Latest Post


SANCAnews.id – Kejaksaan Agung (Kejagung) menyatakan berkas tersangka tersangka Putri Candrawathi dalam perkara kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J belum lengkap. Berkas akan dikembalikan ke penyidik Direktorat Reserse Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri.

 

Berkas perkara atas tersangka Putri baru masuk ke Kejagung pada Senin (29/8/2022). Kemudian setelah diteliti berkas dikatakan belum lengkap dan akan dikembalikan pada hari ini, Kamis (8/9/2022).

 

"Hari ini akan dikembalikan ke penyidik Tipidum Bareskrim Polri," ujar Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana saat dihubungi MNC Portal, Kamis (8/9/2022).

Sebelumnya, empat berkas perkara atas tersangka Ferdy Sambo, Bharada Richard Eliezer atau E, Brigadir Ricky Rizal atau RR, dan Kuat Ma'ruf juga dikembalikan karena masih belum lengkap. Berkas dikembalikan ke Bareskrim Polri untuk dilengkapi.

 

Jampidum Kejaksaan Agung, Fadil Zumhana menyebut pihaknya akan segera mengembalikan berkas perkara keempat tersangka ke Bareskrim Polri untuk dilengkapi berdasar petunjuk yang telah diberikan oleh Jaksa Peneliti.

 

"Kami dalam proses pengembalian berkas perkara kepada penyidik karena masih ada yang harus diperjelas oleh penyidik tentang anatomi kasusnya, tentang kesesuaian alat bukti," ujar Fadil, Senin (29/8/2022).

 

Fadil menjelaskan bahwa berkas perkara para tersangka ini menjadi tanggung jawab jaksa untuk selanjutnya dibawa ke pengadilan sehingga harus dipastikan kelengkapan.

 

"Sehingga jaksa itu ketika membawa ke persidangan betul-betul berkas itu memenuhi syarat formil dan materil dan bisa dibuktikan," katanya.

 

Dalam kasus pembunuhan Brigadir J, Tim Khusus (Timsus) bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo total telah menetapkan lima orang tersangka. Kelimanya yakni Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi, Bharada E atau Richard Eliezer, Brigadir Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.

 

Bharada E dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan Juncto Pasal 55 KUHP dan 56 KUHP. Sementara, Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Brigadir RR, dan KM dijerat dengan Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana Subsider Pasal 338 Juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP.

 

Keempatnya mendapat ancaman hukuman lebih tinggi dari Bharada E, yakni hukuman maksimal 20 tahun penjara atau pidana mati. (sindonews)


SANCAnews.id – Kasus pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat yang menyeret Ferdy Sambo dan Putri Candrawahti sebagai tersangka sampai saat ini terus menjadi sorotan. Salah satunya yang menyoroti kasus ini adalah pegiat media sosial Jhon Sitorus.

 

Kali ini, ia menyoroti dugaan Ferdy Sambo dan anak buahnya ‘nobar’ CCTV pembunuhan Brigadir J.

 

Jhon Sitorus menilai Ferdy Sambo dan anak buahnya terlampau sadis dan menjadikan video CCTV pembunuhan Brigadir J  sebagai hiburan. Menurutnya, perbuatan seperti itu tidak bisa dimaklumi.

 

Diketahui sebelumnya, rekaman CCTV pembunuhan Brigadir J memang sudah dirusak kaki tangan Ferdy Sambo. Akan tetapi, sebelum dirusak dan dihilangkan, mantan Kadiv Propam serta anak buahnya sempat menonton bareng video peristiwa berdarah itu.

 

Ferdy Sambo setidaknya mengancam empat perwira yang bersama menonton video CCTV pembunuhan Brigadir J. Empat  perwira polisi ini antara lain Kompol Chuck Putranto, Kompol Baiquni Wibowo, AKBP Ridwan Soplanit, dan AKBP Arif Rahman.

 

Adapun, sebanyak tiga perwira polisi ini sudah ditetapkan tersangka menghalangi penyidikan kasus Brigadir Joshua. Sementara AKBP Ridwan tidak ditetapkan tersangka.

 

Acara nonton bareng CCTV pembunuhan Brigadir J itudisebut terjadi pada Selasa (12/7/2022) pukul 02.00 WIB

 

AKBP Arif Rafman sempat mengulang pernyataan ancaman Ferdy Sambo kepadanya dan perwira lain. Pernyataan itu ia sampaikan dalam sidang etik Ferdy Sambo yang digelar di Gedung Transnational Crime Center Mabes Polri beberapa waktu lalu.

 

“Kalau bocor, berarti kalian berempat yang bocorin,” ancam Ferdy Sambo yang saat itu masih Kadiv Propam Polri.

 

Lantas pegiat media sosial Jhon Sitorus menuding bahwa adegan CCTV pembunuhan Brigadir J malah jadi hiburana bagi Ferdy Sambo dan anak buahnya.

 

“Sadis bener...cctv adegan penembakan Brigadir J ternyata jadi HIBURAN bagi Sambo dkk,” kata Jhon Sitorus di akun twitternya @Miduk17, dikutip pada Selasa (6/9/2022).

 

Menurutnya, hanya orang-orang yang terbiasa melakukan perbuatan sadis yang bisa menjadikan video pembunuhan sadis sebagai hiburan. Jhon mengatakan bahwa manusia normal mustahil melakukan hal seperti Ferdy Sambo dan anak buahnya.

 

“Hanya manusia yang "MAHIR MEMBUNUH" berani menjadikan rekaman pembunuhan sebagai tontonan,” tuturnya.

 

Jhon Sitorus lalu menegaskan bahwa hukuman mati adalah yang terbaik untuk Ferdy Sambo. Hal itu atas perbuatan sadis yang ia lakukan.

 

“Semakin meyakinkan jika hukuman MATI adl hukuman terbaik,” pungkas pegiat media sosial itu. (poskota)


SANCAnews.id – Pegiat hak asasi manusia (HAM) Haris Azhar menanggapi laporan Komnas HAM soal kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Haris menilai seharusnya ada soal penyiksaan dalam laporan Komnas HAM itu

 

“Tapi saya ada catatan juga soal laporannya Komnas HAM, menurut saya ada penyiksaan.

 

Proses menuju peluru itu menyentuh tubuhnya Joshua itu ada intimidasi, ada pemaksaan itu torture pak dan itu sistematik dengan dalih bahwa ini Pasal 340 menuju pembunuhannya peristiwanya itu ada penyiksaan di sana, saya berani berdebat secara HAM dengan siapa pun," kata Haris Azhar dalam acara Catatan Demokrasi tvOne pada Selasa malam, 6 September 2022.

 

Haris menyebut, dalam terminologi HAM penyiksaan itu tidak bergantung pada hasil dokter forensik saja, penyiksaan juga tidak harus fisik.

 

"Penyiksaan itu tidak perlu harus fisik. Kita ini dulu udah puluhan kali advokasi penyiksaan. Maksud saya penyiksaan itu enggak harus fisik psikologi itu masuk,” ucap Haris.

 

Ia pun menyebutkan contoh-contoh penyiksaan yang tidak memakai kekerasan seperti penculikan dan hilangnya aktivis.

 

“Di rezim-rezim yang bengis gitu ya orang enggak diapa-apain, misalnya korban penculikan dan penghilangan aktivis tuh kalau kita baca kesaksiannya, mereka ditaruh di satu ruangan dipasangi lagu dangdut itu melulu diputerin itu kan kayak cuci otak. Nah itu masuk penyiksaan, torture," lanjutnya.

 

Kemudian Haris membaca laporan dari Komnas HAM dan merasa kecewa, karena dari laporan dari Komnas HAM tidak ada yang menyebutkan jika Brigadir J mendapat penyiksaan.

 

"Jadi saya kecewa betul waktu baca laporannya Komnas HAM ini lembaga negara kok enggak ngomong penyiksaan. Itu mestinya nongol di situ muncul," kata pengacara tersebut. (suara)


SANCAnews.id – Ada sederet hal terjadi pada Selasa (6/9/2022) hari ini. Mulai dari aksi unjuk rasa besar-besaran untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), serta hari pertambahan usia Ketua DPR RI Puan Maharani.

 

Tentu saja peristiwa yang secara kebetulan terjadi di hari yang sama ini mencuri perhatian publik. Apalagi karena Puan menjadi salah satu pejabat publik yang paling banyak dicari di tengah kemelut kenaikan harga ini.

 

Seperti diketahui, massa peserta demonstrasi gagal menemui Puan karena yang bersangkutan memimpin Rapat Paripurna di dalam Gedung Parlemen. Padahal di saat yang bersamaan massa juga telah menggeruduk gedung tersebut.

 

Namun siapa yang mengira jika Puan dan sejumlah anggota DPR malah sibuk merayakan ulang tahun di dalam gedung? Pasalnya tiba-tiba saja terputar lagu "Selamat Ulang Tahun" milik Jamrud di tengah pelaksanaan rapat paripurna.

 

Hal ini seperti yang terlihat di potongan video unggahan akun Instagram @ndorobei.official. Video ini sendiri diambil dari tayangan oleh TV Parlemen.

 

"Semoga panjang umur dan sukses selalu yaa," kata @ndorobei.official, seperti dikutip Suara.com, Selasa (6/9/2022).

 

Tampak di video sosok Puan yang duduk di kursi pimpinan anggota dewan. Di saat bersamaan, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang mengucapkan selamat ulang tahun melalui pengeras suara.

 

"Kami peserta sidang dan undangan mengucapkan selamat ulang tahun untuk Ketua DPR, Ibu Doktor Honoris Causa Puan Maharani," ucap wanita di pengeras suara tersebut, yang sudah mulai diikuti dengan tepuk tangan dari para hadirin.

 

"Semoga panjang umur, sehat dan sukses selalu, serta dalam lindungan Allah SWT. Aamiin ya robbal alamin," sambungnya. "Mari kita nyanyikan bersama, lagu Selamat Ulang Tahun untuk Ketua DPR."

 

Tampak Puan dan para hadirin berdiri sambil bertepuk tangan usai mendengar aba-aba tersebut. Suasana semakin semarak setelah terdengar lagu Selamat Ulang Tahun milik Jamrud di penjuru ruangan tersebut.

 

Reaksi Puan jelas menjadi sorotan utama publik. Tampak putri Megawati Soekarnoputri itu tersipu malu karena mendapat kejutan berupa ucapan dan nyanyian selamat ulang tahun dari rekan-rekan kerjanya.

 

Ia juga terlihat tersenyum kecil dan mengatupkan tangan di depan wajah, mengucapkan terima kasih atas ucapan dan doa yang diterimanya di hari pertambahan usianya tersebut.

 

Sementara ekspresi para hadirin begitu beragam. Ada yang tersenyum lebar seperti Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar dan Krisdayanti, meski ada pula yang hanya bertepuk tangan biasa seolah formalitas belaka.

 

Warganet jelas langsung meramaikan postingan ini dengan beragam komentar, walau nyinyiranlah yang mendominasi. Namun tak sedikit pula yang mengecam karena menganggap para wakil rakyat tak berani menemui massa yang berunjuk rasa.

 

"Astagaaaahhh penting banget emang..." komentar warganet.

 

"Ibu yang baik, penyang keluarga, setia, royal dan baik hati. Semoga sehat selalu buat ibu saya sendiri," seloroh warganet yang plot twist abis.

 

"Diluar tu yang demo... Gimana??? Ayo pasang badan, temuin, katanya wakil rakyat, rakyat yang mana??? Jangan baliho aja dipasang gede dipinggir jalan. Pas mau dipilih," kritik warganet.

 

"Manusia gak tau malu... Kenapa gak pada mewek lagi?" kecam yang lain dengan tidak kalah pedas. (suara)


SANCAnews.id – Kritik dilayangkan Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta, Mukhaer Pakkanna pada Menteri Keuangan Sri Mulyani.

 

Sri Mulyani selalu memainkan logika bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) akan selalu jebol karena subsidi BBM yang menjulang tinggi.

 

Sikap kritis rektor ITB-AD kepada Sri Mulyani diapresiasi oleh begawan ekonomi Rizal Ramli, Sealsa malam (6/9).

 

Pria yang karib disapa RR ini mengaku bersyukur masih ada rektor perguruan tinggi yang berani mengkritik pemerintah, yakni Presiden Joko Widodo.

 

“Alhamdulillaah, akhirnya ada juga rektor yang masih berilmu dan tidak, maaf, ikut menjadi penjilat/memuji-muji sekalipun berlawanan fakta lapangan,” demikian kata RR.

 

Setelah memainkan logika itu, Sri Mulyani lantas menyalahkan kebijakan subsidi kepada rakyat. Padahal subsidi adalah bagian dari kewajiban negara dalam melindungi rakyat.

 

Mukhaer Pakkanna pun bertanya-tanya, apakah tidak ada logika lain yang bisa dimainkan Sri Mulyani selain memaparkan APBN jebol dan kemudian mengusulkan pencabutan subsidi. (rmol)

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.