Latest Post


SANCAnews.id – Mentalitas Hakim Agung yang sudi menerima uang haram yang disodorkan kepadanya membuat banyak pihak yang kecewa.

 

Salah satu pihak yang turut kecewa itu disampaikan oleh Wakil Khatib Syuriah PWNU Jakarta, Kiai Muzakki Cholis atas ditetapkannya Hakim Agung Sudrajad Dimyati (SD) sebagai tersangka penerima suap terkait penanganan perkara di Mahkamah Agung (MA).

 

Kiai Muzakki mengatakan, kepercayaan masyarakat mulai luntur terhadap penegakkan hukum di negeri ini. Pasalnya, sudah beberapa kasus korupsi dan penyelewengan jabatan dilakukan oleh penegak hukum.

 

Seperti kasus Ferdy Sambo di Kepolisian, Jaksa Pinangki, dan kini Hakim Agung Sudrajad Dimyati yang ikut terseret skandal korupsi.

 

"Setelah polisi terseret kasus Ferdy Sambo, kejaksaan terseret kasus Pinangki dan sekarang puncaknya mahkamah agung sebuah lembaga tinggi negara, penegak hukum, taruhan terakhir peradilan seluruh negeri, sekarang oknumnya malah tertangkap OTT KPK, ini memalukan!” ujarnya kepada wartawan, Minggu (25/9).

 

“Al-Hakim itu sifat Allah, mestinya hakim itu wakil Tuhan di muka bumi, wakil Tuhan itu harus bener dan merasa dekat dengan Tuhan, wakil Tuhan kok nyolong,” sambungnya.

 

Kiai Muzakki menilai, tidak mudah bagi seseorang untuk menolak pemberian uang, apalagi uang tersebut jumlahnya hingga miliaran rupiah, namun ada kaidah etik dan moral yang menjaga agar para penegak hukum tetap setia terhadap keadilan dan kebenaran.

 

Muzakki berpendapat, bahwa penangkapan Hakim Agung Sudrajad dan para penegak hukum adalah bukti bahwa mafia dan kartel oligarki sudah sedemikian kuat mencengkram dunia peradilan di Indonesia sehingga mereka bisa bebas bertindak semau-maunya.

 

"Ini membuktikan bahwa mafia dan kartel oligarki semakin kuat. Jika mafia semakin kuat maka aksi rasuah atau korupsi semakin kencang," kata Muzakki.

 

Di sisi lain, tokoh ulama NU ini merasa sedih ketika mengetahui adanya campur tangan mafia di ranah penegakkan hukum. Baginya, sebaik dan sesempurna apapun sistem dan hukum yang dirancang, hal itu akan menjadi sia-sia jika mental para penegak hukum bisa dijebol oleh uang para mafia.

 

"Sebaik apapun sistem hukum di Indonesia tetapi ketika mental para pengusaha dan penegak hukum rusak maka hukum akan rusak," tuturnya.

 

Kasus yang menjerat Hakim Agung Sudrajad dianggap Muzakki sebagai simbol kebobrokan hukum di Indonesia. Bahkan, Muzakki menyatakan kredibilitas MA mulai hancur dan takkan dipercaya oleh masyarakat jika oknum-oknum yang diserahi amanat justru malah mengabaikan tanggungjawab moralnya.

 

"Mahkamah Agung benar-benar jadi mahkamah ancur, saya berharap ketua Mahkamah Agung ikut diganti, tak becus mengawasi anak buah dan juga pesan saya untuk panitia penyeleksi hakim jangan memilih orang-orang yang bermental miskin," pungkasnya. (rmol)



SANCAnews.id – Terungkap sosok perempuan 'Si Cantik' yang tiba-tiba muncul di media sosial dan membela tersangka pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo. Si Cantik juga mengungkap hubungan pernikhaan Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi.

 

Bahkan, Si Cantik menolak jika Ferdy Sambo dihukum mati karena kasus pembunuhan Brigadir  Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Hingga kini, motif pembunuhan ajudannya tersebut juga belu terungkap secara terang benderang.

 

Motif yang kini tersebar masihlah berupa spekulasi-spekulasi yang membingungkan, seperti pengakuan Putri Candrawathi yang merasa dilecehkan Brigadir J.

 

Selain itu, spekulasi soal dugaan perselingkuhan Ferdy Sambo dan Si Cantik juga ramai dibincangkan, bahkan dari beberapa sumber dikatakan jika beberapa pihak Polri pun mengetahui pernikahan antara mantan Kadiv Propam Polri dengan Si Cantik itu.

 

Pernikahan diam-diam itulah yang diduga menjadi penyebab Putri Candrawathi menangis di Magelang. Di samping kesimpang siuran ini, tiba-tiba ada seorang wanita cantik yang membela Ferdy Sambo di media sosial.

 

Kini, video wanita otu viral di TikTok dengan menjelaskan hubungan antara Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. Bahkan, menurut wanita cantik ini, apa yang dilakukan Ferdy Sambo untuk membunuh Brigadir J adalah hal yang wajar.

 

Menurutnya, seorang lelaki akan merasa marah besar jika mengetahui orang yang dicintainya dilecehkan.

 

"Saya pun kalau melihat sesuatu tidak enak kepada pasangan saya, mungkin saya akan melakukan hal yang saya gak tahu, mungkin di luar akal sehat juga," ucap perempuan itu, dikutip bandung.suara.com, Sabtu (24/9/2022).

 

Ia juga dengan tegas menolak hukuman mati bagi mantan Kepala Divisi Propam Polri itu.

 

"Saya menolak keras vonis Pak Sambo hukuman mati. Karena apa yang lain-lain pun tidak semua dihukum mati," ucapnya.

 

Di samping itu, wanita cantik ini juga mengucapkan bela sungkawanya atas kematian Brigadir J.

 

"Kita turut berduka cita memang atas meninggalnya Brigadir J," ucapnya.

 

Namun, ia uga merasa prihatin dengan penderitaan yang dialami Ferdy Sambo.

 

"Tapi asal kalian tahu, penderitaan yang diberikan selama hidup dalam waktu yang panjang itu pun sangat menyakitkan, seperti apa yang akan dijalankan Pak Sambo," kata dia. (suara)


SANCAnews.id – Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengungkap fakta mengejutkan terkait penyelesaian kasus ini. Kamaruddin mengatakan jika dirinya sempat mendapatkan tawaran beberapa hal dari pihak Ferdy Sambo.

 

Pihak Ferdy Sambo secara terang-terangan mendekati Kamaruddin Simanjuntak untuk menjalankan rencana tersangka kasus pembunuhan Brigadir J itu. Namun, Kamaruddin menolak mentah-mentah tawaran itu. Sebab menurutnya tidak sesuai prinsip hidupnya.

 

Dirinya berprinsip untuk mengungkap kasus pembunuhan Brigadir J dan berpihak pada keluarga korban seutuhnya. Ia ingin kasus ini terbuka hingga terang benderang.

 

Kamaruddin juga tak takut dengan berbagai macam ancaman. Sebab, dia sudah mendapatkan berbagai macam teror hingga istrinya yang dibakar.

 

Kamaruddin memang memiliki prinsip untuk mengungkap keadilan. Dia juga tak lelah dan optimis untuk melawan piciknya pihak Ferdy Sambo. Dia sempat mengindikasi ada aksi suap menyuap dari pihak Ferdy Sambo.

 

Melalui YouTube Refly Harun, dikutip Sabtu (24/9/2022), Kamaruddin mnegungkapkan pihak yang mendekatinya itu.

 

“Seperti saya katakan dari dulu, saya menyuap tidak mau, disuap pun tidak mau. Itu sudah menjadi prinsip hidup saya dalam membuka kantor pengacara,” kata dia.

 

Menurutnya, pilihan itu jauh dari nilai-nilai kebaikan dan aturan agama yang dia pegang secara teguh. Menurutnya, Ferdy Sambo juga telah merencanakan pembunuhan ini dengan cukup matang. Dia yakin akan hal itu.

 

“Ada proses perpindahan dari rumah Saguling ke rumah dinas, dan kenapa direncanakan di rumah dinas? Supaya ini menjadi beban negara kan begitu, karena kalau dilaksanakan di rumah pribadi Ferdy Sambo, tentu rumahnya akan di police line,” ujar Kamaruddin.

 

Menurutnya, Ferdy Sambo di tahap ini merupakan sosok yang cerdas karena tersangka itu ingin rumahnya bersih dari lokasi kejadian pembunuhan dan rumahnya yang di Saguling tak terkena imbas.

 

“Jadi ini sudah terencana, andaikan tak terencana maka kejadiannya itu di rumah Saguling. Begitu datang dari Magelang, maka langsung akan dieksekusi di rumah Saguling kan begitu. Tapi karena dia sadar merencanakan kejahatan itu, setelah sampai di rumah Saguling dibawa dulu ke rumah dinas supaya semua beban itu dibebankan ke negara,” kata dia. (suara)


SANCAnews.id – Polwan Brigadir IR ternyata bukan saja hajar Riri Aprilia Kartin, tapi juga membuat Ketua RW setempat meninggal dunia di tempat.

 

Sosok Brigadir IR viral di media sosial karena menganiaya, menyekap dan menyiksa Riri Aprilia Kartin.

 

Penganiayaan terhadap Riri Aprilia Kartin itu bukan saja dilakukan Brigadir IR seorang. Melainkan juga bersama ibunya, yang sekaligus ibu pacarnya, berinisial YUL.

 

Saat peristiwa itu terjadi, sejumlah orang langsung mendatangi lokasi kejadian. Termasuk salah satunya adalah Ketua RW setempat yang bermaksud melerai.

 

Akan tetapi, upaya itu gagal dilakukan karena Brigadir IR malah memanggil rekannya sesama anggota Polri dari BNNP Riau.

 

Ketua RW meninggal dunia di tempat gegara polwan Brigadir IR itu diungkap Riri Aprilia Kartin melalui akun Instagram pribadinya.

 

Korban meninggal dunia usai mengalami serangan jantung karena dibentak dan diteriaki polwan Brigadir IR yang anggota Polda Riau itu. Hal itu didapat Riri melalui pesan singkat dengan pemilik kontrakan yang ia tinggali.

 

Tangkapan layar pesan singkat itu lantas diunggah Riri melalui InstaStory dilihat pojoksatu.id, Minggu 25 September 2022.

 

“Ri…Pak RW itu meninggal dunia,” demikian bunyi pesan singkat dari kontak bernama ‘Bu Delima Kontrakan’ itu.

 

Disebutkan bahwa kejadian ini juga membuat keluarga Pak RW tak terima dengan perlakuan Brigadir IR. Terutama anak-anaknya yang merupakan anggota TNI.

 

“Kayaknya ini jadi panjang, Ri. Anak-anaknya Pak RW yang (anggota) TNI tidak terima bapaknya digituin polwan itu,” sambung percakapan tersebut.

 

Brigadir IR Bentak-bentak Ketua RW 

Sebelumnya, Riri menceritakan bahwa Brigadir IR dan ibunya datang ke kontrakannya dengan berteriak-teriak. Sehingga, suasana pun menjadi heboh dan jadi keributan.

 

Saat terdengar ribut-ribut itu, Riri langsung masuk ke kamar dan diminta oleh R, pacarnya atau adik sang polwan, mengunci pintu kamar kosnya.

 

“Setelah saya masuk ke kamar, pacar saya membukakan pintu (depan) supaya keluarganya masuk. Karena sudah heboh di luar,” beber Riri.

 

Namun begitu pintu rumah dibuka, polwan IR dan ibunya langsung mencari Riri sampai ke kamar.

 

“Pintu kamar saya didobrak, tetapi sempat dihalangi oleh pacar saya,” ujar Riri.

 

Saat pintu kamar kos Riri terbuka, IR dan ibunya langsung menghajarnya. Riri mengaku dijambak, ditampar, dipukul, dicubit, dan dicaci maki.

 

“Pacar saya berusaha melerai. Namun, ibunya terus menjambak saya. Saya dikunci, disekap dalam kamar. Mereka terus memukul saya,” beber Riri.

 

Saat itulah ketua RW datang bermaksud untuk melerai. Tapi malah dibentak-bentak oleh si polwan sadis.

 

Riri juga menyebut ketika berada di lokasi, Brigadir IR menelepon rekan kerjanya di BNNP Riau yang juga anggota Polri.

 

“Si polwan sempat menelepon tim kerjanya dari BNN bilang dia dikeroyok preman,” ungkap Riri.

 

Setelah rekan kerja polwan itu tiba, terjadilah keributan besar dan oknum petugas BNNP Riau tersebut menanyakan kenapa IR dikeroyok.

 

“Kemudian ditunjuknya pacar saya (R),” beber Riri.

 

Rekan Brigadir IR yang juga anggota Polri itu kemudian langsung memborgol R.

 

“Pacar saya diborgol. Saat itu saya kembali dipukuli di kamar sama IR dan ibunya,” beber Riri Aprilia Kartin. (*)



SANCAnews.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap melayangkan kata 'demokrasi' kepada awak media sebagai sinyal kepada masyarakat bebas berpendapat.

 

Hal ini turut disoroti akademisi Cross Culture, Ali Syarief dalam cuitan akun Twitter pribadinya hingga menandai akun sang Presiden.

 

"Atas nama demokrasi, "dipersilahkan untuk menyampaikan pendapat sebebas-bebasnya, asal santun", kira2 itu kata @jokowi," tulis Ali Syarief, Minggu (25/9).

 

Sebaliknya, menurut Ali Syarief, pemerintah terkesan bungkam dan tidak mau mendengar aspirasi rakyat. Teriakkan itu seolah-olah hanya angin lalu.

 

"Seperti demo yg berjilid-jilid-sedang massive dimana-mana, adalah penghianatan terhadap demokrasi," pungkasnya.

 

Seperti diketahui, mahasiswa konsisten menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sejak berlaku pada 3 September lalu.

 

Kendati demikian, belum ada respon dari pemerintah sejauh ini. Massa aksi yang sampai di DPRD hanya menerima janji manis.

 

"Aspirasinya kami terima, nanti kami teruskan ke pusat dan segera melakukan Rapat Dengar Pendapat," begitu kira-kira jawaban serentak dari anggota Dewan yang silih berganti menemui massa aksi.

 

Tanggapan pemerintah terhadap jeritan mahasiswa dan ormas, seakan-akan tidak takut tragedi 98 terjadi kembali. (populis)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.