanyaan jawabannya gampang, tetapi untuk merealisasikannya, nah ini diperlukan perenungan, diperlukan strategi, diperlukan kerja keras, diperlukan kesabaran," ujar Surya di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Senin (3/10/2022).

 

Usai resmi mengusung Anies sebagai capres, ia yakin Partai Nasdem akan mendapatkan pujian dan sanjungan dari sejumlah pihak. Namun, partainya juga dipastikan akan mendapatkan fitnah dan syirik.

 

"Siap-siap juga Nasdem bukan hanya mendapatkan puji sanjung, fitnah, syirik, dengki, khianat, nah itu nanti yang akan dihadapi Nasdem. Yang penting Nasdem harus bersiap menghadapi situasi seperti itu," ujar Surya. (republika)


SANCAnews.id – Pembicaraan seputar pendidikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini masih jadi perbincangan hangat. Selain ijazah S1-nya yang merupakan lulusan UGM dan heboh dibilang palsu, kali ini masa pendidikan mantan Wali Kota Solo itu juga dinilai janggal.

 

"Berdasarkan data ini Jokowi Masuk SD 1973 berarti hanya 3 thn sekolah. Masuk SMP 1976 4 thn sekolah. masuk SMA 1980 3 thn sekolah. masuk ugm 1983. Wisuda UGM 1985 di UGM hanya 2 thn jadi sarjana?? kok bisa? juniuskah?" tulis akun @von_edison di Twitter sembari menautkan link berita dari salah satu media nasional yang membahas pendidikan Jokowi.

 

Berdasar pemberitaan itu, dituliskan bahwa pendidikan Jokowi mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) berada di Solo. Kemudian, melanjutkan kuliah di Yogyakarta.

 

Saat mengenyam pendidikan dasar 1973, Jokowi bersekolah di SD Negeri 112 Tirtoyoso. Letak sekolah itu daerah Banjarsari, Solo, Jawa Tengah. Sekolah SD Jokowi dikenal untuk kalangan menengah ke bawah.

 

Setelah lulus SD, Jokowi masuk ke SMP Negeri 1 Surakarta pada tahun 1976. Letak sekolah ini di Jalan MT Haryono 4, Surakarta, Jawa Tengah.

 

Ketika lulus SMP, Jokowi sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1 Surakarta di tahun 1980. Namun, dia gagal masuk sehingga mengantarkan dirinya untuk mengenyam ilmu pendidikan di SMA Negeri 6 Surakarta.

 

Pada saat lulus dari SMA Negeri 6 Surakarta, Jokowi diterima di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).

 

Sejumlah netizen pun menanggapi cuitan dan berita tersebut. Mereka heran tak ada teman seangkatan Jokowi yang membantu Presiden untuk klarifikasi.

 

"Yg aku heran… Kog gk ada temen seangkatan nya baik SMP,SMA, UGM utk bantu beliau klarifikasi…apa sdh wafat semua?" tulis salah satu netizen.

 

"Kalo SMA 6 sepertinya ada benarnya karena beberapa thn lalu Reuni Akbar mengundang Jokowi tapi presiden Jokowi tdk dtg, tapi lihat data yg diungkap kompas ini tampak tdk masuk akal hanya teman2 sekelasnya yg bisa menjawab kebenaranya," tulis lainnya.

 

"Dengan segala keriuhan ijazah palsu ini belum muncul seorang pun teman dari Jokowi, baik di SD, SMP, SMA, dan UGM yang muncul dan bersaksi bahwa ia adalah teman sekelas atau seangkatan Jokowi. Yang ada hanya photo-photo bisu tentang reuni," kritik lainnya. (wartaekonomi)


SANCAnews.id – Inilah silsilah keluarga Baswedan yang menarik untuk diulas. Berbicara keluarga Baswedan, rasanya akan lebih afdal jika dimulai dari sosok Anies Baswedan.

 

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memang sedang santer-santernya menjadi sorotan. Jelang purnatugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta, nama Anies Baswedan sudah masuk dalam bursa calon presiden (Capres) 2024 yang diusung oleh Partai Nasional Demokrat (NasDem).

 

Sebelum menjadi Gubernur, Anies Rasyid Baswedan dikenal sebagai akademisi dan intelektual Indonesia. Ia tercatat sebagai aktivis yang menginisiasi gerakan Indonesia Mengajar.

 

Anies Rasyid Baswedan, Ph. D, lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969. Ia pernah menjadi rektor termuda di Indonesia ketika diangkat menjadi Rektor Universitas Paramadina pada tahun 2007 di usia 38 tahun.

 

Kiprahnya kian gemilang ketika ia ditunjuk untuk menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ke-26 dalam Kabinet Kerja. Sayang, masa menjabat yang diemban sejak 26 Oktober 2014 hanya bertahan sampai 27 Juli 2016.

 

Anies kemudian naik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2017. Kini, masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada Minggu, 16 Oktober 2022

 

Lepas dari itu, masih belum banyak yang tahu kalau Anies Baswedan memiliki garis keturunan yang tidak sembarangan. Berikut ini adalah ulasan mengenai silsilah keluarga Baswedan yang dilansir iNews.id, Selasa (11/10/2022).

 

Silsilah Keluarga Baswedan 

Berbicara soal silsilah, orang nomor satu di Jakarta itu lahir dan dibesarkan di keluarga terpelajar. Ia memiliki garis darah dari tokoh Islam dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kedua orang tua Anies Baswedan adalah tenaga pengajar alias dosen. 

 

Ayahnya adalah Drs. Rasyid Baswedan, S.U. yang merupakan Dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Islam Indonesia. Sedangkan ibunda dari Anies Baswedan adalah Prof. Dr. Aliyah Rasyid, M.Pd, yang merupakan Guru besar dan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Negeri Yogyakarta).

 

Anies mempunyai dua saudara kandung yang menjadi adik-adiknya, yakni Ridwan Baswedan dan Abdillah Baswedan. Karena orangtuanya adalah pendidik di Yogyakarta, mereka dibesarkan pula di salah satu Kota yang menjadi pusat kebudayaan Jawa tersebut.

 

Anies masih sepupu dengan mantan Penyidik KPK, Novel Baswedan. Keduanya mempunyai kakek yang sama yakni Abdul Rahman atau Abdurrahman (AR) Baswedan.

 

Kakek dari Anies, A.R Baswedan adalah seorang jurnalis, tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat dan serta sastrawan Indonesia.

 

A.R Baswedan pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), hingga Wakil Menteri Muda Penerangan RI kedua pada Kabinet Sjahrir.

 

A.R Baswedan disebut sebagai salah satu diplomat pertama Indonesia yang berhasil mendapatkan pengakuan de jure dan de facto pertama bagi eksistensi Republik Indonesia dari Mesir. Oleh karena itu, kakek Anies Baswedan kini dikenal sebagai salah satu tokoh pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional.

 

Akar Klan Baswedan di Indonesia 

Akar klan keluarga Baswedan di Indonesia bermula dari kakek A.R Baswedan, yakni Umar Baswedan dan kakaknya yang bernama Ali Baswedan.

 

Dikutip dari buku berjudul Abdul Rahman Baswedan : Karya dan Pengabdiannya yang ditulis oleh Suratmin tahun 1989, Umar dan Ali Baswedan dari Hadramaut atau Yaman sekitar pertengahan abad ke-19 Masehi.

 

"Sebutan Baswedan sebagai nama suku (klan) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia oleh kakeknya yang bernama Umar bin Abubakar bin Mohammad bin Abullah dan kakaknya yang bernama Ali." tulis Suratmin dalam bukunya.

 

Suratmin dalam bukunya menjelaskan, klan Baswedan dan juga orang-orang Arab lainnya datang ke Indonesia dengan tujuan ekonomi (berdagang), di samping menyiarkan agama Islam.

 

Umar Baswedan sendiri adalah pedagang yang sukses dan kaya raya sekaligus ulama yang memiliki hubungan luas. Bahkan Suratmin menyebut bahwa A.R Baswedan masih menerima banyak warisan ketika kakeknya, Umar Baswedan meninggal pada pada 14 Jumadil Awal 1329 H atau 13 Mei 1911.

 

"Di antara harta warisannya, terdapat buku-buku agama antara lain Al Quran tulisan tangan yang dibawa kakeknya dari Hadramaut. Buku-buku berusia ratusan tahun itu sekarang disimpan di perpustakaan Abdul Rahman." tulis Suratmin.

 

Umar Baswedan menikah dengan wanita kelahiran Surabaya bernama Noor binti Salim. Dari sebelah ibundanya, A.R Baswedan adalah cucu dari Abdullah Djarhum dari Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.

 

Perkawinan Umar dan Noor melahirkan 10 orang anak yaitu (1) Abdullah, (2) Abu Bakar, (3) Su'ud (Mas'ad), (4) Awad, (5) Maryam, (6) Aisah, (7) Ali, (8) Syikha, (9) perempuan yang meninggal saat bayi, dan (10) Semaya.

 

Anak Umar yang nomor 4, yakni Awad Baswedan adalah ayah dari A.R Baswedan, yang di kemudian hari menjadi kakek dari seorang Anies Baswedan.

 

Itulah sekilas tentang silsilah keluarga Baswedan. Jika diurai secara rinci, tentu akan sangat panjang dan memerlukan penelusuran lebih mendalam. (inews)

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.