Latest Post


SANCAnews.id – Seorang polisi di Polsek Way Pengubuan, Lampung Tengah, Ajun Inspektur Polisi Dua Ahmad Karnaen, tewas saat berada di depan rumahnya di Kelurahan Bandar Jaya Barat, Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah, Minggu malam (4/10).

 

Anggota Bhabinkamtibmas di Desa Putra Lempuyang, Way Pangubuan, Lampung Tengah, itu diduga tewas ditembak oleh sesama rekan polisi, Ajun Inspektur Polisi Dua RS, seorang provost di Polsek Way Pengubuan, Polres Lampung Tengah.

 

Peristiwa itu diketahui oleh saksi setempat saat mendengar suara letusan tembakan dan teriakan minta tolong pada Minggu malam.

 

Dalam peristiwa itu, Karnaen sempat dilarikan ke RS Harapan Bunda Bandar Jaya namun korban tidak dapat tertolong, sementara RS menelepon anggota Satuan Provost Polres Lampung Tengah.

 

Kepala Provost Polres Lampung Tengah, Ajun Inspektur Polisi Satu Sriwaluyo, mengatakan, RS telah mengakui menembak Karnaen.

 

Kemudian Kepala Seksi Propam Polres Lampung Tengah, Inspektur Polisi Satu Eko Heri, bersama Kepala Satuan Reskrim Polres Lampung Tengah, AKP Edy Qorinas, menjemput RS yang kemudian ditahan ke Polres Lampung tengah

 

Dalam peristiwa itu polisi menyita barang bukti berupa satu unit revolver, satu unit sepeda motor dinas Bhabinkamtibmas, baju dinas provost yang digunakan RS, satu helem, dan satu jaket. (antara)



SANCAnews.id – Video Irjen Ferdy Sambo dan Fadil Imran beberapa hari setelah kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J terungkap, viral di media sosial.

 

Berdasarkan penelusuran Majalah Tempo, Ferdy Sambo menghubungi Fadil Imran satu -  dua jam setelah kematian Brigadir J. Dua petinggi Polri yang mengetahui informasi tersebut mengatakan, Ferdy mengabarkan kepada Fadil Imran bahwa Yosua dan Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumia alias Bharada E, ajudannya yang lain, terlibat baku tembak. Yosua tewas di tempat.

 

Ferdy juga menceritakan Yosua telah melecehkan istrinya, Putri Candrawathi. Menurut dua petinggi polisi itu, Fadil percaya terhadap informasi itu. Itulah kenapa ia menemui Ferdy lalu memeluk dan menghiburnya pada Rabu, 13 Juli 2022 lalu. "Saya memberikan support kepada adik saya, Sambo, agar tegar menghadapi cobaan ini," kata Fadil saat itu.

 

Fadil juga meneruskan informasi Ferdy Sambo itu kepada Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Nico Afinta dan Kapolda Sumatera Utara Irjen R.Z. Panca Putra Simanjuntak. Mereka bertemu di kantor Polda Metro Jaya beberapa hari kemudian. Seorang penyidik mengatakan pertemuan itu atas inisiatif pensiunan pimpinan Polri.

 

Mereka adalah penasihat di Satuan Tugas Khusus Merah Putih. Ferdy Sambo menjadi Kepala Satgassus Merah Putih  sejak pertengahan 2020. Mereka kerap bekerja sama menjalankan operasi, khususnya pengungkapakan kasus kasus narkotik.

 

Berbagi Tugas

Fadil, Nico, dan Panca berbagi tugas menyebarkan informasi tembak menembak dan pelecehan seksual oleh Brigadir Yosua itu ke banyak orang. Sedangkan Nico dan Panca bertugas melobi para pejabat utama Polri, seperti Komisaris Jenderal Agung Budi Maryodo dan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jendera Agus Andrianto.

 

Agung tak membantah jika disebut telah mendengar pertemuan tiga kepala polda itu untuk menyokong cerita Ferdy Sambo. "Peristiwa itu juga turut kami dalami," kata Agung seperti dikutip Majalah Tempo.

 

Fadil Imran tak menjawab seputar kabar tersebut. "Nanti saja," kata dia pada Sabtu, 3 September 2022 lalu. "Kalau mau nanya itu, tanya ke Mabes saja."

 

Polisi telah menggelar sidang Komite Kode Etik Kepolisian terhadap beberapa anggota Polri yang diduga melakukan penghalangan penyidikan atau obstruction of justice dalam kasus pembunuhan Brigadir J. Sidang kode etik telah memutuskan Ferdy Sambo diberhentikan tidak dengan hormat atau dipecat.

 

Dua anggota polisi lainnya juga telah dinyatakan melanggar etik dan diberhentikan tidak dengan hormat. Keduanya adalah Komisaris Polisi Chuck Putranto dan Kompol Baiquni Wibowo.

 

Mereka telah mengajukan banding atas putusan itu. Hari ini Polri sedianya akan menggelar lagi sidang etik, namun diundur jadi besok. "Cooling down dulu," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo. (tempo)


SANCAnews.id – Skenario dugaan kekerasan seksual atau pemerkosaan yang dilakukan oleh Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J terhadap istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi (PC), diragukan kebenarannya oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

 

Keraguan itu disampaikan langsung oleh Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi, menanggapi adanya pengakuan PC yang mendapatkan kekerasan seksual oleh Brigadir J.

 

"Ya kalau kami meragukan kalau terjadi kekerasan seksual, Yosua kepada Ibu PC," ujar Edwin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (5/9).

 

Edwin lantas membeberkan beberapa hal yang membuat dirinya ragu telah terjadi dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J kepada PC.

 

Pertama, kata Edwin, peristiwa dugaan kekerasan seksual terjadi di Magelang yang merupakan rumah milik PC dan Sambo. Sehingga, rumah tersebut dalam penguasaan PC, bukan Brigadir J.

 

Kedua, kekerasan seksual biasanya dilakukan oleh pelaku yang lebih dominan dibandingkan korban. Padahal, dalam dugaan yang dituduhkan ini, Brigadir J merupakan ajudan, sedangkan PC merupakan istri dari Sambo yang saat itu menjabat Kadiv Propam Polri atau Jenderal Bintang Dua.

 

"Ya, artinya agak sulit diterima," tegas Edwin.

 

Selain itu, dalam aksi kekerasan seksual semacam pemerkosaan atau pencabulan, para pelakunya selalu memastikan tidak ada saksi. Akan tetapi, dalam hal dugaan peristiwa yang terjadi di Magelang tersebut terdapat banyak orang.

 

"Jadi, mudahlah buat PC untuk mencegah peristiwa itu, atau setidaknya tidak aman buat Yosua untuk melakukan aksi itu," terang Edwin.

 

Lebih lanjut, menurut Edwin, dalam rekonstruksi terlihat dan tergambarkan keanehan. Di mana, Edwin mengaku aneh jika benar ada kekerasan seksual di Magelang, PC masih menanyakan keberadaan Brigadir J kepada RR.

 

"Dia menanyakan, kalau kita sebut misalnya dalam konteks skenarionya, kok masih ada pertanyaan dari korban tentang pelaku? Dan juga tergambar dalam rekonstruksi, Yosua masih menghadap PC di kamarnya di Magelang itu. Artinya kok bisa masih bisa bertemu dengan pelaku? Ini peristiwa luar biasa loh buat perempuan," jelas Edwin.

 

Lalu, PC dan Brigadir J masih berada satu rumah di Magelang satu hari sebelum terjadi pembunuhan. Padahal, rumah tersebut merupakan rumah PC. Sehingga, seharusnya PC bisa dan punya kuasa untuk mengusir Brigadir J jika memang benar telah terjadi kekerasan seksual.

 

Bahkan, Brigadir J juga masih bersama dengan PC dalam satu rombongan perjalanan dari Magelang ke Jakarta.

 

"Yang kedelapan, saya tahan untuk diinformasikan, karena tidak mau mendahului penyidik," ucapnya.

 

Hal lain yang meragukan terjadinya kekerasan seksual itu adalah, PC dan Brigadir J bagaikan Ibu dan Anak. Apalagi, banyak beredar foto-foto bagaimana kedekatan Brigadir J dengan keluar Sambo.

 

Kemudian, Brigadir J merupakan ajudan yang diberikan kepercayaan mengurus keuangan, logistik, dan keperluan ajudan lainnya. Terakhir, Brigadir J bukanlah orang baru. Brigadir J sudah lama bersama PC dan Sambo.

 

"Dan lagi kan, Yosua itu ADC merangkap driver pribadinya Ibu PC. Jadi, dari fakta-fakta itu, sulit untuk memahami dugaan terjadinya kekerasan seksual. Kalau konteksnya adalah kekerasan seksual, itu kan artinya serangan atau paksaan dari pelaku kepada korban," terang Edwin.

 

"Saya lebih sependapat dengan diksi yang digunakan oleh Kapolri. Diksi Kapolri itu ketika di RDP dengan Komisi III ada dugaan asusila. Dugaan asusila itu jauh lebih netral. Betul, betul (suka sama suka)," tuturnya.

 

"Tapi kalau pakai diksi kekerasan seksual, itu artinya paksaan, serangan. Nah paksaan dan serangan itu, kok kayanya enggak tergambar dari hubungan antara PC dan Yosua, seperti tadi yang saya sebutkan," ucap Edwin menutup. *


SANCAnews.id – Dua gereja yang berada di Jakarta Utara diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, pada Sabtu (3/9). Dua gereja tersebut adalah Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jelambar Timur di Penjaringan, Jakarta Utara dan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Jemaat Yordan Gading Griya Lestari di Cilincing, Jakarta Utara.

 

"Jakarta adalah simpul dari  semua unsur yang ada di Indonesia, sehingga rasa persatuan harus diperkuat, khususnya dalam kolaborasi untuk membangun rumah ibadah," tulis Anies dikutip Kantor Berita RMOLJakarta, Senin (5/9).

 

Anies mengatakan, toleransi dan sikap kesetaraan harus terus diamalkan masyarakat dalam semua aspek. Dengan demikian, akan muncul rasa keadilan, sehingga akan terbentuknya rasa persatuan.

 

"Selamat kepada para jemaat, baik dari GBI Jelambar Timur maupun GPdI Jemaat Yordan Gading Griya Lestari, semoga terus terlibat secara signifikan terhadap persatuan dan kesatuan bangsa," kata Anies.

 

Anies juga berharap, gereja tersebut menjadi tempat yang dirasakan kebermanfaatannya bagi lingkungan sekitar. Apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam pembangunan tempat ibadah ini, karena telah menjalani proses sesuai ketentuan yang berlaku.

 

"Penting untuk menjaga keselarasan dengan lingkungan sekitar dan tata ruang Jakarta. Sehingga, selain menjaga kerukunan antarumat beragama, juga semakin menambah kedamaian dan keteduhan untuk Jakarta," demikian Anies.

 

Aktivitas Anies yang akan pensiun sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2022 itu ramai dikomentari warganet. Bahkan tidak sedikit warganet yang berharap Anies bisa berkiprah di panggung politik nasional pada 2024 mendatang.

 

Anies dinilai warganet telah berdiri di atas semua agama dengan mengajarkan toleransi yang kuat.

 

"Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katholik semuanya bapak perhatikan dan perlakukan dengan adil. Kasian mereka yang jualan radikal dan kadrun jadi enggak laku," komentar warganet bernama Akhmad Bakri.

 

"Jakarta lebih damai di tangan Anies Baswedan. Fakta tak terbantahkan," tulis warganet pengguna Instagram Luky Wibowo. *


SANCAnews.id – Pemerintahan Indonesia dianggap tidak berpihak kepada rakyat dengan memberikan beban yang semakin berat dengan menaikkan harga BBM. Mengingat, harga BBM di Malaysia justru diturunkan sesuai dengan merosotnya harga minyak dunia.

 

Direktur Pusat Riset Politik, Hukum, dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam mengatakan, kenaikan harga BBM di tengah turunnya harga minyak dunia menunjukkan salah satu bentuk ketidakberpihakan pemerintah kepada rakyat.

 

"Apalagi kalau kita bandingkan dengan Malaysia yang harganya bisa dua kali lipat dari Indonesia. Kalau dibandingkan dengan produk Shell, Vivo, dan BP misalnya, tidak terlalu signifikan perbedaannya," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (5/9).

 

Akademisi Universitas Sahid Jakarta ini mengaku heran, pihak swasta saja berani jual BBM eceran dengan harga hampir sama. Akan tetapi negara melalui BUMN tidak bisa menjual dengan harga di bawah swasta.

 

"Sungguh ini di luar nalar publik. Kalau swasta menjual hampir sama dengan Pertamina, artinya swasta masih untung. Sekarang kita lihat apakah Pertamina masih mengatakan rugi? Saya kira ini bentuk ketidakperpihakan kepada publik," tegas Saiful.

 

Dengan perbandingan tersebut, kata Saiful, sudah tepat pemerintah mengundang Farel Prayoga ke Istana Negara saat peringatan Kemerdekaan 17 Agustus lalu.

 

"Dengan menyanyikan lagu 'masa iya mau dibanding-bandingin' (wong ko ngene kok dibanding-bandingke), karena memang pemerintah kita mau dibanding-bandingkan dengan negara lain," pungkas Saiful. *

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.