Saat Demo BBM, 6 Orang Ditangkap di Jakarta Pusat
SANCAnews.id – Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komaruddin
mengatakan, sejauh ini sudah ada 6 orang massa aksi yang ditangkap dalam
demonstrasi penolakan kenaikan BBM.
Komaruddin mengatakan, 6 orang
tersebut adalah anggota Gerakan Pemuda Islam (GPI). Ia mengatakan bahwa 6 orang
tersebut sudah ditangkap pada aksi yang dilakukan pada Senin (5/9) lalu saat
melakukan demonstrasi penolakan kenaikan BBM di Patung Kuda.
“Kalau gak salah dari elemen
GPI,” ujarnya kepada wartawan di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (8/9).
Ia menambahkan, alasan
penangkapan adalah karena tindakan orang-orang tersebut dianggap sudah di luar
batas.
“Yang kami nilai itu sudah
membahayakan dan mengganggu ketertiban umum,” katanya.
Hingga saat ini, menurut
Komaruddin, 6 orang tersebut masih ditahan dan menjalani pemeriksaan intensif
di Polda Metro Jaya.
“Saat ini sedang menjalani
pemeriksaan di Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya,” pungkasnya.
Namun begitu, diketahui bahwa
penangkapan massa aksi demo penolakan kenaikan BBM tersebut hanya terjadi pada
Senin (5/9). Di hari-hari berikutnya, termasuk demonstrasi yang dilangsungkan
hari ini tidak ada massa aksi yang ditangkap.
Sebelumnya, pemerintah resmi
mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi dan subsidi, meliputi Pertalite, solar, dan
Pertamax pada, Sabtu (3/9) dan mulai berlaku pukul 14.30 WIB.
Kenaikan harga BBM tersebut
diumumkan oleh Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam
konferensi persnya disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube, Sekretariat
Presiden pada Sabtu (3/9).
Arifin menyebut, harga Pertalite
berubah menjadi Rp 10.000 dari sebelumnya Rp 7.650 sementara untuk Solar
menjadi Rp 6.800 dari sebelumnya Rp 5150. Sedangkan Pertamax dari Rp 12.500
menjadi Rp 14.500 per liter.
“Hari ini tanggal 3 September 2022 pukul 13.30 pemerintah memutuskan untuk menyesuaikan harga BBM subsidi antara lain, Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, kemudian Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter,” pungkasnya. (jawapos)