Latest Post


 

SANCAnews.id – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIF) resmi dibentuk untuk mengusut tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan ratusan orang pada Sabtu (1/10/2022). TGIF itu diketuai oleh Menko Polhukam, Mahfud Md.

 

Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyayangkan tidak adanya Komnas HAM dalam TGIPF. Sebab, Komnas HAM lah yang seharusnya responsif dalam mengusut insiden tersebut.

 

"Kami dorong lembaga independen, misal Komnas HAM, didorong dong investigasi, kalau pelanggaran HAM jelas ada. Dalam konteks ini seharusnya yang responsif Komnas HAM," kata perwakilan KontraS, Rozi Brilian saat dijumpai di kantor KontraS, Kwitang, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2022).

 

Menurut Rozi, dalam insiden ini murni ada kekerasan yang dilakukan oleh aparat, salah satunya dengan penembakan gas air ke arah tribun. Tidak sampai situ, ada pelanggaran prosedur yang seharusnya bisa diintervensi oleh Komnas HAM.

 

"Karena ada kekerasan polisi, ada pembiaran, stadion ditutup. Artinya di situ pelanggaran prosedur bisa ditemukan sehingga ada pelanggaran HAM. Seharusnya hal itu diintervensi Komnas HAM," beber Rozi.

 

"Tapi di tim bentukan Mahfud tidak ada Komnas HAM, itu yang kami lihat ada persoalan dalam pengusutan kasus ini."

 

Sebelumnya, Mahfud MD mengumumkan jajaran tim gabungan independen pencari fakta atau TGIPF untuk mengusut tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang yang menyebabkan 125 orang meninggal dunia. TGIPF ini akan bekerja dalam kurun waktu 2 minggu hingga paling lama 1 bulan.

 

Mahfud mengatakan kalau dirinya sebelumnya sudah menyampaikan nama-nama anggota TGIPF kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

 

"Tim ini bekerja dalam waktu dua minggu sampai paling lama satu bulan dan hasil investigasi dari tim serta rekomendasinya disampaikan kepada presiden," kata Mahfud dalam konferensi pers, Senin (3/10/2022).

 

Mahfud menuturkan kalau hasil kerja TGIPF itu akan disampaikan Jokowi untuk penilaian-penilaian kebijakan olahraga nasional khususnya sepak bola secara menyeluruh. Selain itu, ia juga tidak memungkiri kalau TGIPF bisa mengungkap pelaku tindak pidana yang berada di balik layar.

 

Bahkan di dalam TGIPF terdapat mantan pimpinan KPK Laode M Syarif, untuk berjaga-jaga akan adanya kemungkinan permainan uang di balik laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) lalu.

 

"Kalau misalnya permainan itu karena uang dan itu menyangkut jabatan bisa saja nanti diserahkan ke KPK juga, bisa, itu nanti kita lihat saja," ucapnya.

 

Berikut merupakan daftar anggota TGIPF yang dipimpin Mahfud MD:

 

Ketua: Menko Polhukam Mahfud MD

Wakil Ketua: Menpora Zainuddin Amali

Sekretaris: Mantan Jampidum/Mantan Dep III Kemenko Polhukam Nur Rochmad

Anggota:

 

Rhenald Kasali (Akademisi/UI)

Sumaryanto (Rektor UNY)

Akmal Marhali (Pengamat Olahraga/Koordinator Save Our Soccer)

Anton Sanjoyo (Jurnalis Olahraga-Harian Kompas)

Nugroho Setiawan (Mantan pengurus PSSI dengan Lisensi FIFA)

Letjen TNI (Purn) Doni Monardo (mantan kepala BNPB)

Mayjen TNI (Purn) Suwarno (Wakil Ketum 1 KONI)

Irjen Pol (Purn) Sri Handayani (Mantan Wakapolda Kalimantan Barat)

Laode M Syarif (Eks Wakil Ketua KPK)

Kurniawan Dwi Yulianto (mantan tim nasional sepak bola). (suara)


SANCAnews.id – Kabar diciduknya seorang pengunggah video yang menggambarkan peristiwa mengerikan di pintu 13 Stadion Kanjuruhan saat terjadinya peristiwa tersebut pada Sabtu (1/10/2022) malam lalu, ternyata benar adanya.

 

Bahkan, handphone miliknya dirampas dan akun TikTok tempatnya mengunggah video tersebut dihapus.

 

Sekjen KontraS Andi Irfan membenarkan adanya pencidukan tersebut oleh polisi yang tak mengenakan seragam saat si pengunggah tersebut di tempatnya bekerja di Stasiun Malang Kota Baru.

 

"HP-nya masih dirampas sampai sekarang, lumayan iPhone 11. Akunnya (TikTok) juga dihapus. Bukan hanya videonya saja," ucapnya seperti dikutip Times Indonesia-jaringan Suara.com pada Kamis (6/10/2022).

 

Ia mengemukakan, KontraS menerima laporan dari pengunggah video tersebut yang mendatangi posko pada Rabu (5/10/2022).

 

"Mas nya upload di TikTok itu melapor langsung ke kita," ujarnya.

 

Andi menceritakan detail kronologi penangkapan tersebut. Awal mula pada Senin (3/10/2022), pemilik akun TikTok tersebut didatangi polisi di tempat lokasi kerja, tepatnya sebelum makan siang. Pengunggah video tersebut tak menyangka akan dibawa oleh polisi ke Polres Malang.

 

Namun, penangkapan tersebut tak ada unsur intimidasi apapun.

 

"Dia tidak menyangka kalau itu polisi. Dikira teman suporter biasa, terus akrab. Tidak ada intimidasi selama perjalanan menuju Polres Malang. Diajak makan, guyon, secara verbal. Tidak ada intimidasi," ungkapnya.

 

Ia menjelaskan, sang pemilik akun TikTok tersebut kemudian dimintai keterangan. Beberapa pertanyaan diajukan pihak kepolisian, seperti kebenaran upload video tersebut, lalu ditanya soal kronologi seputar uploadan video tersebut.

 

"Di Polres di proses sampai jam 19.00 malam. Dia ini kategori saksi langsung dari peristiwa di gate 13. Dia memvideokan tempat lokasi dia itu. Terus diupload, sempat ditanyakan kronologi kejadian yang ada. Dia menjawab seperti apa yang dia rasakan," bebernya.

 

Yang bersangkutan kemudia dilepaskan dan dikembalikan ke rumahnya, namun ponsel miliknya tidak dikembalikan kepolisian hingga saat ini. Pun termasuk akun TikTok-nya telah dihapus pihak kepolisian.

 

Sebelumnya diberitakn, pemilik akun @kelpinbotem dikabarkan menghilang usai mengunggah video peristiwa mengerikan di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan. Dalam unggahan video tersebut, memperlihatkan betapa mencekammnya ratusan Aremania yang terkunci di gate 13 ditengah kepungan asap.

 

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan Kelpin diamankan untuk menjadi saksi dari 29 orang yang diperiksa penyidik. 

 

"Yang merekam itu (Kelpin, red) sekarang dijadikan saksi oleh penyidik," kata Dedi di Mapolres Malang, Selasa (4/10/2022).

 

“Tidak ada, tidak ada,” ditemui awak media di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, Selasa (4/10/ 2022).

 

"Sudah dipulangkan," katanya usai mendapat penjelasan dari Kapolda Jawa Timur, Inspektur Jenderal Nico Afinta.

 

Sebelumnya, beredar kabar seorang warga Kota Malang berinisial K diculik pihak kepolisian beredar viral di media sosial. Penyebabnya, lantaran unggahan video yang merekam detik-detik Aremania terjebak di pintu stadion Kanjuruhan, Kepanjen Kabupaten Malang.

 

Melansir unggahan akun Instagram @kolektifa, disebutkan bahwa K akan diundang Mata Najwa sebagai narasumber tragedi Kanjuruhan.

 

"Tahu video yang tak share kemarin kan video Tik tok Kelpinbotem  yang nunjukin kalau pintu terkunci dari luar saat gas air mata mengepul di Tribun. Kelvin diundang Mata Najwa ke Jakarta untuk memberikan kesaksian dan harusnya berangkat siang ini tapi nahas waktu di stasiun dia diculik Intel dari oknum aparat dan akhirnya gagal berangkat. banyak saksinya orang di stasiun. mohon doanya semua agar Kelpin selamat," tulis keterangan unggahan tersebut.

 

"Fyi akun Kelvin sudah tidak dapat ditemukan tapi vt nya banyak direpost orang di TikTok. kalau nggak salah kok main culik-culikan segala sih pak,"

 

Masih dalam unggahan tersebut, Zen RS selaku jajaran redaksi Mata Najwa mengatakan bahwa pihaknya tidak mengundang yang bersangkutan.

 

"Setelah cek ke internal tidak atau belum ada komunikasi atau undangan dari tim kami kepada saudara Kelvin saya sudah cek ke berbagai desk (Mata Najwa, tim daily sampai tim investigasi) mudah-mudahan tetap dalam keadaan sehat dan baik-baik saja Amin," tulis Zen RS.

 

Masih unggahan tersebut, K disebutkan telah kembali dengan selamat dan ternyata dibawa ke Polresta Malang Kota. Hal itu berdasarkan keterangan kerabat.

 

Sementara itu, Juru bicara Daerah Operasional (Daop) 8 Surabaya PT KAI, Luqman Arif mengatakan bahwa Kelpin memang sempat dibawa pihak kepolisian. Diketahui, Kelpin merupakan pegawai di Stasiun Malang Kota Baru.

 

"Barusan dapat kabar, memang kemarin dimintai keterangan di polres dan sekitar pukul 18.00 disuruh balik," ujar Luqman dikonfirmasi awak media melalui pesan singkat. (suara)



SANCAnews.id – Pegiat Media Sosial Nicho Silalahi, menyentil keras Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi alias Kak Seto yang hingga kini tak pernah berbicara sepatah katapun soal tragedi Kanjuruhan yang menewaskan puluhan anak di bawah umur dari total 131 korban jiwa.

 

Padahal sebelumnya Kak Seto getol dan berdiri paling depan membela anak-anak tersangka pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) Ferdy Sambo. Dalam kasus ini Kak Seto berjuang mati-matian hingga dihujat habis-habisan. Namun dalam tragedi Kanjuruhan, dia sama sekali tak pernah menampakan batang hidungnya di depan media.

 

Selain Kak Seto, Nicho Silalahi juga geram terhadap sikap  Komnas Perlindungan Anak yang juga tak pernah berbicara apapun terkait tragedi yang ikut merenggut puluhan jiwa anak-anak belia itu.

 

"Kenapa Komnas Perlindungan Anak diam atas tragedi pembantaian ratusan orang termasuk anak?2; di Kanjuruhan? Kemana Kak Seto dan Aris Merdeka Sirait dan Apa Statemen Mereka Atas Banyaknya Anak?2; Yang Dibantai Di Kanjuruhan?” kata ," ujar Nicho Silalahi dikutip dari unggahan twitternya, @Nicho_Silalahi dikutip Populis.id Jumat (7/10/2022).

 

Sekedar informasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Jawa Timur mencatat sebanyak 33 anak di bawah umur yang menjadi korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu, mayoritas korban berstatus pelajar.

 

Data Dinkes Malang juga diamini oleh Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar. Dia mengatakan dari total anak-anak yang meninggal itu  8 diantaranya berjenis kelamin perempuan dan 25 lainnya adalah anak laki-laki.

 

“Kami masih terus melengkapi datanya,” kata Nahar kepada wartawan dikutip Selasa (1/10/2022).

 

Sebagaimana diketahui, tragedi Kanjuruhan bermula ketika Aremania, julukan untuk pendukung Arema FC mencoba menginvasi lapangan usia  Singo Edan ditekuk tim tamu Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Kedatangan Aremania yang untuk menyemangati tim kesayangannya usai kekalahan tersebut justru dihalau aparat keamanan.

 

Mereka lantas terlibat saling kejar-kejaran di tengah lapangan yang berbuntut pada tembakan gas air mata. Melihat itu, beberapa Aremania lainnya ikut turun ke lapangan dengan tujuan membantu temannya, namun polisi kembali melepaskan  tembakan gas air mata yang bahkan beberapa kali diarahkan ke penonton tribun yang membuat seisi stadion panik dan berhamburan keluar, mereka berebut pintu keluar hingga berdesak-desakan.

 

Dari hasil investigasi Komnas HAM,  tembakan gas air mata itu disinyalir menjadi penyebab utama tewasnya ratusan korban tersebut, itu terkonfirmasi dari kondisi jenazah yang mengeluarkan busa di mulut, mata memerah hingga wajah yang membiru. Mereka diduga tewas karena kekurangan oksigen akibat kepulan asap gas air mata yang bikin sesak nafas dan perih di mata. *



SANCAnews.id – Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Demokrat Santoso ikut menanggapi sikap Presiden Jokowi yang tidak berjabat tangan atau bersalaman dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam acara HUT ke-77 TNI .

 

Santoso mengatakan kemungkinan Presiden Jokowi lupa bersalaman dengan Kapolri. Kemungkinan lain adalah Jokowi sudah kurang tertarik dengan Kapolri.

 

"Jika terjadi dimana Pak Jokowi memang sudah kurang interest kepada Kapolri, maka siap-siap saja Polri akan makin all out mendukung Pak Jokowi agar kepercayaan kepada Polri kembali menguat," ujar dia kepada tvOnenews, Jumat (7/10/2022).

 

Ia khawatir jika hal tersebut terjadi, maka bisa menimbulkan tindakan keras atau hard power yang dilakukan Polri kepada masyarakat.

 

Adapun tujuannya untuk memikat perhatian hingga mendapat dukungan Jokowi. Menurut Santoso, ketika Jokowi sudah hilang rasa hormat kepada Kapolri, kemungkinan bisa timbul adanya pergantian kursi jabatan tersebut.

 

"Bisa juga kalo memang Pak Jokowi sudah kurang respect kepada Kapolri, maka akan dilakukan pergantian Kapolri atau akan mengurangi peran Polri seperti yang dilakukan di masa lalu oleh Pak Jokowi," kata dia.

 

Dalam video yang beredar di media sosial, Presiden Jokowi terlihat melewati Kapolri dan tidak menyalaminya dalam acara peringatan HUT ke-77 TNI di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2022). 

 

Jokowi mulanya menyalami Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Kemudian, Jokowi tidak mengulurkan tangan untuk menyalami Kapolri Listyo yang berdiri di sebelah Andika.

 

Setelah itu, Jokowi lanjut bersalaman dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Fadjar Prasetyo, dan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono. (tvone)



SANCAnews.id – Pengamat politik Rocky Gerung meyakini Gubernur DKI Anies Baswedan, yang telah resmi dideklarasikan menjadi capres NasDem pada 2024, bakal terus mengalami gangguan yang disengaja untuk menghambat pencapresan pada Pilpres 2024. Namun para pengganggu harus siap gigit jari karena serangan yang dilancarkan sama saja dengan memberi panggung politik gratis bagi Anies.

 

Salah satu gangguan Anies paling kentara  terlihat dari penyelidikan Formula E oleh KPK. Dengan satir Rocky menganggap gangguan yang dialami Anies buntut dari kekonyolan konstitusi kita yang memberlakukan syarat ambang batas mengusung pasangan calon presiden-wakil presiden.

 

“Kalau hanya possibility kan pasti Anies diganggu terus, justru gangguan itu dapat menjadi panggung bagi Anies. Jadi ada panggung gratis yang disediakan oleh kekonyolan konstitusi ini. Kalau kayak begitu, saya ingin dia (Anies) dipanggil oleh KPK terus, agar dia ceramah di situ,” seloroh Rocky dalam diskusi yang digelar Inilah.com, di Petra Restaurant, Mahakam, Bulungan, Jaksel, Rabu, (5/10/2022).

 

Rocky mengaku tidak menyoalkan Anies menjadi capres. Sebab terdapat persoalan genting yang menurutnya lebih penting untuk diperjuangkan yakni, syarat ambang batas 0 persen.

 

“Yang saya peduli syarat fundamental 0 persen. Kalo Anies menang karena enggak bertanding di 20 persen kenapa koalisi? Kenapa terpaksa lewat NasDem? Bagi seorang aktivis, soalnya bukan di art of possible, tapi the art of taking impossible,” sambungnya.

 

Terkait usaha KPK untuk menjegal Anies, Rocky menyebut bahwa kemungkinan seperti itu akan tetap ada, namun yang harus dilihat adalah bahwa kepemimpinan yang kontras saat, terwakili oleh sosok Anies, bukan figur lain.

 

“Saya balik lagi adanya kontras kepemimpinan karena itu memilih Anies. Kalau pilih Ganjar, Ganjar cuma penerus Jokowi. Dia akan menyelesaikan proker (program kerja) Jokowi,” jelasnya. *

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.