Pulihkan Kepercayaan Masyarakat, Pandawa Nusantara Desak Kapolri Tindak Kapolres Metro
SANCAnews.id – Apresiasi tinggi diberikan kepada Institusi Polri
yang terbilang cepat dalam mengungkap polemik kematian Brigadir J dengan
menetapkan Irjen Ferdy Sambo dkk sebagai tersangka.
"Kepercayaan masyarakat
kepada institusi Polri kembali pulih setelah banyak isu beredar tentang
rekayasa pembunuhan Brigadir J dapat dipecahkan meski melibatkan 83 polisi
terperiksa," kata Sekjen DPP Pandawa Nusantara, Faisal Anwar dalam keterangan
tertulisnya, Senin (22/8).
Kini, masyarakat masih menunggu
pengungkapan Polri soal motif di balik penembakan Brigadir J di rumah dinas
mantan Kadiv Propam Polri beberapa waktu lalu.
Sikap Polri yang enggan
membeberkan motif pembunuhan Brigadir J pun tak dipungkiri telah menjadi bola
liar. Muncul berbagai spekulasi, mulai dari isu pelecehan, perselingkuhan,
hingga mengarah kepada judi online.
"Sah-sah saja jika
masyarakat memiliki spekulas tersebut, bahkan opini masyarakat mengarah pada
pengungkapan yang lebih besar tentang kekaisaran Ferdy Sambo di tubuh
Polri," sambungnya.
Selain itu, masyarakat juga
tertuju pada sosok Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran yang kedapatan memeluk
Ferdy Sambo usai kasus tersebut mencuat ke publik. Belum lagi kematian laskar
FPI yang disebut juga dengan tragedi KM 50 sempat dikait-kaitkan dengan Kapolda
Metro dan Irjen Ferdy Sambo.
Menurut Faisal, dugaan-dugaan
publik tersebut perlu ditindaklanjuti Kapolri Jenderal Listyo Sigit.
"Tentu Kapolri tidak ingin
institusi yang dipimpinnya mengalami distrust publik karena ulah beberapa
bawahan yang terus mengancam nama baik institusi yang dipimpinnya," jelas
Faisal.
Salah satu yang bisa dilakukan
Kapolri adalah dengan memberhentikan Kapolda, sebagaimana dilakukan terhadap
sejumlah jenderal seperti Ferdy Sambo, Kapolres Jaksel, dan beberapa pejabat
Polri lainnya.
"Kami mendukung sepenuhnya
Kapolri yang sedang membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap institusi
Polri dan seyogiyanya mengganti Kapolda agar publik kembali mempercayai
Polri," tandasnya. (rmol)